Part 24. Perdebatan Antara Rain Dan Xu Hoo.

42.1K 4.2K 131
                                    

"Yi Na!!! Akhirnya kita bertemu lagi. Astaga!! Aku sangat merindukanmu." pekik Xu Zee yang membuat Rain meringis.

Bahkan Xu Hoo yang bertanya tadi pun langsung mendelik kesal ke arah Xu Zee.

"Kakak kenal sama kakak malaikat cantik?" tanya Yu Ra polos sambil mengalihkan pandangannya ke Xu Zee.

"Kenal. Dia kan pujaan hati kakak." sahut Xu Zee.

"Dia juga pujaan hatiku." sela Xu Feng.

Rain menjerit dalam hati. Ingin sekali ia kabur tapi tidak tega meninggalkan Yu Ra karena gadis kecil itu pasti akan menangis lagi.

Kenapa disaat dia keluar dari dalam kediaman selalu saja bertemu dengan anak kaisar. Ini sebuah keberuntungan atau kesialan? Oh no! Tentu saja ini sebuah kesialan bagi seorang Rain!

"Kakak pulang saja ya, sayang?" pinta Rain dengan tatapan yang sangat memelas tapi Yu Ra tetap keras kepala.

Yu Ra malah memeluk leher Rain erat, tak mau berpisah dari Rain. Yu Ra sudah seperti anak yang tidak mau ditinggal pergi oleh ibunya.

"Tidak mau!! Aku mau sama kakak malaikat cantik." rengek Yu Ra. Bahkan air mata Yu Ra sampai membasahi bahu Rain.

Mau tak mau, Rain pun mengiyakan ucapan Yu Ra karena tidak ingin membuat gadis kecil yang digendongannya menangis lagi. Sungguh, Rain sangat tidak tega. Kalau melihat tangisan musuhnya ia akan sangat senang tapi tidak untuk tangisan anak kecil.

Rain mengelus-elus rambut Yu Ra dengan sayang. "Baiklah. Baiklah. Kakak akan menemani Yu Ra, tapi hanya sampai sore yah. Soalnya kakak harus kembali ke kediaman. Kalau tidak kakak akan di hukum. Yu Ra mau kakak di hukum?"

"Tidak. Tidak boleh ada yang menyakiti kakak malaikat cantik." jerit Yu Ra.

"Sini, kakak gendong. Pasti pujaan hati kakak capek menggendongmu, Yu Ra." ucap Xu Zee.

"baiklah. Tapi kakak malaikat cantik tidak boleh pergi dari sini."

"Iya. Kakak tidak akan pergi kok."

Sekarang Yu Ra sudah berada di dalam gendongan Xu Zee.

"Ekhm.. Kenapa kau berpakaian sangat tidak sopan?" tanya Xu Hoo dengan tatapan tajam dan menusuknya.

Rain yang mendengar ucapan Xu Hoo mendadak kesal. Tidak sopan apanya? Bahkan di zamannya dulu aja ada orang yang hanya memakai pakaian dalam. Lah? Ini? Dia cuma pakai gaun selutut.

Rain ingin membalas ucapan Xu Hoo dengan ucapan tajamnya juga. Tapi ia menahan dirinya karena ia masih ingat kalau Xu Hoo anak kaisar. Dia bukan takut kena hukuman tapi ia hanya ingin menghindar dari masalah.

"Saya hanya penduduk miskin, pangeran terhormat. Makanya saya tidak bisa membeli pakaian yang lebih layak(¿)." kata Rain dengan ekspresi yang disedih-sedihkan.

Ne Ra yang mendengar ucapan Rain hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Tuan putrinya benar-benar penuh drama.

"Miskin apanya? Bajumu saja terbuat dari sutra, kau juga membawa pelayan, perhiasan yang melekat di tubuhmu juga mahal, serta auramu adalah aura bangsawan. Jadi, miskin seperti apa yang kau maksud?" kata Xu Hoo tepat sasaran.

"Saya memang miskin pangeran. Miskin akan cinta dan kasih sayang dari keluarga dan orang-orang yang ada di dalam kediaman." jawab Rain.

Tapi.... Itu hanya di dalam hatinya.

"Saya memang hanya penduduk miskin, pangeran. Maksud saya miskin daripada raja istana." kata Rain santai.

"Lagian kenapa kau sewot banget sih dengan penampilanku. Hidup-hidup aku, kok kau yang repot." sinisnya kemudian.

Hancur sudah. Rencananya tidak ingin mencari masalah, sekarang Rain malah mencari masalah.

"Kau mau menggoda orang-orang dengan wajah cantik dan baju seksimu itu, hah?" tanya Xu Hoo tajam.

Memang, bagi era kuno penampilan Rain seperti perempuan penggoda. Tapi memang dasarnya saja dia sangat cuek akan reaksi orang-orang.

Lagipula untuk apa memedulikan reaksi orang lain? Rain hidup bukan untuk orang lain!

"Terimakasih karena sudah mengatakanku cantik. Aku tahu kok kalau wajahku ini cantik," kekeh Rain manis. "Tapi aku tidak berniat untuk menggoda siapa pun. Kalian saja sebagai pria yang selalu berpikiran kotor." lanjutnya dengan nada sinis dan dingin.

"Kau mengatakanku berpikiran kotor?" tanya Xu Hoo tidak senang.

"Kalau kau merasa, yah bagus lah." kata Rain acuh.

"Aku tidak seperti itu." bantah Xu Hoo tidak suka.

"Kalau tidak berpikiran seperti itu kenapa kau berpikir aku ingin menggoda orang lewat pakaianku. Lagian gaunnya hanya sebatas lutut bukan telanjang."

Gaun selutut saja sudah membuat orang-orang berpikir lain. Apalagi memakai bikini hahahahaha....

Wajah Xu Hoo langsung memerah.

"Tuh kan. Wajahmu memerah. Pasti kau memikirkan yang tidak-tidak bukan. Astaga! Anak kecil saja sudah berpikiran yang tidak-tidak, bagaimana dengan yang dewasa." ucap Rain dengan nada mengejek.

"Aku sudah besar tahu. Umurku sudah 13 tahun." kata Xu Hoo kesal karena dikatai anak kecil.

"Masih 13 tahun kan? Aku sudah 16 tahun. Jadi, aku lebih besar darimu Harusnya kau memanggilku kakak." kata Rain penuh kemenangan.

"Anak kecil aja belagu. Sekolah yang benar dulu, dek." ucap Rain dengan nada mengejeknya sambil menepuk-nepuk puncak kepala Xu Hoo lembut.

Xu Hoo menepis tangan Rain dari atas kepalanya. Disaat kulit mereka bersentuhan Xu Hoo merasa jantungnya berdegup kencang sehingga ia langsung terdiam dan salah tingkah.

"Ciee... Ciee... Yang salah tingkah." ejek Rain.

Bersambung......

Rebirth🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang