Part 11. Permainan Yang Menarik

50.6K 4.6K 96
                                    

Brakkk~

Rain yang sedang asik-asiknya membaca novel di kagetkan oleh suara dobrakan pintu itu. Dia mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Di ambang pintu, ia melihat Ji Ya dengan wajah yang merah padam dan menatapnya sengit.

"Lancang sekali kau!" desis Rain tidak suka karena waktu membacanya di ganggu.

"Kau, dasar gadis hina berkepala batu." bentak Ji Ya, lalu ia berjalan dengan cepat ke arah Rain. Tanpa aba-aba ia langsung menjambak rambut indah Rain.

"Kau! Berani sekali kau berkata seperti itu di meja makan. Kau pikir kau siapa hingga berani berbicara seperti itu?" bentak Ji Ya.

Rain tidak merasakan sakit sama sekali di kepalanya akibat jambakan itu karena ia sudah biasa berurusan dengan yang namanya luka dan darah. Bahkan saat peluru menembus tangannya saja ia biasa-biasa saja. Apalagi dengan jambakan seperti sekarang ini. Oh ayolah, rasanya seperti nyamuk yang sedang menghisap darah. Gatal!

"Kau bertanya siapa aku? Aku adalah putri sah dari perdana mentri Tuan Qu. Posisi aku lebih tinggi dari kau yang hanya berstatus sebagai anak seorang selir." sahut Rain dengan nada sombongnya. "Hahaha.... Anak selir aja bangga." tawa Rain dengan nada mengejeknya.

Plak~~~~

Ji Ya langsung terpancing emosi disaat mendengar Rain mengucapkan fakta itu. Ia menampar pipi putih bersih Rain dengan tangan kiri yang masih menjambak rambut Rain dengan kuat.

"Biar saja aku anak seorang selir. Tapi hidupku lebih bahagia daripada kau, gadis hina!" ejek Ji Ya.

"Oh ya? Enak bagaimana maksudmu? Disayangi kah? Dihormati kah? Atau dimanja kah? Jangan salah! Aku sudah pernah merasakan itu di kehidupanku sebelumnya. Dan hidupmu akan terbalik mulai sekarang, gadis sombong. Hmm, sekarang terimalah pukulan saya!" kekeh Rain dan sebuah pukulan pun mendarat di perut Ji Ya.

Ji Ya terduduk di atas lantai sambil memegangi perutnya yang terasa sangat sakit.

"Hoho... Itu saja sudah sakit. Oh tidak! Permainan yang menarik baru saja akan dimulai. Tidak seru kalau kau sudah menyerah terlebih dahulu." ejek Rain.

Rain pun mengambil pisau kecil yang ada di bawah bantalnya.
Ia berjalan menghampiri Ji Ya yang masih terduduk sambil memegangi perutnya. Ia pun berjongkok dan mencengkram dagu Ji Ya dengan kuat hingga Ji Ya meringis kesakitan.

"Gadis lemah! Permainan baru di mulai. Aku akan tenang setelah melihat darah kotormu itu mengalir." ucapnya sambil tertawa menyeramkan.

Sepertinya, jiwa psikopatnya muncul saat ini. Ia benar-benar seperti psikopat yang akan membunuh mangsanya secara perlahan-lahan. Wajar saja jiwa psikopatnya muncul karena dia menerima kematian yang menurutnya sangat tidak adil.

"Kau sangat membanggakan tubuh halusmu itu kan? Bagaimana kalau sekarang aku mengukir sesuatu di tubuhmu? Hmm.." kata Rain dingin dan mulai menggoreskan ujung pisaunya di bahu Ji Ya yang sekarang sudah menangis histeris karena kesakitan dan ketakutan.

"Tidak!! Arghh!! Sakit!!" pekiknya.

"Semakin kau berteriak. Aku semakin bertambah semangat." kekeh Rain lalu ia pun menggoreskan ujung pisaunya kepada punggung Ji Ya.

Lagi-lagi gadis malang itu memekik kesakitan. Suaranya terdengar sangat melengkik, bahkan Rain yakin seisi kediaman akan mendengar teriakan Ji Ya, tapi Rain tidak peduli karena dia telah menyiapkan sebuah rencana.

Seolah tidak cukup dengan luka yang diberinya. Rain menggoreskan pisaunya ke tangan Ji Ya cukup dalam.
Darah gadis malang itu sudah bercucuran di atas lantai. Tiba-tiba terdengar langkah kaki yang menuju kamar Rain.

"Lihat saja Yi Na! Semua orang pasti akan membencimu hahaha.." tawa gadis yang bernama Ji Ya itu dengan bahagia.

Tapi....

"Arghh!! Tidak!! Jangan bunuh aku! Aku bersedia menjadi pelayanmu asal kau tidak membunuhku. Hikss... Hikss...." isak Rain sambil memegang pergelangan tangannya yang mengalirkan darah yang sangat banyak.

"ADA APA INI??"

Bersambung....

Rebirth🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang