Sejak awal Reliy memang tidak dianjurkan untuk berharap, apalagi berkhayal jika kencan yang dimaksud Tyler merupakan kencan manusia normal penuh keromantisan dan hal-hal manis.
Well, semua itu salah besar dan jauh dari angka satu persen.
Pasalnya di menit ke enam puluh, Reliy sukses mengeluarkan seluruh isi perutnya. Dan hal itu terjadi karena Reliy selalu dilanda kemalangan jika berhubungan dengan pertanyaan berbumbu konsentrasi penuh.
Dan Tyler entah bagaimana, selalu menjadi pemenang lalu dengan sesuka hati menyiksa Reliy dengan permainan ekstrim yang selalu dijauhi Reliy.
Allright. Sepenuhnya, ini bukan kencan, tapi penyiksaan. Pikir Reliy ketika rasa mual itu kembali datang dan terpaksa membuatnya harus segera mencari tong sampah.
Yang mana Reliy tidak peduli lagi, jika perbuatannya itu akan mengundang perasaan jijik siapa saja yang melihatnya.
Percayalah, itu terjadi karena Reliy terlalu lelah keluar-masuk toilet untuk sekadar muntah.
Sedangkan Tyler, pelaku di balik semua ini justru sedang bersantai ria sambil mengunyah permen karet dan mendengarkan musik melalui ponsel.
Lelaki itu bahkan tampak tidak terlalu peduli dengan kekacauan yang ia lakukan dan tidak peduli, jika banyak gadis yang memerhatikannya.
Menjengkelkan. Batin Reliy lagi, sambil menutup mulut dengan tangan kirinya kemudian segera melemparkan tas ke arah Tyler-tepat di bagian kepala-berharap agar lelaki itu bisa memberikan sedikit empati atas perbuatannya.
"Take my bag, please," ucap Reliy, "I want to vomit."
Dan sebelum Reliy mengotori telinganya dengan makian Tyler, ia segera berlari menuju tong sampah terdekat yang berada tepat di samping bangku taman, berhadapan langsung dengan jet coaster, dan mengingat betapa cepatnya permainan itu membuat Reliy merasa mual seribu kali lipat.
"Kau yakin tidak sedang hamil, 'kan?" tanya Tyler, sambil mengangkat rambut Reliy-membuatnya agar tidak terkena muntahan gadis itu. cukup manis, tetapi percayalah jika tidak dalam kondisi seperti sekarang, maka tas Reliy pasti akan kembali mengenai kepala Tyler. "Meski belum melakukan seks, aku akan bertanggung jawab."
"Check your brain, Tyler!" ketus Reliy kemudian menyeka sudut bibirnya menggunakan tissue, sekadar berjaga jika ada sisa-sisa muntahan di sana. "Aku bahkan belum pernah melakukan seks dan kau pikir hamil. Kau tolol atau apa?"
"Horny."
Reliy memutar mata. "Kau pura-pura amnesia."
"Yes that's fun. By the way, I like to hear your scream, especially if you call my name like that." Tyler mengedipkan sebelah matanya kemudian mendekatkan wajahnya dan berbisik. "Tahu bagaimana cara menyembuhkan rasa mual?"
Reliy menggeleng.
"Berikan ponselmu," titah Tyler yang entah apa lagi yang ingin dia lakukan, tetapi dengan polosnya Reliy malah memberikannya tanpa perdebatan.
Atau mungkin Reliy sudah terlanjur malas berdebat dengan Tyler.
Yeah, sungguh-sungguh malas karena sekarang Reliy merasa lapar.
"Kau siap?" tanya Tyler dengan senyum asimetris yang menurut Reliy. Namun, mengundang tanda tanya di kepala Reliy. Maksudnya, siap untuk apa?
Jadi Reliy menggeleng dan pada saat itu pula, Tyler memangkas jarak di antara mereka-mengarahkan ponsel seolah sedang melakukan selfie--mencium bibir Reliy dengan mengabaikan fakta bahwa gadis itu baru saja muntah.
Tentu saja Tyler melakukan hal tersebut karena memiliki alasan. Namun, Reliy tidak mengerti dan secepat mungkin segera mendorong dada Tyler kemudian berusaha merebut ponsel tersebut.
"Kau gila! Berikan ponselku dan jangan mencoba untuk--"
"Just trust me." Tyler mengangkat tangannya, membuatnya agar Reliy tidak bisa mencapai ponselnya. "Harus ada bukti bahwa kau sudah bersamaku."
"What? Apa kau remaja labil?!"
"No."
"Lalu kembalikan ponselku dan hapus apa pun yang kau lakukan tadi," perintah Reliy, masih dengan usahanya merebut ponsel, tetapi tetap sia-sia.
Faktanya, Tyler terlalu tinggi dengan lengan panjang yang membuat Reliy jelas tidak mampu mencapainya, meski harus melompat setinggi-tingginya.
"Tidak, sampai semuanya berakhir dan kau aman, Reliy," ucap Tyler kemudian segera meninggalkan Reliy dan melakukan sesuatu di ponsel gadis itu, sembari mengabaikan seseorang yang terus memanggil sambil mengejar.
"Fuck, Tyler!!" maki Reliy kemudian berbalik meninggalkan Tyler--memutuskan untuk tidak mengejar.
Sayangnya, itu adalah keputusan yang salah dan untuk kesekian kalinya ....
... Reliy kembali menghadapi situasi serupa.
Dengan orang-orang yang berbeda.
Sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy & My Secret Job
Romansa[END] Reliy Dawson tahu, bahwa pekerjaan ini sama sekali tidak mencerminkan kepribadiannya. Namun, itu bukan masalah besar karena selama dua tahun, ia berhasil menjalankan pekerjaan rahasianya tanpa diketahui oleh siapa pun. Akan tetapi, Reliy tidak...