Ne Ra berdiri mematung di ambang pintu, ia melihat dengan begitu jelas waktu Rain menusukkan pisau kecilnya ke mata kanan pria itu.
"Rain, ini embernya." kata Ne Ra linglung. Tanpa sadar tangan dan kakinya gemetaran karena ketakutan.
"Hm." hanya deheman yang Rain berikan.
"Kau masih belum mau berbicara hah? Apa rencana Ji Ya? Jawab aku!! Atau aku akan membunuhmu serta membunuh istri dan anakmu." ancam Rain sambil mencengkram dagu pria itu kuat.
"Tida---"
Byurrrrr....
Rain menyiramkan air yang berada di dalam ember itu ke tubuh pria tersebut. Hal itu membuat pria tersebut menjerit kesakitan. Jujur saja, pria itu ingin menangis pilu. Luka yang dibuat oleh Rain sekarang disiram dengan perasan air jeruk nipis. Sungguh menyakitkan.
"Kau masih belum mau mengatakannya?" tanya Rain sinis lalu ia menodongkan pisaunya kearah mata kiri pria itu. "Kalau kau tidak memberitahukannya maka pisau ini akan menembus matamu. Dan kau akan buta." kata Rain sambil tertawa sinis.
"Ba--baiklah." kata pria itu dengan terbata-bata.
"Begitu dong sejak tadi, maka mata jelekmu tidak akan terluka."ejek Rain.
"Jadi, apa rencana perempuan jahat itu?" tanya Rain dingin.
"Dia ingin aku untuk mengambil mahkotamu, lalu setelah itu aku disuruh untuk membakar jasadmu hidup-hidup."
"Wah, jahat sekali pemikirannya. Tapi sayang sekali sebab rencananya itu tidak akan berhasil untukku. Karena itu aku akan mewujudkan rencananya tersebut kepada dirinya sendiri. Bagaimana pendapatmu? Bukankah aku baik?" tanya Rain sambil terkekeh lagi.
Badan pria itu bergetar ketakutan mendengar hal itu.
"Kau istirahatlah disini selama sehari penuh ini. Jangan pernah mencoba berusaha untuk kabur, kalau kau berusaha untuk kabur, jangan salahkan aku jika aku membunuh seluruh kerabatmu." kata Rain penuh ancaman.
"Baiklah, nona." kata pria itu terbata-bata.
Rain membuka ikatan yang membelit tubuh pria itu.
"Sekarang kau ikut aku!!!" perintah Rain penuh penekanan.
"Aku akan mengobati lukamu." lanjutnya.
***
Sehari kemudian Rain menyuruh pria itu membawa Ji Ya ke dalam hutan yang sangat jarang dikunjungi oleh orang-orang.
Setibanya di hutan, Rain menyuruh pria itu membuka ikatan mulut Ji Ya.
"Hei bangun, gadis bodoh." kata Rain sambil menguncang tubuh Ji Ya dengan kasar hingga Ji Ya terbangun.
"Kau??!! Kenapa kau masih hidup? Bukankah kau sudah mati di bunuhnya??" teriak Ji Ya histeris.
"Kau bodoh sekali. Seharusnya kau memastikan apakah aku sudah mati atau belum secara langsung, tapi kau malah mempercayakan semuanya kepada pria itu. Cih, kau benar-benar pengecut." ejek Rain.
"Kau?!! Bagaimana rencanaku bisa menjadi seperti ini? Semuanya kacau dan berantakan. Kau harus bertanggung jawab untuk itu, pria sialan." jerit Ji Ya tidak terima.
"Tidak sepenuhnya hancur. Rencanamu itu akan berhasil tapi kau sendiri yang akan merasakan dan menjalankan rencanamu itu." kekeh Rain.
"Hei, pria lemah. Lakukan sesuai rencana dia. Buat dia kehilangan mahkotanya dan setelah itu bakar dia hidup-hidup!" perintah Rain dengan arogannya.
"Kau benar-benar iblis." pekik Ji Ya.
"Oh ayolah. Kau tidak berkaca pada diri sendiri yah? Bukankah kau yang membuat rencana itu. Dan aku? Aku hanya menjalankannya karena aku kasihan melihat rencana yang kau susun tidak terjalankan. Bukankah aku manusia yang baik?" kekeh Rain.
"Cepat, pria lemah. Bunuh dia! Atau aku akan membunuhmu." desis Rain.
Pria itu melakukan apa yang di perintahkan Rain. Ji Ya memberontak tapi tenaga pria itu lebih besar darinya. Rain memalingkan wajahnya ke arah lain karena tidak ingin melihat kegiatan Ji Ya dan pria itu.
***
Ji Ya menangis tersedu-sedu karena sekarang mahkotanya telah di renggut secara paksa.
"Aku akan membunuhmu, Yi Na." pekik Ji Ya.
"Tapi sayangnya kau akan segera mati." kekeh Rain.
"Sekarang bakar dia hidup-hidup!" perintah Rain lagi.
Ji Ya meneguk salivanya dengan susah payah. Dia gemetar ketakutan karena melihat Rain yang sangat kejam dan mengerikan.
Pria itu mengikat tubuh Ji Ya ke kayu tempat pembakaran. Tempat itu memang sudah mereka siapkan sebelumnya. Setelah selesai mengikat tubuh Ji Ya di atas kayu, pria itu pun menyiramkan minyak dan menyalakan api.
"Apa ada pesan terakhirmu, Ji Ya?" tanya Rain dingin.
"Ah iya, aku ingin memberitahukan sebuah rahasia besar kepadamu sebelum kau mati. Nama asliku adalah Rain. Yi Na yang lama telah meninggal. Aku adalah jiwa manusia era modern yang bertransmigrasi ke era kuno. Makanya tingkahku sangat berbeda dari Yi Na yang lama."
Rain terus bercerita sampai api benar-benar melahap tubuh Ji Ya sampai habis. Sekarang mata Rain berpindah kepada pria yang ada di depannya. Dia berjalan mendekati pria itu dengan perlahan-lahan, lalu ia pun menusuk pria itu dengan pedang hingga pedang itu tembus ke dada pria itu.
"Kau pikir aku akan membiarkanmu hidup? Aku tidak akan pernah percaya lagi dengan yang namanya manusia. Rahasia besar ini hanya boleh diketahui olehku." kata Rain sinis dan dingin.
Tubuh pria itu ambruk ke atas tanah dengan kondisi pedang yang masih menembus dadanya.
Tanpa membuang waktu, Rain pun menuangkan minyak ke seluruh tubuh pria itu. Dan terakhir, Rain membakar tubuh pria itu.
Ia tidak akan meninggalkan jejak sedikitpun. Tidak ada yang boleh mengetahui perbuatannya.
Bersambung.......
![](https://img.wattpad.com/cover/168028946-288-k875571.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth🍁
Fantasy{Follow sebelum membaca & Jangan memplagiat cerita ini} ----------------------- Seorang gadis modern yang bernama Rain bertransmigrasi ke tubuh nona muda di masa lalu. Ia mati dibunuh oleh orang-orang terdekatnya dengan kejam. Sejak saat itu ia tid...