24. I Leave Because You Want It

948 107 28
                                    

Reliy tidak akan bunuh diri. Dan Reliy juga tidak akan mogok makan. Apalagi jika alasannya hanya karena orang tak tahu diri bernama Tyler.

Well, meski sebenarnya Reliy juga telah menghabiskan tenaga hanya untuk menangisi Tyler dan malah menerima zonk karena lelaki itu sedang sibuk mencumbu gadis lain. Padahal andai Tyler tahu, Reliy kembali ke Las Vegas adalah demi dirinya—membohongi mom—mengubah image diri seperti dangerous women.

"Dangerous women?" Reliy mendengkus kesal, ketika lagu dari Ariana Grande terdengar dari tape apartemennya dan mengingatkannya tentang diri sendiri. "It's fucking bullshit! Dia bahkan hanya mempermainkanku dan ...." Reliy menggigit bibirnya. "I lost my job, even my future."

"Tidak semudah itu, Honey."

Reliy mengangkat wajahnya, menoleh ke arah Bianca saat suara gadis itu terdengar dari arah pintu apartemen.

"Kau bahkan bukan peramal dan juga bukan seorang professional." Bianca melangkah kemudian memilih duduk di sisi Reliy. "Lagu itu tidak seperti yang kau pikirkan. Maksudku ... hell! Kau bisa menjadi Dangerous Women sungguhan!"

"I'm just a nerd girl, B."

"No, you are not."

Reliy memutar mata. Tenggorokannya terasa sakit akibat menahan tangis. "You don't know anything."

"Yes, I know anything Reliy," kata Bianca penuh penekanan, sambil menggenggam lengan Reliy. "Tyler berkencan dengan Anniee dan kau melihat mereka sedang berciuman di Restoran China. I found out because Jason told me."

"Kau rujuk?" perhatian Reliy teralihkan hanya dengan satu kalimat terakhir.

Bianca mengedikkan bahu lalu menyampirkan rambut pirangnya di bahu kanan. "Lelaki seperti mereka penuh dengan tipu muslihat, tapi tidak semuanya buruk," jelas Bianca—terdengar terlalu optimis, tetapi malah membuat Reliy berpikir bahwa Bianca adalah budak cinta.

Mengabaikan bagaimana ekspresi dan pikiran Reliy mengenai Bianca, gadis itu justru mengeluarkan sesuatu dari dalam tas belanjaannya. Reliy bisa menebak, bahwa Bianca pasti baru pulang dari acara shooping—setiap sebulan sekali—demi tetap tampil menawan, seperti kelompok populer kampus lainnya—Reliy memaklumi hal tersebut.

Akan tetapi, semakin Reliy mengamati barang belanjaan yang dikeluarkan Bianca, semakin dalam pula kerutan di kening Reliy. Ia mulai kebingungan.

Bingung dalam artian, barang-barang itu sama sekali bukan selera fashion Bianca. Apa gadis itu telah menggeser jenis pakaian kesukaannya? Atau apa sekarang gaya chic dan cute ala Korea Selatan lebih populer akhir-akhir ini?

Reliy benar-benar tidak tahu dan ia merasa seperti ketinggalan zaman karena terlalu larut dalam kesedihan.

"Semua ini untukmu," ucap Bianca, seolah bisa membaca pertanyaan-pertanyaan di kepala Reliy kemudian mengambil salah satu dress berwarna pink soft. "Warna pastel, not my type but ... kau harus mengikuti perintahku besok dan kau harus membuat Tyler menyesal."

"Aku menolak untuk terlalu percaya—"

"Eits." Bianca memotong ucapan Reliy—meletakkan jari telunjuknya di bibir Reliy, sambil menggelengkan kepala. "Sama seperti yang kulakukan pada Jason. Kau hanya perlu mengikuti dan ambil Tyler kembali. Percayalah, aku tahu kalian saling tertarik.

"Hanya saja, kalian sama-sama suka membuat semua hal menjadi lebih rumit. Kau harus ke kampus besok."

"Tapi—"

"Bibi Sara dan aku sudah membayar tunggakan semestermu, so ... no need to worry, Babe." Bianca mencium kening Reliy kemudian segera membuka T-shirt dan hot pants Reliy, hingga menyisakan sepasang pakaian dalam.

The Bad Boy & My Secret JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang