41. The Truth Under Punishment

1.8K 98 14
                                    

Suara ketukan palu tanda sidang berakhir berbunyi. Reliy tidak bisa menahan deras air matanya, begitu pula dengan Annora—wanita yang baru dikenalnya beberapa jam sebelum sidang Tyler—seorang pengacara, sekaligus kakak kandung lelaki itu.

Demi Tuhan, bukan hanya dua perempuan itu yang menangis, tetapi beberapa orang lainnya pun turut menangis—termasuk orang tua Clay dan juga Annie. Mereka semua menangis, setelah mendengar keputusan hakim bahwa tidak ada satu pun di antara mereka yang lolos dari hukuman penjara.

Tyler, Annie, dan Clay ....

... mereka terpaksa menjalani masa tahanan akibat kesalahan mereka masing-masing.

Dan Reliy ... tidak menyangka akan menjadi salah satu saksi mata yang ternyata memberatkan hukuman Annie dan Clay.

Akan tetapi, percayalah Reliy tidak peduli dengan mereka berdua. Reliy hanya peduli tentang Tyler dan ia menyesali keputusan menjauhi Tyler, hingga mengakhiri hubungan mereka tanpa sedikit pun memercayai atau bahkan mendengarkan lelaki itu.

Demi Tuhan Jesus, Reliy menyesal. Jika hal itu tidak ia lakukan, hari ini pasti tidak akan terjadi.

Tidak ada kasus pelecehan seksual.

Tidak ada kasus percobaan pembunuhan.

Dan tidak ada kasus pemerasan.

Bahkan, jika Reliy tidak keras kepala dan berani berbicara—sekadar melapor ke pihak kepolisian—semua yang menimpa Tyler pasti tidak akan terjadi. Lalu bisa saja Reliy dan Tyler, kemudian Bianca dan Jason akan berakhir bahagia, hidup dengan damai sebagai pasangan.

Namun, kenyataannya tidak. Reliy telah menyeret teman-temannya dan orang yang ia cintai masuk ke dalam masalah, hingga membuatnya harus tinggal di balik jeruji besi.

***

"Jika ini film, maka bagian yang ini akan berjudul The Truth Under Punishment," ucap Tyler sambil tertawa mengejek, ketika melihat Reliy lagi-lagi menangis di hadapannya.

"Seharusnya kau tidak berada di sini," ucap Reliy, "kau nyaris membunuh mereka karena ingin menghentikan kejahatan mereka."

"—tapi hukum menyalahkan kekerasan fisik."

"—tapi aku yang memulai semua ini."

Tyler mengusap air mata Reliy menggunakan ibu jarinya, kemudian mengangkat dagu gadis itu. "Pertanda kau ingin bertukar posisi, eh?"

"Akan kulakukan."

"Ck! You are fucking insane," umpat Tyler dan sedetik kemudian Reliy menarik baju Tyler hingga ia mendaratkan bibirnya di bibir lelaki itu.

"I love you, Ty," bisik Reliy di tengah matanya yang basah, lalu kembali mencium Tyler sebelum lelaki itu mengulang kalimat makiannya. "I love you so badly."

Tyler mengcengkram pelan dagu Reliy, mengisyaratkannya untuk berdiri kemudian memutuskan jarak yang sebelumnya terhalang kursi menjadi saling berpelukan dan berciuman.

Dehaman polisi yang sedang berjaga pun Tyler abaikan. Pasalnya, Reliy telah memancingnya dan Tyler menerima umpan tersebut dengan sangat baik, sehingga satu-satunya jalan adalah melanjutkan ciuman tersebut dengan sangat-sangat intim.

Jesus! Sudah lama Tyler menunggu momen ini dan seminggu di dalam penjara bukanlah hal terbaik jika dibandingkan dengan ciuman Reliy, sehingga tiba-tiba saja pikiran kotor itu terbesit di dalam otak Tyler.

"Babe, ayo ke toilet," bisik Tyler dengan deru napas tidak terkontrol, sambil menyandarkan keningnya di kening Reliy.

"What?"

"Let me fuck you. Right now. Every where we can fuck."

"No," tolak Reliy sambil melangkah mundur, tetapi ditahan oleh Tyler.

"Please. I love you too and I want to be a man who deserves it."

"Tunggu sampai kau bebas, Ty. Untuk sekarang hanya—"

"Maaf waktu kalian habis," potong sipir bertubuh gempal yang sedari tadi berusaha bersikap cuek dengan gairah dua pemuda tersebut.

Dan teguran tersebut refleks membuat Tyler mendecak dan Reliy bisa bernapas lega.

"Aku akan mengingat semuanya, Ty. Tentang kau yang ingin membuatku percaya bahwa semua ini bukan kesalahanmu, tentang bahwa dua manusia itu adalah manusia paling payah sedunia dan ... tentang bahwa aku hanya mencintaimu."

"Bukan, tapi tentang betapa payah dirimu yang membiarkan kejahatan menang di atas kebaikan. Kau payah Reliy dan selamanya kau akan menjadi pesuruhku."

Reliy mengusap air matanya lagi kemudian tersenyum dan memeluk Tyler. "The sexy maid, who will dance under you."

"Right now."

"Not now, but soon."

"Fuck," maki Tyler kemudian mencium Reliy lagi sebelum setelahnya ia tidak akan merasakan bibir itu lagi. "Kunjungi aku lagi besok, babe."

"I will," kata Reliy setelah memberikan pelukan terakhirnya kemudian pergi meninggalkan ruang kunjungan setelah Tyler menghilang dari balik bilik pintu ruang kunjungan. "You cacth my secret and keep it as seceret too. You awesome,Tyler."






TAMAT

SERIUSAN TAMAT KARENA ENGGAK MAU PUNYA HUTANG 😂😂

The Bad Boy & My Secret JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang