Reliy sempat khawatir sekaligus fobia, jika ia kembali diculik dengan orang-orang aneh sekelas Keanu atau Robin.
Well, meski kenyataannya masalah Keanu dan Robin merupakan masa lalu yang sudah terselesaikan. Namun, tetap saja kejadian tersebut masih menjadi mimpi buruk Reliy. Ia butuh waktu untuk keadaan menjadi baik-baik saja dan butuh waktu untuk mulai terbiasa dengan kehidupan baru yang super aneh.
Aneh dalam artian, Reliy telah menjadi makhluk sosial penuh kontroversi.
Dan itu tidak jauh-jauh dari perbuatan Tyler.
Sial! Seharusnya Reliy menderita saja karena tidak bisa memiliki Tyler, daripada harus menjadi pusat perhatian akibat kontroversi ala seleberiti kelas sampah.
"Aku menemukan ini grup fashion teman-temanku." Bianca—yang menculik Reliy saat berkencan dengan Tyler—menyerahkan ponselnya kemudian berdiri bersandar pada tembok toilet wanita. "Entah apa yang terjadi, tapi aku sangat terkejut dan stress bagaimana harus membantumu."
Mengambil ponsel yang diberikan Bianca, lantas Reliy mengernyit, garis-garis wajah menegang, dan ia hampir saja menjatuhkan rahangnya. "Ini jelas bukan aku," gumam Reliy, nyaris tak terdengar, tetapi mampu didengar Bianca.
Bianca menghela napas. "I know. Dan kita harus menemukan siapa yang menyebarkan gosip murahan ini," kata Bianca, "but wait, apa Tyler mengetahuinya?"
Ini merupakan pertanyaan paling diluar dugaan Reliy. Tyler dan video itu, tidak ada hubungannya sama sekali!
... tapi jika Reliy mengingat-ingat kembali ucapan Tyler mengenai bahwa Reliy dalam bahaya, apa itu yang dimaksud Tyler?
Baiklah, Reliy tidak tahu apa pun dan dia hanya menduga-duga. Lalu Tyler ....
... Reliy yakin lelaki itu masih menyimpan beberapa rahasia.
"I no idea. I just ... oh my God," lirih Reliy, sambil mengusap kening dengan penuh frustrasi. "Allright, aku memang pernah menjadi top star di situs Very Fun Girl, tapi ... kau tahu, 'kan, B?"
"Yeah, I know. Kau senantiasa menyembunyikan wajah demi perlindungan privacy. Lalu ...." Seketika Bianca menggantungkan kalimatnya, seolah menemukan sesuatu yang baru saja tercetus di otaknya sambil mengacungkan jari telunjuk di hadapan Reliy. "Apa kau pikir ini ada hubungannya dengan Annie?"
"Annie?"
"Yeah." Bianca mengangguk mantap. "Kau ingat bagaimana sikapnya saat Tyler menolaknya demi kau dan apa yang dia ucapkan saat itu?"
Reliy melongo, tidak mampu mengatakan sepatah kata pun dan hanya terdiam dengan otak sepenuhnya blank.
Jadi apa ini yang dimaksud Tyler? Sebenarnya seberapa membahayakannya gadis itu? Reliy benar-benar tak habis pikir dan sebentar lagi, mungkin ia akan berakhir di rumah sakit jiwa. Cukup dirinya, tanpa mom, tanpa Peter.
"Berikan ponselnya." Suara bariton super seksi itu tiba-tiba terdengar di belakang Reliy.
Bianca menoleh—ke arah suara tersebut—otomatis menampilkan ekspresi terkejut luar biasa.
"Berikan ponselnya, Babe," titahnya sekali lagi. "Kau tidak harus melihat berita sampah seperti itu."
"Tyler."
"Isn't you right?" tegas Tyler, mengabaikan posisi Bianca yang sedari tadi hanya bisa diam—khawatir jika lelaki itu melakukan hal gila.
"Absolutly yes."
"Then gimmie the phone."
Lalu Reliy melirik ke arah Bianca, meminta persetujuan secara tersirat. Namun, sebenarnya mereka tidak punya pilihan untuk menolak perintah Tyler.
Yeah, anggap saja apa yang dikatakan Tyler adalah hal mutlak jika kau ingin selamat. Pasalnya semua orang tahu, bahwa lelaki itu sedang menahan emosi, tetapi juga menunggu kapan akan meledak.
Reliy menyerahkan ponsel Bianca dan tentu saja Tyler mengambilnya secara kasar, hingga tanpa peduli bahwa benda tersebut memiliki angka penjualan tertinggi di kelasnya, Tyler menjatuhkannya ke semen lalu menginjaknya beberapa kali.
Tanpa ampun, Tyler merusak ponsel Bianca kemudian menyisir rambutnya kebelakang dan menatap Bianca tajam. "Kau tahu harus melakukan apa, tapi kau tidak melakukannya. So ... what should I do to make you understand, B?" tanya Tyler bernada penuh tekanan kemudian secara tiba-tiba menjambak rambut Bianca dan menyeretnya ke luar toilet perempuan.
Bianca menjerit kesakitan, sedangkan Reliy berusaha keras menghentikan Tyler. Namun, lelaki itu memilih abai, pasalnya Reliy tidak tahu apa pun dan Bianca sengaja menghancurkan apa yang ingin ia jaga.
"Tyler stop!" titah Reliy, sambil berusaha menahan lengan Tyler ketika lelaki itu ingin melayangkan pukulannya ke arah Bianca. "Sebenarnya apa yang terjadi, eh?"
Tyler tetap diam, berusaha keras melepaskan genggaman Reliy dan secepat mungkin ingin menghajar Bianca. Mengabaikan fakta bahwa gadis itu kini menangis—meminta belas kasihan.
Namun, Tyler mengetahui satu hal dan dia tidak akan tersentuh dengan air mata itu. Jadi karena menganggap bahwa kehadiran Reliy hanya akan mengganggu hasrat membunuhnya, maka tanpa pikir panjang Tyler menyingkirkan Reliy.
Tidak tanggung-tanggung, Tyler dengan mudahnya mendorong tubuh Reliy hingga ia jatuh terduduk kemudian segera menyerang Bianca—tanpa peduli bahwa tindakannya telah memancing keributan, hingga beberapa petugas keamanan berlari menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy & My Secret Job
Romance[END] Reliy Dawson tahu, bahwa pekerjaan ini sama sekali tidak mencerminkan kepribadiannya. Namun, itu bukan masalah besar karena selama dua tahun, ia berhasil menjalankan pekerjaan rahasianya tanpa diketahui oleh siapa pun. Akan tetapi, Reliy tidak...