Part 2. Pembalasan

69.8K 6.2K 190
                                    

"Hei! Bagaimana perasaan kalian sekarang ini? Lagi-lagi kita harus mengurusi Yi Na penyakitan itu. Padahal aku berharap gadis sialan itu cepat mati." ucap seorang pelayan kepada teman-temannya.

"Iya, aku juga berharap dia mati. Tapi sayangnya harapan kita hanya tinggal harapan." sahut pelayan yang lainnya.

"Hm, kalian cukup pemberani untuk ukuran pelayan rendahan seperti kalian." ucap sebuah suara lembut tepat di belakang mereka. Suara lembut itu menyiratkan sebuah ancaman.

Para pelayan yang sedang bergosip pun menjadi pucat mendengar suara lembut itu. Mereka berbalik untuk melihat pemilik suara. Wajah mereka memucat seketika.
"Kenapa kalian berhenti bicara? Apa suara kalian mendadak hilang?" tanya Rain sambil memainkan rambut coklatnya yang sangat-sangat halus.

"Kalian benar-benar lancang karena telah membicarakan seorang tuan putri di belakangnya. Bahkan kalian mengharapkan kematiannya. Nah, sekarang, bagaimana kalau aku yang menginginkan kematian kalian?" tanya Rain dingin.

"Tidak! Ampuni kami, Yi Na. Kami tidak bermaksud." ucap kedua pelayan itu dan berlutut di depan Rain.

"Apa kalian bilang tadi? Yi Na? Dimana sopan santun kalian? Kalian harus memanggilku dengan Tuan Putri Yi Na." ucap Rain penuh penekanan.

"Pengawal!" teriak Rain sehingga membuat para pengawal yang berjaga berlarian ke arahnya.

"Iya, tuan putri?" tanya salah satu dari pengawal tersebut.

"Ambilkan aku sebuah cambuk. Aku perlu mengajari kedua pelayan yang tak tahu di untung ini." ketus Rain yang membuat kedua pelayan itu bertambah pucat.

"Ampuni kami, tuan putri. Kami tidak akan mengulanginya." ucap kedua pelayan itu sambil bersujud di kaki Rain.

"Tidak ada toleransi untuk kalian. Yang terpenting aku akan menghukum kalian karena telah berbuat tidak sopan kepada anak perempuan Perdana Mentri Qu." sinis Rain.

Tenang saja Qu Yi Na, aku akan membalaskan dendammu kepada mereka supaya kamu tenang di alam sana. Batin Rain.

"Tunggu apalagi, cepat ambilkan cambuk, pengawal!" perintah Rain.

"Baik, tuan putri." mereka pun pergi mengambil cambuk. Tak lama kemudian mereka kembali lagi ke hadapan Rain.

"Sekarang kalian berdua cambuk wanita yang tidak tahu sopan santun ini. Cambuk mereka sebanyak 10 kali dengan kuat. Kalau kalian tidak mencambuknya dengan kuat, maka aku sendiri yang akan mencambuk kalian." tutur Rain sambil tersenyum manis tapi senyumnya terlihat menyeramkan di mata kedua pengawal dan pelayan itu.

"Cepat cambuk mereka berdua!" perintah Rain dingin.

"Baik, tuan putri." sahut kedua pengawal itu sedangkan kedua pelayan itu melolong sedih.

"Tidak, tuan putri! Kami berjanji akan berubah. Kami minta maaf. Tolong maafkan kami kali ini."

Rain seolah tidak mendengar ucapan kedua pelayan yang melolong sedih itu. Ia pun duduk di kursi kebesarannya, lalu ia pun menyeruput teh yang berada di dalam cangkirnya.

Pengawal itu pun mulai mencambuk ke dua pelayan itu. Teriakan kesakitan itu membuat sudut bibir Rain tertarik.

Ternyata menjadi jahat itu lebih bagus daripada menjadi orang baik yang tertindas. Batin Rain sambil tersenyum kejam.

Ia terus melihat kedua pelayan yang sedang di cambuk sambil menyesap teh hijaunya. Ia menikmati seolah-olah ia berada di dalam bioskop.

Bersambung.....

Kyaaa!!! Rain kejam banget😵😵
Tapi aku suka karakter kejamnya😈😈😈











Rebirth🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang