Reliy dipaksa untuk menemukan kebenaran di antara dua pernyataan yang berbeda, terkait video dirinya sebagai the hottest girl di situs Very Fun Girl-dulu-beberapa bulan lalu.
Dan dua pernyataan berbeda itu berasal dari Bianca serta Tyler.
Oh, fuck! Reliy berharap bahwa dia lebih baik tidak tahu apa pun, daripada melihat sahabatnya dipukuli oleh kekasihnya.
Ingat, kekasihnya yang berarti kekasih Reliy dan itu adalah Tyler Kavinsky.
Yang benar saja, Reliy bahkan harus menerima rasa nyeri di bagian bokong akibat dorongan Tyler, saat ia mencoba menghentikan baku hantam tersebut.
Dan itu ternyata membuat mereka berakhir di ruang keamanan, diinterogasi, hingga sukses menimbulkan perasaan syok, bingung kemudian memilih untuk meninggalkan mereka berdua-ketika Bianca-Tyler mencoba menjelaskan apa yang ingin diketahui Reliy di hadapan security.
Oh, lebih tepatnya Tyler memilih untuk tidak banyak bicara dan hanya mengatakan apa yang harus ia katakan di hadapan para security.
Sedangkan Bianca ... dia membela diri secara mati-matian, hingga membuat Reliy muak dan memutuskan untuk pergi.
Pergi ke mana pun, selama tidak ada dua manusia tersebut.
"Jadi semua benar-benar berakhir." Reliy menyandarkan keningnya pada kedua tangan yang tertumpu pada meja. Mengabaikan suara Taylor Swift di kafe khusus makanan cepat saji. "Mom akan berakhir di peti mati, Peter akan menjadi gila, dan aku ...." Reliy menggantungkan kalimatnya, memikirkan kemungkinan terburuk setelah video tersebut tersebar.
Reliy menghela napas panjang. Ia merebahkan kepala di atas meja. "Mungkin akan mati berdiri karena tidak tahan menjadi pusat perhatian dalam sudut pandang negatif," katanya frustrasi, sambil mencoba menahan diri agar tidak memberikan atensi pada ponsel yang sedari tadi terus berderang.
Untuk saat ini, Reliy akan menduga bahwa dering ponsel itu kemungkinan 20% dari Tyler, 15% dari Bianca, 15% dari mom, dan sisanya 50% pasti dari gossipers. Mereka hanya pura-pura peduli, menanyakan ini-itu, tapi di waktu bersamaan juga menjelek-jelekkan kita.
Menyeruput pepsi kalengnya, Reliy melirik ke arah ponsel yang tergeletak di atas meja. Alisnya mengernyit. "Tiga puluh panggilan Bianca, sepuluh mom, dan ....
"Aku tidak pernah tahu, bahwa grup akan seramai ini dengan namaku di sana-sini," tukas Reliy lalu buru-buru menonaktifkan ponsel, kemudian mencoba berpikir siapa penipu sebenarnya.
Semakin lama, semakin memusingkan dan Reliy belum menemukan titik terang selain mengingat peringatan Annie. Namun, mustahil jika Annie adalah akar masalahnya lalu menggunakan Tyler atau Bianca sebagai perantara.
Sungguh mustahil. Mereka tidak dekat dan Tyler jelas-jelas mengatakan bahwa hanya mempermainkan Annie.
Oh bukan, lebih tepatnya menjaga Annie agar ....
"Ya Tuhan!" Reliy menjerit, hampir melompat, ketika ponselnya berdering keras. Itu panggilan dari Tyler dan tanpa berpikir panjang, ia segera me-reject kemudian me-nonaktifkannya. "It's over, Tyler," bisik Reliy, penuh tekanan lalu segera menghabiskan minumannya.
***
"Tidak bisakah kau berhenti mengetuk dan menggangguku?" keluh Reliy sambil menutup telinga menggunakan bantal, terganggu akibat ketukan yang tak kunjung berhenti.
Reliy tahu siapa yang berada di balik pintu itu. Seseorang yang ia abaikan telepon dan pesannya. Seseorang yang, hingga hari keempat ini masih terus mengejar seperti paparazzi haus berita.
Dan Reliy membencinya.
Bahkan sosok itu sukses membuat hubungannya dengan Bianca merenggang.
Ketukan itu masih terdengar. Sesekali memanggil nama Reliy, seolah tidak ada kata menyerah di dalamnya. Yang mana, beruntung dia tak menyelinap melalui jendela seperti sebelum-sebelumnya.
Jadi karena Reliy merasa sangat terganggu, terpaksa ia pun bangkit dari tempat tidurnya. Melangkah kasar dan mengintip dari lubang kecil di depan pintu.
Tyler Kavinsky. Jelas sekali. Menampilkan wajah kelelahan, seperti manusia tak terurus selama seminggu.
Demi Tuhan itu bukan gaya Tyler dan Reliy cukup berbangga dengan hal itu.
"Aku tahu kau di sana, Babe," ucap Tyler setelah mengetuk pintu dan membuat pupil Reliy melebar. "Just open the door and talk." Tyler mengusap rambutnya ke belakang.
Reliy diam saja. Menjadikan kucuran air di bak cucian piring menjadi satu-satunya suara di dalam ruangan itu.
Dupon bahkan ikut mengeong, mengelus-ngelus kepalanya di kaki Reliy, membuat gadis itu memutuskan untuk menggendongnya.
"Reliy ... kita harus bicara dan jangan tenggelam dalam dugaan," kata Tyler.
Meneguk saliva, Reliy berharap suara tidak terdengar serak kali ini. "Kau diam saja saat security itu menanyaimu dan kau memukul sahabatku."
"Dia pantas untuk itu, Babe."
"Dan kau pikir, kau pantas melakukan itu."
"Yeah. Because she let you know about the secret."
Reliy menggeleng pelan. Menggigit bibirnya dan bersandar pada pintu. Jemarinya mengelus bulu-bulu halus milik Dupon. "Kupikir kau telah menghapus videonya, Ty."
Tyler tidak langsung menjawab, tetapi ia menghela napas panjang. "Kau dilarang untuk mencampakkanku dan kau berkewajiban untuk membuka pintu lalu melihat kebenarannya."
"Tidak perlu, Ty," ucap Reliy, "aku sudah melihatnya dan kau tahu bagaimana gossipers itu berbicara. Good bye Tyler, we are done ....
"... because I don't know who is the cheater." Reliy melepaskan pelukannya, membiarkan Dupon menjauh kemudian melangkah mengikuti ke mana kucing itu pergi.
***
Halo!!! FYI aja, cerita ini sudah mau habis dan setelah kuhitung2 Tyler dan Reliy akan berakhir di chapter 41
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy & My Secret Job
Romantik[END] Reliy Dawson tahu, bahwa pekerjaan ini sama sekali tidak mencerminkan kepribadiannya. Namun, itu bukan masalah besar karena selama dua tahun, ia berhasil menjalankan pekerjaan rahasianya tanpa diketahui oleh siapa pun. Akan tetapi, Reliy tidak...