Part 6. Baru Kali ini

54.6K 5K 33
                                    

Wajah yang berbentuk oval dan dagu runcing, bulu mata yang sangat lentik, hidung kecil yang mancung, bibir merah muda yang tipis, gigi-gigi yang kecil dan tersusun rapi, rambut berwarna coklat keemasan, tangan yang lentik, tubuh yang lentur, kaki jenjang, dan tubuh yang menggoda.

Rain terus saja mengagumi tubuh milik Qu Yi Na. Kalau ada orang yang melihatnya pasti orang tersebut akan mengira dia sakit jiwa karena mengagumi diri sendiri.

Di kehidupan sebelumnya, Rain memang cantik tapi dia tidak secantik Qu Yi Na.

Umur Rain di kehidupan sebelumnya adalah 20 tahun. Selama 20 tahun ia hidup, ia berada di dalam sebuah panggung sandiwara besar. Dia tidak menyadari kalau orang-orang terdekat dan di percayainya menghianatinya.

Sudahlah! Rain sudah melupakan masa lalunya itu dan terfokus ke masa depannya di zaman kuno ini.

"Yi Na, kau di panggil oleh perdana mentri untuk makan malam bersama." ucap seorang pelayan dengan nada angkuhnya lalu ia kembali membalikkan punggungnya.

Rain yang mendengar itu mendelik sinis, lalu ia menyambar cambuk yang berada di atas mejanya.

Trakkkk~

"Arggghhhh!" pekik pelayan perempuan itu antara kaget dan kesakitan.

Trakkkk~

Sekali lagi cambukan itu mendarat di punggung pelayan itu. Rain mencambuknya tanpa berbelas kasih. Bukankah dia sudah memberitahukan kalau semua orang harus menghormatinya. Jadi jangan salahkan ia kalau dia berbuat kejam kepada orang-orang yang berani melawannya dan tidak menghormatinya.

"Kau tahu apa kesalahanmu?" tanya Rain dingin.

Pelayan itu membalikkan tubuhnya untuk menatap Rain. "Ampuni hamba, tuan putri.." ucap pelayan itu terbata-bata sambil bersujud di kaki Rain.

"Ya, ya, ya. Jangan pernah mengulanginya. Kalau kau mengulanginya lagi, jangan salahkan aku jika nyawamu melayang begitu saja," ancam Rain.

"Dan jangan pernah memberitahukan hal ini kepada siapa pun kalau kau masih ingin hidup dengan tenang. Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku. Ingat itu!" lanjutnya.

"Iya, tuan putri." sahut pelayan perempuan itu dengan nada yang gemetar. Ternyata rumor yang di dengarnya itu benar, dia jadi menyesal memperlakukan Rain seperti tadi.

"Bagus. Sekarang antarkan aku ke ruang makan!" perintah Rain dan di balas dengan anggukan takut.

"Ne Ra, kau tunggu saja disini." ucap Rain kepada pelayan barunya itu. Ne Ra hanya membalasnya dengan anggukan kecil.

Rain mengikuti jalan pelayan itu. Sehari disini benar-benar terasa seperti satu tahun olehnya. Tapi mau bagaimana lagi, dia harus menjalaninya dengan lapang dada.

Tiba-tiba Rain teringat sesuatu, bukankah ini pertama kalinya dia ikut makan malam bersama keluarganya itu. Sampai sekarang Rain masih mengasihani nasib Yi Na. Rain sampai berpikir, apa Yi Na tidak pernah memprotes perlakuan tidak adil itu? Kalau dia menjadi Yi Na dari dulu, mungkin saja dia akan menjadi penguasa tunggal di kediaman Qu. Apalagi ia sangat mahir dalam bela diri. Jika berani melawannya, siap-siap saja menginap di rumah sakit atau tidak siap-siap saja menginap selamanya di dalam peti mati.

Setibanya di ruang makan, semua orang menatapnya sinis. Walaupun suasana istana tidak terlalu terang seperti di siang hari, Rain dapat melihat dengan jelas ekspresi semua orang yang ada disana.

Ji Ra, sang selir, menatapnya dengan tatapan sinis dan benci.

Ji Ya, anak sang selir, menatapnya dengan tatapan benci dan cemburu karena kecantikan yang di miliki Rain.

Tuan Qu, sang ayah, yang menatapnya dengan datar.

Ne Ro, sang kakak laki-laki, yang menatapnya dengan tatapan sinis dan tidak bersahabat.

Dan pelayan-pelayan, yang menatapnya dengan tatapan takut, sinis, benci, dan lain-lainnya.

"Ekhm.. Kenapa kalian menatapku seperti itu? Kalau kalian tidak suka kepadaku, tidak usah sok memanggilku untuk makan malam bersama." jengah Rain karena melihat semua ekspresi orang yang ada di dalam ruangan. Rasanya dia ingin memenggal kepala orang-orang itu supaya mereka tidak menatapnya sinis lagi.

Bersambung....


Rebirth🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang