tampak hilang

1.7K 54 0
                                    

Nesi menceritakan padaku tentang mimpinya itu di akhir kata sebelum menyelesaikan ceritanya Nesi bilang padaku, "Ganteng orangnya Farah tapi aku liat dari samping familiar juga tapi siapa ya" ucap Nesi

"Kamu mah kalau ngeliat cowok terus kamu bilang ganteng apa lagi kalau ngeliatnya dari pinggir pasti ending nya zonk" jawabku sambil terkekeh

"Iya sih kenapa ya kalau ngeliat dari samping atau belakang ganteng pas ngebalik eh gitu, tapi ga papa lah muji orang itu berpahala" ucapnya sambil terkekeh juga. Kami pun melanjutkan perjalanan sampai ke kosan masing-masing dan kembali ke rutinitas masing-masing.

Aku menerima telpon dari seseorang dan saat aku angkat ternyata dari bibiku yang menyatakan bahwa uangnya sudah di transfer dan menanyakan kapan aku akan pulang, sayangnya aku tidak dapat jatah libur kali ini, dan membicarakan kakak sepupuku yang akan menikah, namun sangat di sayangkan pernikahannya di adakan saat jadwalku sangat padat dan aku mendapatkan doa dari bibiku begini katanya.

"Teh? Kakak kamu cantik loh pas prewed"

"Kalau nanti cantikan aku ya" ucapku sambil terkekeh

"Haha makanya jangan kenal dulu sama make up" saut bibiku

"Enggak kok, bedak aja enggak kenal hehe.." ucapku semakin terkekeh, pasalnya di kamarku tidak ada yang begitu.

"Iya iya, belajar yang bener, siapa tau dapetinnya dokter" ucap bibiku

"Haha doain makanya" ucapku sambil terkekeh" dan begitulah jika memiliki bibi yang kekinian jadi serasa teman.

Besoknya aku kembali ke kampus dan belajar seperti biasa, praktikum dan ya begitulah saat bersentuhan dengan zat kimia pasti kamu akan keracunan. Pulangnya aku langsung terlelap, hari itu tidak ada satupu hal yang dapat di bahas.

Di kemudian hari saat aku kembali ke kampus dengan Nesi dia bercerita tentang seseorang bernama Wildan yang dulu sempat dekat dengannya, dia menyinggung soal pacar Wildan yang bernama Mila pasalnya Mila sudah lama tidak mengumbar kemesraan dengan Wildan dan saat membuka kontak Wildan yang di tempat statusnya pada awalnya menuliskan Mila tetapi kini kosong, tidak ada lagi, Nesi menyimpulkan bahwa mereka berdua telah putus dan aura bahagia muncul di wajah Nesi, aku hanya menjadi pendengar setia dan ikut bahagia saat itu. Lama berlalu setelah itu aku menanyakan soal taarufnya dengan ka Yudha, tetapi dia malah mengalihkan pembicaraan.

"Eh btw Far kalau taaruf itu berapa bulan?"

"Setahuku 3 bulan" jawabku

"Habis itu?"

"Putusin lah" jawabanku membuat Nesi terpaku dan cengo di hadapanku, aku mengerti karena aku rasa dia salah paham tentang jawabanku

"Maksud aku itu putusin mau lanjut atau udahan" aku diam sejenak dan melihat raut wajah Nesi kembali seperti semula "Tapi itu menurut aku ya, aku kan belum ngalamin hehe" lanjutku lalu berjalan berlalu.

Aku melihat ka Adit yang juga melihat ke arahku dan dia menatapku terkaget gitu, aku ga ngerti, tebakku memang ka Adit sudah tahu aku, dia sudah kenal dengan Farah Amira, namun apa harus seperti itu? Maksudku tatapan canggung itu, sungguh aku tidak nyaman, bagaimana aku bisa nyaman dalam kecanggungan, itu membuat aura-aura berubah nuansa, kamu tahu? Aku lebih memilih tidak di kenal jika saat dia kenal aku keadaannya malah canggung, ini alasan kenapa dulu aku lebih memilih bersembunyi karena aku takut akhirnya seperti ini, tapi aku bisa apa ini sudah terjadi, jadi bagaimana?

Aku menjalani kehidupanku yang biasa hari ke hari semua semakin memudar, rasaku pada ka Adit perlahan memudar, aku juga tidak mengerti namun inilah kebiasaanku, yang hanya bisa menyukai sesaat, dan ini juga bisa disebut akhir dari seorang Farah Amira sang pengagum rahasia dari Aditya Basil.

Nesi melanjutkan taarufnya walau kadang dia juga bingung dengan perasaannya, Yudha itu pernah nolak Nesi dengan sangat tegas saat Nesi dulu menyatakan perasaannya ingat? Dia sadis tapi sampai kemarin perasaan Nesi ke Yudha masih ada namun kini entahlah.

"Farah, aku ingat siapa orang yang di mimpiku kemarin" ucap Nesi saat kami bertemu di kelas, aku menatapnya dan mendengarkan kelanjutan ucapannya

"Kayanya dia Pras deh" lanjut Nesi, yang aku tahu tentang Pras dari Nesi itu dia jahil terhadap Nesi, namun kata Nesi tentang dirinya dan Pras itu, dia itu ga cantik sedangkan Pras itu most wanted di sekolah SMA nya yang pasti menyukai para gadis yang cantik.

Menurut aku sih semua wanita itu cantik ya soalnya engga ada wanita yang ganteng, namun entahlah Nesi merasa dirinya tidak cantik padahal aku sempat berpikir bahwa Pras dulu menyukainya, bukan karena parasnya namun karena suatu hal yang kemungkinan besar membuat Pras menyukai Nesi.

"Mungkin" jawabku "Aku kan tidak tahu" lanjutku. Nesi diam namun wajahnya memerah, entah kenapa dia.

"Kamu mikirin apa sampe mukanya blushing gitu?" tanyaku dia hanya menggeleng kikuk.

Perkuliahan pun dimulai dan selesai dengan cepat, eh lambat karena dikelas aku sangat tidak fokus terkadang menguap dan mengantuk begitu.

Kami pulang ke kosan masing-masing, Nesi di kosannya merenung sendiri mencari arti mimpi itu di gugel namun tidak ada yang bisa menafsirkannya, Nesi semakin dibuat bingung ketika dia menyadari bahwa keputusan taarufnya tinggal beberapa minggu lagi.

"Waktu berlalu begitu cepat" ucap Nesi sambil memandang langit-langit kamarnya.

Allah Dan DiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang