22. Is This Really Goodbye? (a)

1K 95 26
                                    

Musik bernuansa koboi itu kembali terdengar di telinga Reliy, membuatnya refleks meletakkan bantal di kepala demi meredam suasana khas di rumahnya.

Sebenarnya mom dan Peter menyukai musik koboi, hingga mereka memiliki hobi serupa yaitu memutar musik tersebut dengan volume suara terlampau keras.

Padahal hari ini kamis, bukan akhir pekan di mana pesta akan terlihat di mana-mana jika kau berada di Mesquite. Dan bukan pula hari perayaan hingga kau harus mendengar dentuman musik keras di sekitarmu—jadi simpulkan saja, bahwa dalam kondisi seperti ini Reliy benar-benar terganggu. Padahal ia sedang dalam keadaan gundah karena akhir yang seperti demikian.

Yeah akhirnya, semua berakhir saat Reliy menginjakkan kaki di Mesquite dan ketika Reliy benar-benar mem-blokir kontak Tyler. Demi mom. Demi baktinya kepada mom.

Sungguh tidak masuk akal. Pasalnya Reliy memutuskan untuk menjadi seorang pecundang, sekaligus pembangkang dan juga seorang gadis penurut di waktu bersamaan, selama seminggu.

Suatu kombinasi yang aneh, jika kau harus mengambil keputusan serupa dengan Reliy.

Namun, begitulah yang terjadi setelah percekcokan antara Mom, Tyler, dan Reliy di kafe dekat gereja beberapa waktu lalu—di mana Reliy mengakhrinya dengan cara seperti seorang pecundang.

Bahkan pada hari itu pula—saat mereka masih di Las Vegas—Reliy mengabaikan semua panggilan telepon dari mom dan memilih untuk menangis di depan danau buatan, penuh pasangan di atas perahu angsa. Hingga malam harinya ketika Reliy kembali pulang, ia malah menemukan mom sedang terlelap—mungkin menunggu Reliy—di depan gedung apartemen.

"Kau tidak masuk dan memilih untuk menungguku di sini?" tanya Reliy dengan nada dingin, sembari merapatkan jaketnya.

Mom terbangun, setengah menggigil meski tubuhnya telah diselimuti jaket panjang berbahan woll. Dan ... ada selimut bau apek di sudut bangku yang mungkin dipinjamkan Mr. Collins—penjaga gedung apartemen—untuk mom, karena mengira wanita itu adalah tuna wisma.

"Maaf, aku tidak bisa membiarkanmu berada di luar sendirian dan kuharap—"

"Aku akan ikut denganmu," ucap Reliy, "Meninggalkan Las Vegas dan kembali ke Mesquite."

Seketika ekspresi mom berubah, tampak terkejut sekaligus kecewa, tetapi juga bahagia. "How about your study, honey?"

"Our money won't be enough. Aku telah kehilangan pekerjaanku dan terjebak dalam kehidupan yang salah." Reliy menggigit bibir bawahnya, sebisa mungkin terlihat kuat padahal hatinya terluka karena mencintai Tyler. "Bukankah kau ingin aku menjauhi lelaki itu? Percayalah, aku bahkan tidak mau memimpikannya."

Well, kalimat terakhir merupakan kebohongan dan Reliy tahu hal itu akan semakin besar tidak lama lagi.

Jadi sebenarnya, sudut hati Reliy juga diliputi oleh penyesalan.

Entah apa yang salah dengan Tyler, hingga Reliy sedikit pun tidak bisa memercayai Tyler. Yang jelas saat berada di danau buatan, Reliy berpikir bahwa menjauhi Tyler adalah keputusan terbaik sebab seorang ibu tidak pernah salah dalam memberikan saran.

"I have said goodbye, so that means I have to go." Reliy tersenyum getir, sambil mengambil ponselnya dan diam-diam menghapus foto candide Tyler yang tersimpan di galerinya.

Dan mulai hari itu, Reliy pun resmi melupakan Tyler.

Atau mungkin itu hanyalah sekadar kamuflase, sebelum Reliy menjadi seorang pemberontak hari ini—setelah seminggu berada di Mesquite, berperan sebagai manusia paling menyedihkan.

Yeah, hari ini—lebih tepatnya Kamis, ketika mom selesai mengantarkan makan siang—saat Peter mengetuk pintu kamar Reliy dengan sangat keras sambil membawa paket dari Las Vegas.

"Cepat buka pintunya atau kau akan menyesal, Reliy!" ancam Peter, sambil terus mengetuk hingga pintu bercat merah jambu itu bergerak secara kasar.

Reliy berdiri di depan pintu, dengan rambut singanya dan dengan maskra plus eyeliner yang membentuk mata panda di sepasang netra gadis itu.

Tanpa bertanya, Peter pun tahu bahwa Reliy lagi-lagi menangisi hal serupa; menangisi seorang lelaki bernama Tyler dan menangisi mom yang tidak merestuinya. Peter tidak suka menguping, tetapi selama seminggu ia terpaksa mendengar bagaimana mom dan Reliy selalu memperdebatkan masalah Tyler.

"Jika kau ke sini untuk memberikan sebuah nasihat, maka bukan di sini tempatnya," ujar Reliy, sambil sesekali terisak habis menangis.

"Paket untukmu dari Las Vegas."

Reliy menaikkan sebelah alisnya, lalu menengok sejenak paket tersebut dan melihat alamat pengirimnya.

Awalnya, Reliy pikir itu dari Bianca. Namun, ketika Reliy membuka paket tersebut dan menemukan nama yang tertera di kartu ucapan ... netra Reliy refleks melebar.

Dari lelaki yang sering kau panggil Tyler Fucking Kavinsky.

"Kupikir kau tidak bisa melupakannya demi membahagiakan mom, Reliy," ucap Peter, sembari menyerahkan paket yang sudah tidak tersegel lalu bersiap meninggalkan kamar Reliy yang super berantakan. "Dia tidak seburuk yang kau dan mom pikirkan. Percayalah karena aku juga seorang lelaki."

Reliy terdiam sejenak, sembari menghapus sisa air matanya yang telah mengering selama seminggu dan mengusap kartu ucapan bertuliskan nama lelaki sialan itu.

Bagaimana pun, seminggu tanpa kehadiran Tyler ... entah mengapa Reliy merindukannya.

Dan sayangnya, lelaki itu juga terlalu menuruti Reliy—setidaknya untuk masalah ini—Tyler sama sekali tidak mengganggu hidupnya.

"Then I don't know, is this really goodbye or ...." Reliy menggantungkan kalimatnya, memerhatikan paket pemberian Tyler lalu menatap Peter. "Please tell mom to forgive me."




****

No author note 😋😋

Karena ini chapter selingan jaga-jaga kalau Jum'at w kagak bisa update.

Semoga terhibur yaw ^^

The Bad Boy & My Secret JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang