Baru saja Rain dan Yu Han berdiri dan hendak keluar dari dalam ruang makan. Tiba-tiba sebuah pekikan dan pelukan seseorang menghentikan jalan Rain.
"KAKAK!!! AKU KANGEN KAKAK!!" pekik Yu Ra dan memeluk kaki Rain karena tubuhnya yang pendek.Sedari tadi, Yu Ra sudah menahan dirinya agar tidak membuat keributan di ruang makan. Ia ingin sekali berada di sekitar Rain dan bercerita banyak hal. Ia benar-benar sangat merindukan Rain.
Tadi malam sebenarnya ia ingin pergi ke kamar Rain tapi sang ibu tidak memperbolehkan dengan alasan pengantin baru akan melakukan malam pertama.
Awalnya Yu Ra tidak mau mendengarkan ucapan ibunya, tapi setelah mendapat sedikit ancaman, baru Yu Ra diam dan menurut.
Ji Ar, ibu Yu Ra saja sangat bingung melihat tingkah anaknya. Tapi pada akhirnya ia mengerti kenapa anaknya bisa bertingkah seperti itu karena Yu Ra menceritakan tentang hubungannya dengan Rain.
Dan Ji Ar, sangat senang karena menantunya itu memiliki hati yang sangat baik. Dia senang karena Yu Han mendapatkan gadis yang baik-baik seperti Rain.
Kembali ke cerita.
Rain berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Yu Ra.
"Kakak juga kangen sama kamu, sayang." sahut Rain sambil memeluk Yu Ra.
"Yu Ra senang deh kakak tinggal disini mulai sekarang. Aku bisa bermain dengan kakak setiap hari."
"Oh ya? Kakak juga senang bisa bermain dengan kamu setiap hari."
"Sekarang ikut aku main boneka yuk, kak. Aku mau tunjukin istana bonekaku." kata Yu Ra antusias.
"Ayo."
Kaisar dan yang lainnya hanya bisa tersenyum melihat interaksi antara Rain dan gadis kecil itu.
"Sudah lama Yu Ra tidak tersenyum seperti tadi. Aku senang melihat putri kecil kita kembali tersenyum seperti biasanya." kata Kaisar Huang Li kepada Ji Ar, istrinya.
"Iya. Aku senang sekali dengan perjodohan ini. Keluarga kita terasa lebih lengkap."
Yu Han hanya bisa menatap datar kepergian Rain dengan Yu Ra. Sebenarnya ia masih ingin berduaan dengan istrinya tapi tidak bisa karena Yu Ra sudah lebih dulu menarik istrinya.
***
Malam harinya.
"Menantu dengan gadis kecil kita kemana?" tanya Ji Ar.
"Sedari tadi mereka tidak keluar-keluar dari dalam kamar. Apa yang mereka lakukan?" Xu Zee pun ikut-ikutan berbicara.
"Mungkin mereka terlalu asik bermain. Yu Ra kan sangat merindukan Yi Na selama ini." sahut Xu Feng.
"Perutku sudah sangat lapar. Dasar Yi Na." gumam Xu Hoo. Seperti biasa, mulut dia lah yang paling tajam. Tapi ia berbicara dengan nada pelan agar tidak ada siapa pun yang mendengarnya.
"Apakah aku boleh pergi ke kamar Yu Ra, ayah? Siapa tahu mereka berdua terlalu asik bermain hingga lupa waktu." kata Yu Han.
"Tentu saja boleh." sahut Kaisar Xu Huang Li.
Yu Han pun bangkit dari kursinya, lalu ia pun berjalan dengan cepat ke arah kamar Yu Ra.
Setibanya di depan pintu kamar Yu Ra. Yu Han langsung masuk ke dalam tanpa mengetuk terlebih dahulu.
Mata Yu Han terpaku melihat gadis yang tertidur di atas kasur. Ah, maksudnya mata Yu Han terpaku pada gadis yang memakai baju berwarna merah. Yaitu, Rain.
Wajah Rain benar-benar terlihat sangat cantik di saat tertidur. Siapapun yang melihatnya pasti akan langsung terpesona.
Tanpa ia sadari, tangannya bergerak menelusuri wajah Rain dengan lembut. Rain yang sedang tertidur sama sekali tidak terganggu oleh kegiatan Yu Han.
Cup~
Sebuah kecupan mendarat di kening Rain. Yu Han membiarkan bibirnya menempel di kening Rain tanpa berniat menjauhkan bibirnya.
Aku akan selalu menjagamu, istriku. Batin Yu Han.
Yu Han akui kalau ia sudah jatuh hati kepada Rain. Bahkan sejak pertama bertemu. Karena Rain berbeda dari gadis lainnya.
Rain memiliki wajah yang sangat memesona, aura yang sangat menarik, dan kelakuan yang sangat terlihat alami. Bukan seperti gadis lainnya yang melakukan segala sesuatu dengan penuh drama dan pura-pura.
Mulai sekarang, Yu Han akan menjaga dan melindungi istrinya segenap jiwa dan raganya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth🍁
Fantasía{Follow sebelum membaca & Jangan memplagiat cerita ini} ----------------------- Seorang gadis modern yang bernama Rain bertransmigrasi ke tubuh nona muda di masa lalu. Ia mati dibunuh oleh orang-orang terdekatnya dengan kejam. Sejak saat itu ia tid...