Semua rakyat mengucapkan ucapan selamat kepada Rain dan Yu Han secara bergiliran. Hal itu membuat Rain sangat kelelahan, apalagi mereka menyambut tamu dengan berdiri.
"Kapan selesainya sih?" gumam Rain lelah.
"Sebentar lagi selesai, istriku." sahut Yu Han yang ternyata dapat mendengar gumaman Rain.
"Yah sebentarnya kapan? Aku udah lelah sekali, ice boy." sahut Rain kesal.
"Selamat yah pangeran pertama." kata seorang perempuan yang berasal dari keturunan bangsawan. Dilihat dari pakaiannya saja orang-orang akan dapat menilainya. Nama perempuan itu adalah Xi Xi.
Rain yang melihat perempuan itu mengucapkan selamat sambil memasang senyum menggodanya itu berdecak kesal. Apa mata perempuan itu sudah buta hingga tidak dapat melihat keberadaan Rain yang berada di samping Yu Han.
"Iya. Terimakasih." sahut Yu Han dingin seperti biasanya.
Dalam hati Rain berpikir tentang adanya manfaat memiliki suami yang dingin. Walaupun menyebalkan tapi ada keuntungannya juga.
"Apakah ada peluang untukku menjadi selir, pangeran pertama?" tanya Xi Xi dengan tidak tahu malunya.
Rain yang mendengar hal itu melototkan matanya ke arah Xi Xi dan memandangnya dengan tatapan horor.
Bahkan di hari pernikahan pun masih ada yang menggoda pengantin pria. Sungguh mengagumkan. Kalau aku ada di dunia modern maka aku tidak akan segan-segan untuk menyebarkan kejadiaan ini ke media sosial. Batin Rain kesal.
Melihat Xi Xi yang menatap Yu Han penuh harap membuat Rain bertambah kesal. Hingga terbesitlah sebuah ide gila di kepalanya.
"Ice boy, aku capek sekali. Apa kamu tidak kasihan melihat istrimu ini?" tanya Rain manja dan memeluk tubuh Yu Han dari samping dan menyandarkan kepalanya ke tubuh Yu Han.
"Dan kau? Bisakah kau segera pergi dari sini? Aku mau berduaan dengan suamiku. Kau pasti tahu kan apa yang di rasakan pengantin baru?" desis Rain ke arah Xi Xi.
Xi Xi menatap Rain dengan tatapan tidak suka.
"Oh iya. Apa kau tidak malu menanyakan apakah ia mau mengambilmu sebagai selir di hari pernikahannya? Ckck.. Ternyata kau perempuan yang sangat murahan. Kalau saja hari ini bukan hari pernikahanku, sudah kupastikan kau akan mendapat sebuah hadiah(¿)" bisik Rain tapi dapat terdengar oleh Xi Xi.
Mendengar hal itu, wajah Xi Xi langsung memerah karena malu. Ia segera pergi dari sana tanpa berpamitan sama sekali.
Rain yang melihat Xi Xi menjauh pun segera melepaskan pelukannya dari tubuh Yu Han. Tapi sebelum itu terjadi Yu Han malah memeluk pinggang Rain dengan posesif.
"Hei, ice boy!! Lepaskan pelukanmu dariku!" perintah Rain kesal.
"Tidak mau. Tadi kamu memelukku begitu saja dan sekarang aku yang memelukmu? Apa itu salah? Bukankah sekarang itu adil?" tanya Yu Han lalu ia pun mencium puncak kepala Rain.
"Astaga! Apa-apaan sih kau mencium kepalaku. Jangan cium aku sembarangan, ice boy." kata Rain kesal dan berusaha melepaskan pelukan Yu Han yang begitu erat.
"Kenapa? Aku kan suamimu. Jadi, aku berhak untuk melakukan apapun kepadamu termasuk melakukan hubungan suami istri." kata Yu Han santai.
"Kyaa!! Aku tidak mau melakukan itu denganmu. Tidak mau!!" tolak Rain dengan wajah yang sangat kesal.
"Lagian aku masih anak kecil. Anak sepertiku harusnya masih SMA dan di manja sama orangtua." tambahnya.
"Apa itu SMA??" tanya Yu Han penasaran.
"Kepo. Orang zaman kuno memang kudet." ejek Rain.
"Ini bukan zaman kuno, tapi zaman emas." kata Yu Han masih dengan posisi memeluk Rain.
"Ish, terserah."
"Makanya sekolah. Jangan cuma berdiam diri di dalam kediaman." balas Yu Han mengejek Rain.
"Aku sudah sekolah yah. Bahkan aku sudah memiliki semua ijazah. Ijazah SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Tidak hanya itu aku sudah memimpin sebuah perusahaan yang berpengaruh di dunia." balas Rain tak mau kalah.
Mendengar hal itu, Yu Han malah tercengang. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang di maksud Rain.
"Lupakan!" kata Rain setelah sadar dengan apa yang di katakannya.
Bersambungg....
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth🍁
Fantasi{Follow sebelum membaca & Jangan memplagiat cerita ini} ----------------------- Seorang gadis modern yang bernama Rain bertransmigrasi ke tubuh nona muda di masa lalu. Ia mati dibunuh oleh orang-orang terdekatnya dengan kejam. Sejak saat itu ia tid...