part 56. Sebuah Surat.

38.4K 2K 61
                                    


Pemakaman sudah selesai di langsungkan beberapa menit yang lalu. Selama pemakaman berlangsung Rain menahan air matanya agar tidak tumpah. Ia juga ikut merasakan kesedihan seperti orang-orang istana yang di tinggal mati oleh Li Cha. Entah apa yang terjadi, tapi hari ini Rain sangat sensitif.

Semua anggota kekaisaran makan siang bersama tanpa adanya pancaran kebahagiaan di mata mereka. Yang ada hanya tatapan kesedihan dan kosong.

Whushhh~~~

Sebuah anak panah menancap di buah apel.

Tentu saja semua orang yang ada disana tersentak kaget akibatnya. Sang pangeran pertama mengambil inisiatif untuk mengambil panah tersebut karena ia dapat melihat sebuah surat yang terselip disana.

Yu Han membuka surat itu. Disaat membaca surat itu wajahnya langsung dingin dan menyeramkan.

"Ada apa, Yu Han?" tanya Ji Ar khawatir melihat ekspresi anaknya tersebut.

Xu Zee yang kebetulan ada di samping Yu Han langsung menyambar surat itu karena Yu Han tidak menjawab pertanyaan Ji Ar.

"Serahkan Qu Yi Na kepadaku atau aku akan menghancurkan kerajaan kalian. Jika kalian menyetujuinya maka bawa Qu Yi Na ke perbatasan besok. Kalau tidak jangan salahkan aku mengacaukan istana kalian."

Semua orang yang ada disana terdiam dengan pikiran masing-masing disaat mendengarkan isi surat tersebut.

"Cobaan apa lagi ini, tuhan?" gumam Ji Ar lirih.

Sedangkan Rain yang menjadi sumber permasalahan hanya bisa mengerutkan dahinya. Kenapa orang itu tidak muncul saja secara langsung, Pikir Rain jengkel.

"Mulai sekarang kita harus memperketat penjagaan terhadap Yi Na. Sepertinya orang tersebut sedang mengincar Yi Na. Kita tidak tahu motifnya apa tapi yang terpenting kita hanya bisa mencegah segala kemungkinan yang ada." ucap Kaisar Huang Li tegas.

"Pasti orang itu jatuh cinta kepada Yi Na karena melihat kecantikan Yi Na. Lalu orang tersebut ingin memilikinya." ucap Xu Hoo berpendapat.

"Atau, orang tersebut memiliki dendam tertentu kepada Yi Na." ucap Xu Feng juga ikut berpendapat.

"Tidak mungkin orang itu membenci Yi Na. Memangnya Yi Na pernah melakukan apa? Dia saja selama ini tidak pernah keluar dari kediaman kan?" bantah Xu Zee.

"Aku pikir, pendapat Xu Hoo lebih masuk akal." kata Cha Liu.

Rain dalam hati juga ikut menyetujui pendapat Xu Hoo karena ia tidak memiliki musuh sebab semua musuhnya telah lenyap dari muka bumi untuk selamanya.

Kecantikanmu merepotkan aku, Yi Na.

"Ekhm. Apa aku boleh mengatakan sesuatu?" ujar Rain ragu-ragu.

"Tentu saja boleh." sahut Kaisar Huang Li.

"Aku bukannya ingin membuat suasana bertambah kacau. Tapi---" Rain ragu melanjutkan ucapannya. Awalnya ia memang ingin tidak peduli tapi ia menjadi tidak tega jika semisalnya terjadi kejadiaan yang tidak di inginkan lagi. Ia tidak mau kerajaan hancur karena ia tutup mulut. Lagipula Rain sudah menjadi bagian penghuni kerajaan bukan?

"Lanjutkan!" perintah Yu Han tegas karena ia tidak suka Rain menggantung ucapannya.

"Beberapa kali aku pernah melihat orang mencurigakan di dalam istana ini. Menurut pendapatku orang tersebut adalah mata-mata, mungkin saja mata-mata dari orang yang mengirimkan surat ini." jelas Rain panjang lebar.

"Sejak kapan kau melihat orang mencurigakan itu, Yi Na?" tanya Kaisar Huang Li.

"Tiga minggu yang lalu. Aku hampir saja tertangkap oleh orang itu karena aku ingin menguping pembicaraan mereka." jawab Rain.

Tubuh Yu Han menegang. Hampir katanya? Ia tidak bisa membayangkan hal apa yang akan terjadi jika Rain tertangkap. Mungkin saja Rain akan langsung di bawa kabur dari dalam istana.

"Mulai sekarang aku akan memperketat penjagaan di kediaman kita. Aku tidak akan membiarkanmu di bawa kabur oleh mereka. Aku berjanji akan melindungimu, jadi jangan takut." ucap Yu Han penuh kekhawatiran.

Siapa yang takut? Cibir Rain di dalam hati.

Xu Zee lagi-lagi merasa panas melihat pemandangan itu. Sedangkan yang lainnya tersenyum lebar karena Yu Han telah berubah. Tidak sedingin dan sedatar yang dulu maksudnya.

Bersambung...


Rebirth🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang