Part 26. Makan Bersama Pangeran.

42.2K 4K 142
                                    

Sekarang mereka semua berada di dalam sebuah rumah makan yang biasa di kunjungi oleh para bangsawan. Rumah makan tersebut sangat mewah daripada rumah makan lainnya.

Sekarang ini Rain sedang menyuapi Yu Ra dengan taletan dan penuh kasih sayang. Sesekali ia pun mengusap sudut bibir Yu Ra untuk menghapus sisa makanan yang tertinggal.

Hal itu tidak pernah luput dari pandangan kesembilan pangeran yang ada disana. Di dalam hati mereka berdecak kagum karena Rain memperlakukan Yu Ra begitu keibuan. Senyum dan tingkah Rain benar-benar natural, bahkan keadaan mereka semua diacuhkan oleh Rain dan Yu Ra.

Ne Ra juga duduk di samping Rain. Ia duduk dengan kaku karena baru kali ini ia duduk semeja dengan para pangeran, biasanya ia hanya bisa melihat para pangeran kekaisaran dari jauh. Tadinya ia menolak untuk duduk bersama karena ia hanyalah pelayan rendahan tapi Rain memaksanya duduk. Jadi, mau tak mau Ne Ra pun duduk di atas kursi.

Xu Yu Han. Laki-laki itu menatap Rain dengan tatapan hangatnya. Bibirnya membentuk senyuman yang sangat tipis, bahkan saking tipisnya tidak ada yang menyadarinya. Tapi disaat mengingat pakaian yang di pakai Rain, hatinya menjadi panas karena ia tidak rela kaki jenjang Rain di lihat oleh orang lain. Selain itu hatinya juga sangat panas melihat pangeran lainnya menatap Rain dengan tatapan kagum.

Brakkk~

Tanpa sadar ia pun menggebrak meja makan sehingga semua perhatian terpusat padanya. Bahkan sendok makan yang di pakai Rain untuk menyuapi Yu Ra terjatuh ke atas lantai karena kaget.

"Kau kenapa?" tanya Lin Ji heran.

"Maaf. Aku tidak sengaja memukul meja." kata Yu Han dingin.

"Ada-ada saja kau, kak." decak Lu Han.

"Dasar, ice boy. Buat orang kaget aja." gerutu Rain.

"Hei, anak kecil. Ambilin sendok lagi dong!" perintah Rain kepada Xu Hoo.

"Aku bukan anak kecil. Aku sudah besar." ucap Xu Hoo penuh penekanan.

"Lagian tubuhku lebih besar daripada dirimu. Umurmu saja yang besar tapi badan kayak anak kecil." lanjutnya dengan nada yang penuh ejekan.

"Kau!!!" geram Rain karena Xu Hoo mengejeknya. Tubuhnya memang mungil tapi bukan berarti dia datar saja. Badannya sangat bagus, jika pria itu melihatnya mungkin ia akan tercengang. Lagian tubuh perempuan disini memang mungil daripada laki-laki karena para perempuan hanya berdiam diri di rumah sedangkan yang laki-laki melakukan banyak latihan bela diri.

"Apa?" tanya Xu Hoo dengan nada menantangnya.

"Lupakan. Aku tidak mau berdebat dengan anak kecil." dengus Rain.

"Lu Lu, tolong ambilin sendok untuk kami." ucap Rain lembut, sangat berbeda dengan nada berbicaranya ke Xu Hoo.

Ingat! Ia pecinta anak kecil. Jadi wajar saja ia memperlakukan Lu Lu berbeda karena wajah Lu Lu yang sangat imut seperti wajah anak-anak. Dan di tambah lagi Lu Lu adalah sosok yang menyenangkan, tidak seperti Xu Hoo yang menyebalkan.

"Ini, kak." kata Lu Lu sambil memberikan sendok tersebut ke Rain.

"Ohh, terimakasih adik imut." kata Rain senang dan menjangkau sendok itu agak susah payah.

"Apa-apaan dengan nada bicaramu itu? Dengan Lu Lu kau berbicara dengan lemah lembut, tapi kenapa denganku kau berbeda?" tanya Xu Hoo dengan wajah tertekuk kesal.

"Kenapa? Apa kau cemburu?" goda Rain sambil memasang senyum manisnya hingga membuat Xu Hoo kembali salah tingkah.

"Dengar yah, Xu Hoo menyebalkan. Kau itu masih anak kecil, jadi jangan ikut campur dengan urusan orang dewasa." kata Rain dengan nada mengejeknya lagi. Padahal ia sendiri belum dewasa.

"Lagian aku tidak doyan anak kecil sepertimu, apalagi wajahmu tidak ada imut-imutnya seperti Lu Lu."

"Kalian jangan ribut lagi. Sakit telingaku mendengarkan ucapan kalian." kata Yu Han penuh penekanan dan juga dingin.

"Kayaknya ada orang yang ngomong deh, suaranya dingin lagi. Tapi orangnya kok gak kelihatan yah? Kamu lihat orangnya gak, sayang?" tanya Rain sambil mengedipkan matanya ke arah Yu Ra untuk memberi kode.

"Iya, kak. Aku juga tidak melihat ada orang yang berbicara. Apa itu yang biasa di sebut orang hantu, kak?" tanya Yu Ra mengerti dengan kode yang diberikan Rain.

Hal itu sontak membuat yang lainnya tertawa, kecuali Yu Han yang sedang menatap Rain datar.
"Oh ya, Yi Na. Apa aku boleh bertanya?" tanya Lu Han setelah mereka berhenti tertawa.

"Boleh. Memangnya kau mau bertanya apa?" tanya Rain sambil mengalihkan pandangannya ke arah Lu Han yang duduk tepat di depannya. Mereka hanya di batasi oleh meja.

"Kau berasal dari kediaman mana?" tanya Lu Han.

Pertanyaan itu berhasil membuat Rain tegang tapi tak lama kemudian dia berhasil menguasai dirinya.

"Maaf. Tapi untuk pertanyaan itu aku tidak bisa menjawabnya." kata Rain tenang.

"Kenapa?" tanya Lu Han penasaran.

"Karena ayah melarangku untuk memberitahukan letak kediamanku kepada orang asing."

"Kenapa begitu?" tanya Xu Zee protes, rencananya ia akan mengunjungi kediaman Rain untuk mengantarkan lamarannya.

"Ntahlah."

"Mungkin karena mereka malu punya anak sepertimu." kata Yu Han dengan nada dingin dan sinisnya.

Bersambungg.....

Rebirth🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang