03. Oh, Damned!

2.7K 183 7
                                    

Ps: Mohon bersabar karena chapter ini mengandung banyak narasi.

****

Reliy melakukan striptease—dalam balutan lingerie merah magenta dan wajah tertutup topeng berwarna senada, bekas pesta hallowen milik Bianca yang ia pinta beberapa hari lalu.

Lagu Tesselattle dari Ellie Goulding, masih mengalun lembut dari speaker portable sebelah komputer, dan di atas bangku bundar, tepatnya di depan pintu kaca yang sengaja dibuka—membiarkan embusan angin menggoyangkan gorden tipis berbahan vitrase—di sanalah Reliy menari. Sesekali Reliy memberikan lap dance dan sinar bulan di Kota Las Vegas yang menembus kamar Reliy, semakin memberikan kesan seksi saat gadis itu melakukan streaptease.

Memberanikan diri untuk menjadi lebih nakal, Reliy sesekali membuka kedua kakinya, menyilang, dan sesekali mengusapnya dengan kedua tangan. Ia menari se-seksi mungkin, seolah menantang siapa saja yang sedang menyaksikan pertunjukan ini untuk memenangkan perlombaan tidak tertulis.

Yeah, perlombaan yang bertajuk, siapa pemilik fantasi paling liar dan paling royal, sehingga layak mendapatkan exclusive phone job with the sexy Jennie.

Jika kalian bertanya apakah Jennie a.k.a Reliy adalah penari striptease professional, maka jawabannya adalah "Tidak". Well, ini merupakan pengalaman pertama bagi Reliy. Namun, percayalah semua pelanggan di situs Very Fun Girl, khususnya lima ratus juta pengikut akun The Sexy Jennie yang menyaksikan aksi Reliy malam ini telah mengira bahwa gadis itu adalah seorang pro.

Hal itu terbukti, dari lajunya deretan komentar di layar komputer dari berbagai username yang meminta Reliy menerima phone call mereka. Bahkan demi mendapatkannya, sebagian besar lelaki kesepian tersebut telah mengirimkan tip melalui vitur balon-balon dollar yang harus dibeli menggunakan uang.

"Only a few minutes left honey and the lucky guy will get me," ucap Reliy, sambil tersenyum seksi serta mengedipkan sebelah mata—memberikan godaan kecil untuk para penontonnya dan ....

... deretan komentar semakin deras di menit-menit terakhir lagu Tesselatte.

Di waktu bersamaan, diam-diam Reliy juga tersenyum kecil saat menyempatkan diri untuk mengintip demi mengetahui berapa penghasilannya malam ini dan semua itu, berada di luar ekspektasinya. Reliy bahkan hampir menjatuhkan rahang ketika melihat deretan angka di layar komputer tua tersebut—oh, well, dengan uang tersebut ia bisa membayar semua tunggakan apartemen selama enam bulan dan ....

... yeah, membantu ekonomi keluarga, setelah ibunya—Mrs. Sara-dipecat sebagai editor di salah satu penerbit di Mesquite.

Kenyataan yang tidak buruk dan Reliy menyukainya.

Lagu Tesselatte berakhir dan Reliy menyudahi tariannya dengan memberikan flying kiss.

Sembari mengenakan kembali jubah lingerie berbahan satin, Reliy melangkah anggun—menyilangkan kaki, seolah sedang berjalan di atas catwalk. Tepat di depan komputer, Reliy merendahkan sedikit punggungnya sekadar membaca sejenak komentar yang tersisa, lalu tersenyum manis.

"Thank you so much for tonight, Honey," kata Reliy, sambil meng-scroll komentar-komentar lalu setelah mendapat beberapa nama yang ia kenal sebagai akun paling royal di setiap pertunjukannya, gadis itu tersenyum. "So for the last chance, I'll choose who will get my phone ... w-what?" Kedua alis Reliy mengernyit, ketika dua komentar terbaru sukses menarik perhatiannya.

TuxedoGuy987: Apa kau bersama orang lain?

FakeSam: Seseorang di belakangmu?

Oh, my God. Batin Reliy, sembari mengusap tengkuknya. Ia menggigit bibir setelah beberapa kali membaca dua komentar tersebut. Reliy yakin, dia tidak sedang berhalusinasi dan hal itu cukup membuat Rely ketakutan karena di sini, tidak ada siapa pun selain dia.

Bianca pergi ke pesta Clay—di pintu 5B05, satu lantai di atas apartemen Reliy yang berada di lantai empat—pukul sebelas, masih terlalu pagi untuk gadis itu.

Jadi jika yang dimaksud mereka adalah Bianca, maka itu adalah suatu kemustahilan. Lagipula andai Bianca di sini pun, dia pasti sudah menonton Reliy di depan pintu kamar, sembari mengejek. Namun, saat Reliy melirik ke tempat biasa Bianca berada ia hanya melihat Dupon—kucing persia peliharaannya—sedang tertidur pulas.

Reliy mencoba untuk tersenyum, menampilkan ekspresi bahwa pengikutnya hanya melakukan prank. Well, akhir-akhir ini lelucon tentang Who's behind you sedang menjadi tren di kalangan anak muda jadi—

"Dia seorang lelaki? Apa? Ikut menontonku di serambi—di belakangku?" Nada suara Reliy berubah panik. Buru-buru, ia merapatkan jubah lingerie dan memperbaiki topeng demi menyembunyikan wajahnya. "Kalian pasti bercanda, 'kan?

"Katakan yang sebenarnya dan siapa yang tercepat akan kuberikan bonus saat phone—"

"I'll take it. That's me."

Jantung Reliy seketika berdegup kencang. Suara berat itu sudah jelas bukan suara Bianca—suara milik lelaki yang sama sekali tidak dikenali Reliy. Tubuh Reliy gemetar—ketakutan jika identitasnya diketahui dan ketakutan jika orang itu adalah penjahat.

Keadaan ini membuat Reliy berpikir cepat, sehingga sebelum semuanya berakhir buruk, diam-diam Reliy meraba meja—mencari sesuatu yang bisa digunakan sebagai senjata mematikan untuk melawan orang itu.

"Oh, damned! Apa kau seorang phone job?" Suara itu semakin mendekati punggung Reliy. "I can't believe it. Kau bahkan bisa melakukannya dengan sangat baik," katanya lagi, sambil terus mendekat dan di setiap langkah yang diambil—Reliy bisa mendengarnya dengan jelas.

Dan semakin jelas hingga Reliy menggenggam senjatanya kuat-kuat.

Reliy menghitung dalam hati. Mengabaikan bunyi komentar masuk dari komputernya.

... tiga.

Empat.

Lima.

... tuj—

"Oh, shit! Reliy Daw—"

Mata Reliy seketika melebar.

"Hentikan atau aku akan membunuhmu!" seru Reliy, setelah mematikan komputer dengan gerakan super cepat dan tanpa ampun memukul lelaki berambut light brown itu menggunakan vas bunga.

Apa yang ingin dikatakan orang itu, Reliy mengetahuinya dan hal tersebut berhasil menimbulkan gerakan refleks.

Dia—lelaki itu—si penyusup—mengetahui identitas Reliy dan akan membocorkannya di hadapan pengguna Very Fun Girl. Reliy tidak bisa membiarkan hal tersebut, sehingga setelah menyadari bahwa si penyusup berhasil dilumpuhkan, Reliy segera mengambil salah satu pecahan belingnya.

Itu lebih baik, daripada menunggu dan kau membuat semua pengikutku tahu. Pikir Reliy dengan tangan gemetar, mengarahkan pecahan vas bunga ke leher si penyusup.

Namun, beberapa saat kemudian Reliy menyadari satu hal. Dan lagi-lagi ia hampir menjatuhkan rahangnya.

Sial! Seharusnya tidak ada rencana membuka pintu kaca, demi menghidupkan suasana. Semua itu salah Hanna Arleen—youtuber terkenal dalam konten striptease—menyarankan pembentukan mood ruangan saat sedang menari.

Reliy merutuki keputusannya. Mengikuti saran Hanna Arleen, ternyata adalah suatu kesalahan sekaligus masalah.

Dan masalah tersebut adalah Tyler Kavinsky. Nama yang seketika terlintas di kepala Reliy, saat dia bisa melihat dengan jelas wajah lelaki itu—si penyusup.

"God damned," bisik Reliy.

****

What do u think about this chapter?

Please give me your vote and comment.

See you later at Sunday ^^

Follow my instagram @augustin.rh

The Bad Boy & My Secret JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang