"Jangan melamun Yi Na. Memangnya kamu lagi memikirkan masalah apa?" tanya Tuan Qu dengan gaya bahasanya yang lembut.
Rain hanya bisa memasang wajah kagetnya tapi tak lama kemudian dia kembali memasang wajah datarnya setelah berhasil menguasai diri.
"Bukan urusanmu, AYAH!" ucap Rain menekankan kata 'ayah'.
Tuan Qu menghela nafas. Lalu ia kembali berucap dengan sabar. "Iya, tentu saja itu bukan urusan ayah, tapi bukankah lebih baik kalau berbagi masalah pada ayah karena itu akan membantu menghilangkan sedikit bebanmu."
Rain mengangkat alisnya sebelah. Apa dia tidak salah dengar? Seorang Tuan Qu berbicara dengan bijaknya kepada anak perempuan yang dulunya terbuang bak sampah.
"Sudahlah! Jangan sok bijak! Kemana saja kau selama ini? Tak tahukah kau kalau aku memiliki banyak beban? Dulu kau membuangku bak sampah dan sekarang kau akan memungut sampah itu. Apakah kau tidak malu dengan perbuatanmu yang dulu?" tanya Rain tidak ada sopan-sopannya sedikitpun.
"Apakah kalian pikir kematian ibu penyebabnya adalah aku? Tidakkah kalian berpikir? Ibu telah melahirkanku dengan susah payah bahkan mengorbankan nyawanya. Dan setelah anak itu terlahir dengan selamat kalian malah membencinya, memusuhinya, merendahkannya, meremehkannya, dan selalu menjauhinya hanya karena sang ibu telah mati."
"Kau Ne Ro. Masih untung kau pernah menikmati kasih sayang seorang ibu walaupun hanya 5 tahun. Sedangkan aku? Aku tidak pernah menikmati kasih sayang ibu semenjak aku lahir ke dunia ini."
"Terkadang aku ingin menghilang saja dari dunia ini untuk selamanya tapi karena aku pernah mengharapkan kasih sayang kalian, aku mengurungkan niat. Sebab aku berharap suatu saat nanti kalian akan menatapku, menyayangiku, mencintaiku, menghormatiku, dan memanjakanku. Tapi apa yang aku dapat? Kalian tidak pernah memberikan hal itu kepadaku sampai aku aku mati."
"Bahkan kau, Tuan Qu. Kau lebih menyayangi selir dan anak perempuan dari selir tersebut daripada menyayangi anak perempuan sahmu sendiri."
"Bahkan kau tidak tahu kalau kedua perempuan itu adalah... Ah.. Kau tidak perlu tahu karena kau tidak akan percaya kepadaku." ketusnya.
Rain tahu semuanya berasal dari ingatan Qu Yi Na sebelumnya. Selir dan anaknya itu sering menyiksanya tanpa sepengetahuan Tuan Qu ataupun Ne Ro.
"Sudahlah! Maafkan aku karena terlalu banyak bicara pagi ini. Aku harap kalian dapat merevisi diri masing-masing. Permisi!" ucap Rain lalu bangkit dari kursinya. Ia pergi ke kamarnya karena dia sudah puas mengungkapkan isi hati Qu Yi Na yang sebenarnya. Tapi setelah mengungkapkan itu moodnya malah memburuk, bahkan cacing yang ada di dalam perutnya yang tadinya berdemo sekarang sudah diam, seolah mereka sudah kenyang mendengarkan ucapan Rain.
Semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut terdiam seribu bahasa.
TUNGGU SAJA KAU YI NA!!! AKU AKAN MEMBALASMU NANTI.
Teriak Ji Ya di dalam hati. Dia sangat benci melihat Rain yang sekarang bersifat arogan dan tidak mudah ditindas. Dia hanya mau Yi Na yang dulu. Dan dia akan mengembalikan Qu Yi Na yang dulu dengan memberinya hukuman.
Bersambung.......
Note:
*Ji Ya: anak selir.
*Ji Ra: selir(ibu)
Bagi kalian yang susah bedain namanya.. Author aja sulit membedakan namanya dan terkadang suka lupa siapa nama ibu, siapa nama anak😅😅😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth🍁
Fantasy{Follow sebelum membaca & Jangan memplagiat cerita ini} ----------------------- Seorang gadis modern yang bernama Rain bertransmigrasi ke tubuh nona muda di masa lalu. Ia mati dibunuh oleh orang-orang terdekatnya dengan kejam. Sejak saat itu ia tid...