Part 5. Ice Boy

57.3K 5.1K 43
                                    

"Berhenti!!" pekik Rain kesal meneriakkan pria yang menabraknya itu.

Bukannya di tolongin seperti di drakor, malah di tinggal pergi. Gerutu Rain di dalam hati.

Pria tampan itu terus berjalan tanpa mempedulikan pekikan Rain.

Benar-benar pria menyebalkan. Umpat Rain dalam hati.

Tiba-tiba terlintas sebuah ide di kepalanya.

"Aduh!! Kakiku sakit sekali, sepertinya kakiku terkilir. Huaaa!! Gara-gara masalah ini aku tidak bisa lagi menari untuk tampil di pertunjukan. Huaaaaa!!!" ucap Rain sambil menangis sekeras-kerasnya.

Orang-orang menatap Rain dengan tatapan prihatin sedangkan pria itu berhenti melangkah dan berbalik untuk melihat gadis yang di tabraknya itu.

Rasa iba muncul di hatinya di saat ia melihat gadis kecil yang menangis itu. Ia pun berjalan mendekat ke arah Rain masih dengan ekspresi datarnya.

"Hikss.. Hikss... Kakiku sakit sekali." kata Rain dengan nada menyedihkannya.

Semua orang yang mendengar tangisan Rain ikut merasa sedih. Andai saja mereka punya kedudukan dan kekuatan yang kuat maka mereka akan membantu gadis cantik itu.

Pria itu pun berjongkok di depan Rain.

"Kau sedang apa?" tanya Rain masih dengan air mata yang mengalir di pipinya. Sudah jelas ia tahu maksud pria itu tapi tetap saja dia bertanya. Dasar Rain!

"Cepat naik ke punggungku. Aku akan membawamu pulang ke tempat tinggalmu." ucap pria itu dingin.

"Kalau kau tidak ikhlas tidak usah. Lama-lama aku bisa beku berbicara denganmu." celetuk Rain lalu ia pun menghapus air mata buaya yang ada di pipinya.

"Cepat naik sebelum aku berubah fikiran." lagi-lagi pria itu berbicara dengan nada dinginnya.

Rain mengerucutkan bibirnya kesal. Lalu ia pun memukul punggung pria itu dengan kuat dan ia pun berlari ke dalam kerumunan orang banyak. "Aku tidak butuh bantuanmu, ice boy." katanya sebelum pergi.

Orang-orang yang melihat kejadian itu malah melongo. Sedangkan pria itu menggertakkan giginya kesal karena merasa telah di bodohi. Andai saja dia bertemu gadis licik itu lagi, maka ia akan memberi sedikit pelajaran kepada gadis itu. Tak menunggu lama, pria itu pun pergi dari sana.

Seperginya pria itu, Rain keluar dari dalam kerumunan dengan dagu yang terangkat angkuh.

"Bagaimana aktingku tadi? Apakah bagus?" tanya Rain dengan nada sombongnya.

"Aku tidak tahu harus mengatakan apa tuan putri. Tapi pria tadi adalah pangeran pertama, Kerajaan Xu. Aku takut tuan putri akan mendapat masalah besar." ucap Ne Ra takut-takut.

"Trus kalau dia pangeran pertama kenapa? Aku tidak takut. Dia kan cuma manusia, sama sepertiku." sahut Rain acuh.

"Tapi dia adalah pangeran pertama yang terkenal kejam dan sadis, tuan putri. Ia tidak akan pandang bulu untuk menghancurkan musuhnya." jelas Ne Ra.

"Hah, aku kan tidak membuat masalah sama dia." jengah Rain.

"Tuan putri sudah memukul punggung pangeran pertama dan tentu saja hal itu adalah masalah besar, tuan putri."

"Halah, punggung doang yang di pukul. Kalau dia mempermasalahkan masalah itu berarti dia tidak pria sejati. Masa di pukul sedikit aja langsung marah." cibir Rain tidak peduli.

Rain pun melangkahkan kakinya kembali ke kediamannya.

"Tunggu aku, tuan putri!" ucap Ne Ra dan berlari-lari kecil menghampiri Rain.

"Cepat! Aku tidak suka dengan orang yang lelet seperti siput." ketus Rain tanpa memberhentikan jalannya.

Rain terus berjalan dengan anggun dan dagu yang terangkat, tidak memberi kesan sombong tapi hal itu cuma membuatnya tidak seperti perempuan yang penakut.

Bersambung.......

Rebirth🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang