Part 9. Hari Kedua Di Zaman Kuno

51.8K 4.9K 109
                                    

"Pagi, tuan putri." sapa Ne Ra disaat melihat sang tuan putrinya keluar dari dalam kamar.

"Pagi juga, Ne Ra." balas Rain singkat.

"Tuan putri di panggil Tuan Qu untuk sarapan bersama." kata Ne Ra.

"Katakan pada si pria tua itu kalau aku tidak sudi makan bersama dengannya." sahut Rain ketus sambil mendudukkan dirinya di atas kursi.

"Maaf, tuan putri. Tapi tuan bilang kalau tuan putri di wajibkan untuk hadir." ucap Ne Ra takut-takut.

"Huft, baiklah." kata Rain jengah.

Rain bangkit dari duduknya, lalu ia pun keluar dari kediaman. Selama di perjalanan semua orang menunduk hormat kepadanya dan ada juga beberapa orang yang menyapanya tapi Rain tidak menyahutnya sedikit pun, bahkan menoleh pun tidak karena dia sangat jengkel dengan semua perlakuan orang kepada Qu Yi Na dulu.

Setibanya di ruang makan, ia langsung duduk di atas kursi yang berada di samping kakak laki-lakinya.
"Morning all!" sapa Rain.

"Apa maksudmu?" tanya Tuan Qu karena tidak mengerti dengan bahasa yang di ucapkan Rain.

Rain menepuk jidatnya dengan gaya lebaynya. Ia sungguh lupa kalau sekarang ia berada di era kuno dan tentu saja orang-orang disini belum mengerti bahasa Inggris.

"Bukan apa-apa. Lupakan saja!" ucap Rain. "Oh ya! Tumben sekali kau mengajakku untuk sarapan bersama." lanjutnya dengan nada menyindirnya.
Tuan Qu menghela nafasnya. Lalu ia menatap putrinya dengan tatapan yang sendu.

"Bisakah kau lebih sopan kepada ayah?" ucap Ne Ro sambil menatapnya sinis.

"Harus sopan bagaimana lagi kakak laki-laki yang terhormat? Apa aku harus bersujud di kakinya untuk menghormatinya?" sahut Rain tak kalah sinis. "Oh, apakah kau ingin berkata seperti kemarin malam lagi?" lanjutnya dengan nada menyindir lagi.

"Sudah! Sudah! Jangan berdebat lagi!  Sekarang kita mulai sarapan." kata Tuan Qu melerai kedua anaknya yang sedang berdebat.

"Hah, padahal aku baru saja mandi tapi disini terasa lebih panas." kata Rain sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan. Sungguh dramatis!

Ne Ro menatap adiknya itu dengan datar. Entah kenapa disaat dia melihat kelakuan Rain yang sekarang dia merasa telah kehilangan Qu Yi Na yang dulu. Sekarang dia merasa kalau perempuan yang berstatus adiknya itu adalah orang lain.

"Sekarang kita mulai saja makannya!" perintah Tuan Qu mutlak.

Seisi ruangan pun akhirnya terdiam,  termasuk Rain. Dia hanya melirik sinis ke arah ibu tiri dan adik tiri perempuannya. Kedua perempuan itu menatapnya dengan tajam, seolah tatapan mereka itu dapat membuat tubuh Rain bolong.

"Ekhmm..." deheman Tuan Qu berhasil mengalihkan pandangan ketiga perempuan itu.

Kedua perempuan licik itu kembali memasang wajah super polos mereka sedangkan Rain memasang wajah super datarnya.

Tak lama kemudian mereka pun makan dengan tenang tapi tidak dengan kedua perempuan licik yang sejak tadi memikirkan rencananya. Benar-benar ibu dan anak yang sehati.

Rain terus memakan makanannya. Kali ini tatapannya menjadi kosong.

Ne Ro yang tak sengaja memperhatikan raut wajah adiknya yang kosong itu mengerutkan dahinya.

Bukankah beberapa menit yang lalu adiknya itu masih melemparkan tatapan sinis dan tak bersahabatnya?  Tapi sekarang tatapan gadis itu hanya kosong.

Apakah tidak ada kemungkinan bagiku untuk kembali ke era modern?
Kenapa aku tidak bertransmigrasi ke tubuh seseorang yang berada di dunia modern saja.
Rasanya aku sangat tidak rela melihat mereka berbahagia di atas kematianku.
Dan apa penyebab aku terlempar ke era ini?
Tuhan... Tolong jawab pertanyaanku.

Rain merenung hingga sebuah suara menyentaknya ke dunia nyata.

Bersambung...

Rebirth🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang