29. The Secret That I Need to Know

973 102 35
                                    

Selama tinggal di Las Vegas, Reliy tidak pernah tahu bahwa kota ini memiliki tempat tersembunyi paling indah se-alam semesta jika dinikmati pada saat pergantian matahari dan bulan.

Di dataran tinggi yang mana seseorang mengatakan tempat itu merupakan perbukitan tandus, Reliy bisa menyaksikan ribuan lampu kota berpadu dengan langit orange, bertebar bintang dan bulan tipis, serta lilitan kabel listrik yang menjadi tumpuan burung gereja memadu kasih. Kombinasi yang terbilang klise, jika ini adalah drama romansa, tetapi percayalah Reliy sangat menyukai pemandangan tersebut.

Atau mungkin Reliy memiliki alasan lain, sebab menghabiskan waktu selama tiga jam hanya untuk duduk di tempat, sambil menyaksikan hal serupa bukanlah gaya Reliy.

Faktanya, Reliy lebih betah jika berada di perpustakaan atau di mana pun selama ia bisa menemukan sebuah buku. Dan hari ini, adalah hal paling berbeda dalam hidup Reliy, di mana dia bisa bersama Tyler—dalam waktu yang terbilang cukup lama—dengan kondisi setenang mungkin, seperti kau berada di sebuah pemakaman. Bahkan pembicaraan penuh emosi, sama sekali tidak terdengar seperti biasanya.

Jadi Reliy sepakat, bahwa hari ini ....

... tidak ada lagi drama.

Tidak ada lagi prinsip mempertahankan ego.

Dan tidak ada lagi pikiran negatif tentang Tyler Kavinsky.

Itu yang dikatakan Peter dan Jessi, ketika mengantar Reliy untuk kembali ke Las Vegas. Dan sebagai tanda, bahwa Reliy mampu bersikap lebih dewasa dalam menangani permasalahan.

Dengan kata lain, sebisa mungkin Reliy mencoba memendam semua itu dan berusaha untuk lebih tenang mendengarkan pengakuan Tyler—yang merupakan hal langka, sekaligus sesuatu berbeda—tanpa menyela sedikit pun. Setidaknya semua ini Reliy lakukan demi menyelamatkan perasaannya terhadap lelaki yang tengah duduk di sisinya.

"Seharusnya kau mengatakannya lebih awal," kata Reliy ketika Tyler akhirnya bisa menghisap rokoknya, setelah berbicara panjang lebar yang selama ini merupakan hal paling ditunggu-tunggu oleh Reliy.

"Menandakan bahwa kau ingin melakukan sesuatu dengan pamrih." Tyler mengembuskan asap rokoknya, sembari memandang langit seolah pesawat ufo sedang berada di atas mereka.

Reliy mengedikkan bahu kemudian memilih berbaring di atas tanah tandus dan mengambil gulungan putih, sebesar kelingking di tangan kanan Tyler. "Kupikir kejujuran sangat dibutuhkan dalam komunikasi kita yang ... uhuk, uhuk."

Terbatuk-batuk akibat tidak terbiasa merokok, Reliy segera menutupi bibirnya menggunakan punggung tangan, sedangkan Tyler ... dia hanya tersenyum miring sambil mengambil kembali batang rokoknya.

"Yang buruk," kata Tyler melengkapi ucapan Reliy dan kembali menikmati rokok serta beer-nya. "Kupikir kau bisa mengenalmu seperti aku mengenalmu."

"Sayangnya, kenyataan tidak seperti harapanmu. Tapi aku mulai bertanya-tanya, dari mana kau bisa mendapatkan uang untuk menyewa pengacara dan memenjarakan Keenan? Darimana kau bisa menemukanku ketika lelaki itu menculikku? Lalu bagaimana kau tahu tentang masa laluku? Serta ... kau dan Annie, aku ... oh God, sepertinya terlalu banyak pertanyaan."

"Kau seperti tidak menyimak."

"Sorry."

"Pertama kali kau mengucapkannya di depanku."

Reliy memutar mata. Tyler telah kembali ke sifat aslinya dan itu mulai terdengar menyebalkan. "Seharusnya aku tidak mengatakan hal itu, jika kau—"

"Reliy, Be mine." Tyler mengalihkan pandangannya, menatap Reliy seolah tatapan tersebut bisa membakar tubuh gadis itu karena terlalu panas untuk dibiarkan.

The Bad Boy & My Secret JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang