13. Be Mine And ...

1.9K 140 34
                                    

Demi Tuhan! Reliy masih mengingatnya dengan sangat jelas, meski sampai saat ini dia pun berusaha untuk melupakan kejadian semalam.

Kejadian semalam yang menurut Reliy merupakan hal di luar nalar. Oh, c'mon! Masalahnya sejak kapan Reliy bisa memohon agar Tyler tidak pergi dan bersedia menginap di apartemennya.

Dia pasti sedang dalam keadaan mabuk karena terlalu banyak mengonsumsi alkohol, saat pesta sederhana demi merayakan momen terlangka roommate-nya—Bianca. Alright, tidak perlu mengutuk atau menyalahkan Bianca, sebab hal itu terjadi atas inisiatif Reliy sendiri dan Bianca mengundang Jason—kekasih tercinta—lalu Jason mengajak Tyler yang merupakan sahabat dekat lelaki itu.

Jadi seharusnya Reliy menyalahkan diri sendiri karena mau diajak pergi oleh Tyler, hanya karena pasangan dimabuk asmara itu akan melakukan hal erotis—dalam keadaan mabuk.

Atau mungkin tidak. Reliy yakin ia tidak akan mabuk hanya dengan meminum empat kaleng beer, sebab biasanya dia membutuhkan sepuluh kaleng beer untuk benar-benar kehilangan kesadaran.

Jadi yang semalam itu apa? Mengapa Reliy bisa memohon agar Tyler tidak meninggalkannya dan meminta lelaki itu untuk menginap? Apa karena ciuman panas di dalam mobil? Atau karena secara tidak langsung Tyler telah mengungkapkan rasa ketertarikan?

Ini masih jadi misteri dan Reliy sendiri pun belum menemukan jawaban, meski di sudut hatinya ia meronta-ronta agar tidak terbawa perasaan. Akan tetapi, satu hal yang diketahui Reliy tentang mengapa Tyler bisa berakhir di tempat tidurnya ....

... orang itu kembali mengikutinya.

Menunggu Reliy di depan gedung apartemennya dengan ponsel seolah sedang merekam mereka berdua.

Bukan hanya itu, Reliy juga merasa bahwa dirinya sedang diteror sebab beberapa menit setelah Tyler selesai mengantar Reliy dan Bianca-Jason menghilang entah ke mana, ia mendapatkan kiriman video berupa kumpulan foto candide dirinya serta beberapa cuplikan segala aktivitas di situs Very Fun Girl.

Seharusnya Reliy melapor, tetapi tidak. Ia terlanjur takut hingga otaknya sempat memerintahkan agar tubuhnya mengalami kelumpuhan sejenak, saat gadis itu baru saja menutup pintu apartemennya.

Menakutkan. Dan hal itu membuat Reliy teringat tentang mantan kekasihnya Robin. Namun, semakin menakutkan karena setelah membuka mata di pagi hari, ia melihat Tyler tepat di sisinya—tertidur dalam keadaan setengah telanjang.

Reliy terbelalak, nyaris berteriak, tetapi berusaha ia tahan, dan beberapa menit kemudian tangan gadis itu sudah menyentuh pipi Tyler—seolah meraba rahang tegas Tyler, mencari-cari jika ada kesalahan dalam struktur wajah sempurna itu.

Nyatanya tidak ada.

"Apa aku punya alasan untuk tidak bercinta denganmu?"

Reliy lantas terkejut, setelah mendengar suara bariton milik Tyler kemudian segera menarik tangannya. Namun, Tyler menahan pergerakan tersebut. "Good morning," sapa Tyler, "seharusnya aku memiliki pengecualian tentang mengapa aku memanggil seseorang dengan panggilan Babe dan tidur di samping seorang gadis tanpa seks."

Reliy mengernyit. Diam-diam memandangi Tyler yang masih dalam keadaan terpejam dan berharap bahwa ia sedang mengigau. "I don't know," bisik Reliy dengan nada gemetar lalu secara perlahan menjauhkan genggaman tangan Tyler. "Yang kutahu, kau memang suka memanggil semua gadis dengan sebutan Babe."

Sepasang netra Tyler terbuka, menampilkan manik cokelat terangnya dan menatap Reliy dalam-dalam. Ia segera menahan tubuh Reliy kemudian berbaring di atasnya—mengunci pergerakan Reliy. "Kau terlalu polos dari yang kupikirkan, kau tahu?"

"Dan kau tidak tahu apa pun tentangku," kata Reliy, berusaha setenang mungkin—seolah melupakan kekonyolannya semalam. "Kepalaku sakit, kupikir semalam aku mabuk berat hingga bertindak bodoh karena memintamu untuk stay."

"Oh, really?"

"Yes."

"Kau nyaris menangis, meneleponku dengan nada gemetar, dan langsung memelukku ketika—"

"It's just acting."

Tyler menaikkan sebelah alisnya. "Pertanda bahwa kau merindukanku hingga hampir mati, padahal kita baru saja—"

"Apa kau tidak ada kelas?" lagi-lagi Reliy memotong ucapan Tyler, sembari bangkit dari tempat tidurnya dan segera mengucir rambutnya menjadi ekor kuda—secara acak-acakan, tetapi terlihat seksi di mata Tyler.

Tyler terkikik. "Pengalihan topik agar tidak tertangkap basah. Well, ini hari minggu dan kau punya tugas untuk membuatkan sarapan untukku dan membersihkan apartemenku," ujar Tyler memutuskan duduk bersandar di atas tempat tidur Reliy, memamerkan perut sixpack-nya. "Tiga puluh menit sebelum kita berangkat."

"Kupikir itu sudah tidak berlaku, Kavinsky." Reliy menaikkan kedua alisnya, sambil melipat kedua tangan di bawah dada karena teringat bahwa Tyler telah menghancurkan rekaman dalam ponselnya. "Ponsel dan videoku, sudah kau hancurkan semalam."

Senyum asimetris terlihat di wajah Tyler. Ia menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jemari.

Reliy meneguk saliva. Yang barusan itu adalah pemandangan cukup seksi untuk menjadi santapan di pagi hari.

"So ... do you know what is it mean, Babe?"

Reliy menggeleng, meski sebenarnya ia tahu apa maksudnya.

Dia hanya pura-pura bodoh, secara tersirat meminta Tyler mengatakannya secara frontal. Meski hati Reliy bertalu-talu tidak siap mendengar hal tersebut.

Pasalnya Reliy tahu, seberapa besar masalah yang akan datang jika berhubungan dengan Tyler dan seberapa rumit hidupnya jika para pengikut di situs Very Fun Girl mengetahui, bahwa ia tengah bersama lelaki lain.

... karena Reliy tahu, mereka—lelaki kurang sentuhan itu—menganggap Reliy a.k.a Jennie sebagai gadis milik bersama dan jika mereka mengetahui Jennie tengah berkencan, maka pemasukan pun akan berkurang.

Sedangkan Reliy sangat membutuhkan uang untuk bertahan hidup.

Tyler mendengkus pelan, memalingkan wajahnya sejenak kemudian kembali menatap Reliy. "Be mine and don't—"

"Are you hungry? Then I have to go, right now," sela Reliy terburu-buru dan segera meninggalkan kamar dengan jantung yang luar biasa berdebar.

Sedangkan Tyler, hanya tersenyum asimetris kemudian memutuskan untuk menyusul Reliy—mengganggunya dan membuat gadis itu merasa kesal.

Atau mungkin mencumbunya sebagai sajian pembuka di pagi hari.

"That sexy ass is only mine, just information for you, Dude," bisik Tyler yang tiba-tiba saja berhenti di depan komputer Reliy kemudian menyalakannya dan mengetik sesuatu di akun pribadi Very Fun Girl milik Reliy.

"Dan sebagai bonus," kata Tyler lagi, sambil memasang ekspresi dinginnya—mengirimkan foto selfie bangun tidur paling seksi di dunia.

Well, Tyler benar-benar telah menghancurkannya. Tanpa sepengetahuan Reliy dan tanpa diskusi.

Semoga perang dunia tidak akan terjadi setelah ini.  



****

Pendek, ya? 😅😅 haha mian.

Semoga suka, ya ^^

Menurut kalian ttg chap ini, please?

The Bad Boy & My Secret JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang