belum seutuhnya hilang

7.9K 267 10
                                    

Sifat aku itu adalah tidak bisa menyembunyikan ekspresi. Ya perasaan aku pada ka Adit sudah mulai menghilang, memudar seiring dengan pergatian detik, menit, dan jam. Saat ini entahlah aku makan sesuatu yang menurutku kurang enak, bukan untuk menyia nyiakan makanan ya, tapi bagaimana lagi seandaiya saja kamu tau rasanya hm....

Daripada mubazir kan aku mau buang ke kolam, berhubung kosanku dibangun diatas kolam ikan, jadi tinggal keluar lempar makanan tar juga ikan pada langsung ngemakan-makanan itu.aku berjalan menuju balkon kosan ku, karena memang dari situ lah aku membuang makanan ke kolam kalau harus turun dulu males juga hehe.

Aku keluar dan saat aku melihat kebawah ternyata dibawah sana tepatnya di gazebo ada ka Adit sedang melihat ke arahku otomatis aku membalikkan badan dan buru buru masuk ke kamar.

"Rainaaa!!!" pekik ku

"Kenapa far?"

"Di depan ada ka Adit" ucapku sambil entah ssmbil apa ya, pokonya heboh deh haha.

"Wah masa?"

"Iya tau ih, tengsin aku"ucapku masih heboh "Astagfirullah" aku langsung tersadar dan beristighfar.

"Ya Allah cuma di liatin aja baper, gimana sih haha" ucapnya meledekku

"Ga tau Ai duh, Astagfirullah"

Aku pun kembali ke luar untuk membuang makanan itu tapi dari tempat lain bukan yang berhadapan dengan gazebo.

Hari makin malem dan perut makin lapar, aku putuskan turun untuk ke kantin tapi sebelumnya aku cek dulu apa kantin kosan masih buka atau udah tutup, aku kira ka Adit sudah pulang tapi ternyata dia masih ada dan dia menatapku lagi, aku alihkan pandanganku ke arah pintu kantin tanpa pikir panjang saat mengetahui kantin buka aku dengan Ai langsung turun untuk jajan.

Saat aku keluar dari pintu utama mataku dengan matanya lagi-lagi bertemu itu membuatku menunduk amat dalam dan saat itu aku amat sangat gercep, ga peduli apa yang diambil rasanya ingin buru buru kembali ke kamar.

dengan kekuatan seribu bulan aku sampai di dalam kamar eakkkkk.... sebenarnya langkah seribu maybe wqwq.

Dan akhirnya aku terlepas dari jeratan tatapan itu. Aku berfikir bahwa,mungkin sebenarnya perasaan yang sudah terkubur itu akan tumbuh lagi walau hanya di pupuki oleh tatapan dari orang itu.

Apakan perasaan semudah itu kembali? Usaha menguburkan yang semakin hari semakin dalam itu berujung dengan tumbuhnya sebuah rasa itu.

Seperi bibit yang di tanamkan di dalam tanah, aku kira bibit itu akan mati namun bibit itu malah semakin kuat, mencoba menubruk bebatuan dan keluar kepermukaan saat di beri sebuah pupuk, ya rasa itu kembali dan rasanya menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Apa sebuah rasa bisa timbul begitu saja jika hanya dengan sepasang mata yang saling bertemu?

Lagi-lagi aku harus sadar posisiku, aku harus sadar logam mas tidak akan bisa bersanding dengan bebatuan biasa, juga bintang kecil tidak mungkin berteman dengan matahari.
kuserahkan semua pada tuhan yang maha kuasa, jika perasaan ku ini baik untukku, agamaku, kehidupanku, aku sangat berharap dia memang yang Allah takdirkan untukku, namun jika dia buka yang terbaik dari Allah, aku yakin lambat laun perasaan itu akan memudar, dan pasti ada seseorang yang memang lebih baik darinya untukku.

Ini bukan masalah keinginan tapi ini soalkebutuhan, Allah akan memberikan apa yang hambanya butuhkan bukan yang hambanyainginkan, karena yang hambanya inginkan belum tentu yang terbaik bagi baginya.


=========

Assalammu'alaikum, haiii siapa yang pikir cerita ini selesai cuuuung!!!!!!!!
Haha engga ko, aku pikir Farah ga mudah menyerah.
Py reading :)
Love kalian ❤❤❤

Allah Dan DiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang