Last Farah

2.3K 67 24
                                    

Aku memandang jembatan yang amat sangat terkenal disini, jembatan yang memiliki sejarah panjang tentang pembangunannya, desainnya dan semua hal yang dulu aku anggap mimpi. jembatan tersebut dibangun di abad pertengahan yang melintasi Sungai Thames. Banyak isu yang warga sebutkan tetang jembatan ini. Ya seperti dugaanmu aku berada di sebuat tempat yang menjadi incaranku dulu dan telah terealisasi sekarang.

Aku memilih pergi kenegara lain untuk melanjutkan study ku. Bukan hanya itu aku juga pergi dari sang pendistraksi, tepatnya menghindar darinya. Tanpi tanpa sengaja di setiap harinya usai solat dan sebelum tidurku, kuselipkan doa dengan penuh harap "Jika dia yang terbaik Allah pasti restui dengan temu dan semesta yang akam mendukung untuk pertemuan tanpa rencana itu, jika bukan yang terbaik Allah pasti bantu untuk melupakan dari rasa salah yang harusnya tidak pernah ada".

Pasti bertanya tentang kenapa aku memilih pergi? Karena dugaanku lagi-lagi benar.

Flash back

Hari itu hari wisudaku, aku mencarinya saat itu untuk berfoto bersama. Kami wisuda di hari yang sama, aku tersenyum puas saat aku menemukannya, aku pun mencoba mendekat melewati banyak orang tapi dia ternyata sedang berbicara dengan seseorang yang aku kira dulu dia menyukai sang pendistraksi, ayolah aku kira hanya dugaan namun dari jarak yang cukup dekat ini dia tidak menyadari aku yang berada diantara lautan manusia sedang menatapnya.

"aku menyukaimu, sebenarnya aku sudah menyukaimu dari dulu" ucapnya dan kamu terperangah dibuat terkaget aku tahu itu, aku pun sama terkejutnya.

"aku juga menyukaimu sungguh, tapi kita adalah sahabat" ucapmu.

Dua kali rasanya belum cukup semesta membuat percayaku pada manusia hancur, sepertinya semesta sedang ingin bermain lagi denganku.

Air mataku jatuh begitu saja dan aku menengadahkan wajah keatas agar air mataku tidak jatuh, berbalik dan tersenyum.

"Farah" panggilnya, dia menyadari kehadiranku aku menengok kearahnya melambaikan tangan dan tersenyum lalu membalik dan berlalu.

Aku pergi dan aku memblock semua akun sosial media nya, mengganti nomor telpon sehingga dia tidak ada celah untuk bisa menghubungiku. Aku pergi ke Yogyakarta melanjutkan study profesiku dan melarikan diri dari sang pendistraksi hingga kini aku berada di negara yang aku inginkan dengan universitas yang aku inginkan.

Pengecut ya aku...merelakan dan membersamai luka adalah hal yang aku sukai sepertinya.

Flashback off

Hal menyedihkan itu kembali terekam, lagian kita bukan siapa-siapa kan, seharusnya saat itu aku tidak sesakit itu, tidak se terluka itu, tapi aku hanya manusia yang juga bisa merasakan luka tanpa menyadari bahwa itu adalah luka.

Aku duduk sendiri di rumput yang menghadap kearah jembatan itu, menatapnya sendu. Pikiranku terus merekan setiap kejadian manis yang berakhir tragis itu, sejujurnya aku merindukannya, tapi dia mungkin tidak, juga dia tidak akan pernah memaafkanku karena aku pergi tanpa pamit dan dia pasti terluka seperti sebelumnya hingga menyalahkan dirinya sendiri. Tapi biarkan waktu yang bekerja kebali, apakah kita akan bersama sekali lagi atau kita akan berahkir dengan cerita baru dan melupakan kisah yang didalamnya kita yang tidak pernah menjadi kita yang utuh.

Aku menunduk dan memandang jembatan itu lagi dan mulai menyeringai. Aku emang pengecut, bodoh dan selalu memilih untuk terluka sendirian.

Ini sudah tahun ke 2 aku di luar Indonesia dan semua berjalan sesuai rencana dan aku kini baik-baik saja hanya terkadang aku merindukan sosoknya yang selalu berusaha tersenyum menyembunyikan luka itu, walaupun sakit anehnya aku sering memikirkannya.

"ya, sepertinya lebih baik memang begini" ucapku sambil menunduk.

"siapa yang bilang begitu?"

Sontak aku menengok kesamping kananku dan memasang wajah terkejut.

Allah Dan DiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang