30. Please, 'Babe' Me

1.1K 98 9
                                    

So the headline is ....

Tyler Kavinsky mengencani Reliy Dawson dan sedang berciuman di kelas Politik Amerika.

Umm ... that's fine for Tyler, but not for Reliy.

Pasalnya Reliy menolak mentah-mentah setiap kali Tyler mencoba untuk memamerkan hubungan baru mereka. Seperti;

Pertama, sejak pagi Tyler memaksa Reliy untuk pergi ke kampus dengan menumpang mobilnya. Reliy jelas menolak, meski ia sendiri—jika bukan Tyler—pasti tidak akan menolak tawaran tersebut sebagai upaya menghemat pengeluaran. Namun, yang mengajak adalah Tyler—pacar barunya—dan Reliy tahu bagaimana hal ini bisa berakhir.

Demi Tuhan! Jika itu bersama Tyler, Reliy yakin bisa saja, ia tidak akan pernah sampai di kampus dan malah berakhir di tempat tidur Tyler.

Anyway ... pada saat itu Reliy segera menepis praduga tersebut. Terlalu mesum dan dia bukan penganut seks di luar pernikahan. Tapi ....

Ini Tyler!!! Dan lelaki itu tidak akan pernah menyerah karena setelahnya—yang Kedua; Tyler mengangkat tubuh Reliy kemudian memasukannya ke dalam mobil, sampai mereka tiba di parkiran kampus, dan menjadi pusat perhatian.

Yeah, benar-benar awal dari perhatian itu akhirnya tertuju pada Reliy.

Semua orang menatap Reliy akibat Tyler bersikap terlalu norak dengan terus mengangkat tubuhnya di atas bahu, sepeti apa yang dilakukan Mr. Grey terhadap Anna.

Well, Reliy tidak terkesan dengan hal tersebut sebab ia merasa bahwa Tyler telah mengambil saat-saat pribadinya.

Lalu yang ketiga, ini yang terparah, di kelas Politik Amerika, Reliy sudah setengah mati—sekadar menjaga jarak dengan Tyler—bahkan sengaja duduk di bangku paling dekat dengan meja Professor—demi menghindari pembicaraan tentang dirinya dan Tyler. Namun, akibat gumpalan kertas sialan yang diarahkan ke arah Reliy, Tyler pun sukses mendapatkan keinginan tersebut dan ....

Ciuman panas itu pun dimulai.

Meski Reliy refleks terkejut, memberontak, tapi di lain sisi juga menikmati. Ingat, Tyler pencium handal—memiliki tenaga lebih besar, daripada Reliy—dan jika Professor Jonson tidak berdeham, maka semua belum berakhir.

Demi Tuhan setelah semua berakhir (cukup bising), di depan Professor Jonson dan siapa pun yang berada di kelas ini, Reliy menyepakati bahwa serangan mendadak itu terasa seperti ....

... ditelanjangi di hadapan umum dengan tubuh penuh kotoran babi.

Memalukan!

Dan opsi keduanya, Reliy juga merasa bahwa Tyler Kavinsky—pacar barunya—sedang memancing masalah karena telah merusak ketenangan di kelas Professor Jonson.

"Miss Dawson, apa kau melakukannya secara sadar? Dan ...,"—Professor Jonson mengalihkan pandangannya ke arah Tyler—"apa kau belajar sopan santun, Mr. Kavinsky?"

"I'm sorry."

"Nope."

Professor Jonson menaikkan kedua alisnya, terutama setelah mendengar dua jawaban berbeda dari sepasang anak muda di hadapannya, lalu mengambil buku Reliy dan menutupnya. "Belajar sopan santun dari kekasihmu itu, Mr. Kavinsky dan ....

"Silakan temukan ruangan lain, jika kalian tahu maksud—"

"Then we'll go before you ask, Sir," sela Tyler dengan mimik yang lagi-lagi tidak menunjukkan rasa bersalah—seolah kejadian barusan adalah hal lumrah—lalu mencium cepat di pipi Reliy dan tanpa menunggu gadis itu memulai perdebatan, Tyler menarik tangan Reliy.

Yang mana Reliy sebenarnya ingin memohon agar Professor Jonson tidak mengusirnya dari kelas.

"Kau gila?!" Reliy menghempaskan tangan Tyler setelah lelah berlari dan berakhir di belakang kampus.

Tyler terkekeh. "Tidak ada yang lebih gila, daripada aku."

"Then I should go back."

"No."

Memutar mata, Reliy ingin sekali membenturkan kepala Tyler agar lelaki itu melupakan apa status mereka sekarang. "C'mon, Tyler! Kau tahu, masa depanku ada di kelas itu."

"Dan kau pikir aku bukan masa depanmu?"

"Well, kita hanya kencan."

"Jika aku ingin lebih?"

"Sayangnya kau belum cukup umur."

"Sayangnya aku punya penghasilan yang membantu biaya hidupmu." Tyler bersandar, mengatakan hal demikian dengan nada rendah sehingga memberikan tanggapan bahwa lelaki itu meminta pamrih.

Reliy mengalihkan pandangannya, menatap Tyler dengan tatapan tak percaya lalu berkata, "Fine. Akan kuganti semuanya setelah aku mendapatkan pekerjaan."

"Pekerjaan itu ada di depanmu," tukas Tyler dan Reliy paham betul apa maksudnya.

Sejak semalam, setelah ciuman di bukit tandus dan setelah Reliy menyetujui keinginan Tyler untuk menjadi miliknya, Tyler mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan Reliy kembali pada pekerjaan sebelumnya.

Apa pun itu yang termasuk dengan memamerkan kumolekan tubuh.

"Rawat aku, maka akan kubayar empat ribu dollar," tawar Tyler—sama seperti sebelumnya—dan Reliy masih saja tergoda, meski ia tahu yang dimaksud merawat itu bukan sekadar memasak atau membersihkan apartemen.

... tapi, bisa jadi mengarah pada urusan ranjang.

"Terlalu mahal untuk menyewa jasa bersih-besih." Reliy memperbaiki letak kacamatanya, menurunkan sedikit rok lipit hijau tosca—agar Tyler tidak bisa mengintip sesuatu yang ada di baliknya. "Lagipula, bukankah kau—"

"Karena lebih baik kau, daripada orang lain." Tyler menarik dagu Reliy, memangkas jarak di antara mereka lalu berbisik tepat di telinga Reliy. "You are in danger, Babe. So please, 'Babe' me to keep you safe."







*****

Sorry, sebenarnya aku gak pede sama chapter ini. Tapi daripada gak update2, aku paksakan buat update. But I promise, bakal ganti chapter ini menjadi versi yang lebih baik dan tenang aja, enggak bakal mengubah keseluruhan chapter kok.

See you

The Bad Boy & My Secret JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang