09. A Lot Of Marks

2.1K 142 19
                                    

Pukul tujuh pagi, di saat aroma roti panggang dengan selai kacang di atasnya merasuk ke dalam rongga pernapasan Reliy, hingga menimbulkan reaksi lapar. Dan samar-samar, gadis itu tersadar bahwa seseorang telah menyentuhnya tadi malam.

Tyler Fucking Kavinsky.

Reliy kira itu adalah mimpi, tetapi ia mendapati tubuhnya dalam keadaan telanjang—di balik selimut—dengan pakaian yang berserakan di lantai.

Okay, dia benar-benar melakukan hal gila semalam dan Bianca ....

Reliy tidak sanggup mengatakan apa pun, bahkan berteriak—seperti para aktris lakukan ketika mereka melakukan hal terlarang di malam hari. Satu hal yang bisa dia lakukan hanyalah berlari menghampiri cermin, sembari mengenakan pakaiannya secara asal-asalan dan pada saat itu pula, ia menjerit tanpa suara, tetapi cukup terwakilkan dengan ekspresi terkejutnya.

"Oh my God," bisik Reliy, sambil meraba dadanya karena menemukan satu tanda berwarna kemerahan. "Kiss mark?" Wajah Reliy semakin panik dan seribu kali lipat lebih gelapan, ketika Bianca memasuki kamar Reliy tanpa mengetuk pintu.

Gadis itu menatap Reliy, dengan tatapan menyelidik dan seolah menelanjangi Reliy yang buru-buru mengenakan kemejanya—tanpa mengancing dan hanya berupaya menutupi tanda sialan pemberian Tyler.

"Reliy Dawson," panggil Bianca, sembari melipat tangan di bawah dada, setelah meletakkan sepiring roti panggang dan segelas susu di meja komputer Reliy. "Jelaskan padaku," titahnya dengan mata yang masih memberikan tatapan menyelidik.

Refleks, Reliy meneguk saliva-nya kuat-kuat. "W-what?"

"Apa kau baik-baik saja?"

"Yes. Umm ... I mean, no." Reliy tergagap lalu menggelengkan kepalanya, dan berharap setengah setengah mati agar tidak menggeletuk.

"Kau terdengar plin-plan."

"Okay, yeah, aku tidak sedang baik-baik saja. Seseorang mengikutiku semalam—seorang stalker dan—"

"Kau berakhir tidur dengannya?"

"Apa?!" Reliy menganga lebar. "Bukan. Kupikir kau salah paham!"

"Which part?" Bianca menaikkan sebelah alisnya, membuat Reliy merasa tersudut karena yang ingin ia bicarakan bukanlah tentang Tyler, tetapi tentang stalker itu.

"Alright. Kau ... berhenti menatapku seperti itu," pinta Reliy dengan nada yang dibuat setenang mungkin, meski di sisi lain ia khawatir jika Bianca mengetahui apa yang semalam ia lakukan bersama Tyler.

Gezz! Sekarang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan masalah Tyler, Bung!

Reliy sedang diikuti dan tentang Tyler ....

... Reliy tidak ingat bagaimana hal itu bisa terjadi, tapi mungkin ia bisa menuntutnya saat mereka bertemu di kampus—nanti—jika Reliy kehilangan rasa malunya.

"Honey ... aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan, tapi kau harus tahu satu hal," kata Reliy sebelum Bianca memotong ucapannya dan secara tersirat meminta, agar gadis itu mau menyimak.

"Seseorang mengikuti, entah dari kapan. Namun, aku menangkap aksinya di perjalanan pulang dari apartemen Tyler—oh, kau ingat 'kan bahwa aku adalah babu si Sialan itu? Dan asal kau tahu, dia, stalker itu mengambil fotoku secara diam-diam kemudian menyekapku lalu—"

"Kau tidak sadarkan diri dan tidak ingat apa pun," sela Bianca terdengar sok tahu dan Reliy mengangguk pelan.

"Dan kau tahu inti masalahnya, bukan? Suara-suara itu, tingkah lakunya, begitu menakutkan sama seperti—"

The Bad Boy & My Secret JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang