Aku sedang menunggu Nesi di depan gerbang kampus, aku tadi berangkat dengan Sofia dan Ai, Nesi ada urusan mendadak jadi menyuruhku untuk berangkat duluan katanya. Aku tidak suka disini ramai, banyak yang berlalu lalang, aku putuskan untuk pindah ke area taman yang aku tahu pasti sepi apalagi ini masih pagi, aku duduk di salah satu kursi disini sambil memainkan yang sedari tadi aku genggam, padahal biasanya aku selalu menulis atau menggambar sesuatu agar tidak bosan, aku merutuki diri sendiri kenapa harus aku lempar ya bukunya?
Saat aku menunduk membaca wattpadku seseorang menyodorkan buku diaryku ke hadapanku dan aku tersenyu melihat buku ku, baru saja aku ingin berterima kasih namun saat aku melihat siapa yang memberikan bukuku itu senyumku memudar.
Aku mengambilnya dan menunduk lagi
"Terima kasih""Sama-sama" ucapnya "Lain kali jangan sembarangan ngelempar barang apalagi bila itu barang berharga, saya duluan" lanjutnya memandangiku dulu sekejap "Assalammu'alaikum"
aku termenung sendirian baru beberapa langkah ka Adit pergi aku merasa ada sesuatu yang salah
"Ka Adit!" teriak ku, dia berhenti dan berbalik
"Kakak lihat isinya engga?"
"Engga kok santai aja" jawabnya santai dan benar-benar pergi berlalu
Aku menghela nafas lega sambil memandangi punggungnya yang berlalu namun entah kenapa bibrku jadi tersenyum begitu saja.
"Farah" ucap Nesi sambil merangkulku "Ah bukunya udah ketemu?" tanya Nesi dan aku hanya mengangguk sambil tersenyum kecil "Yasudah ke kelas yu" ajaknya aku mengangguk dan berjalan di sampingnya.
Setelah perkuliahan hari ini Nesi pulang duluan dan aku menunggu temanku yang lain karena katanya akan ada kerja kelompok, biasalah namanya juga negara berkembang ya gini jam karet, 1 jam aku nuggu baru datang 2 orang. aku ijin untuk kebawah dulu aku ingin ke toilet namun belum sampai ke toilet aku melihat ka Adit yang berbicara dengan Nesi dan aku pun menguping lagi di balik tembok.
"Menyukai ka Adit" aku yang mendengar itu terlontar dari mulut Nesi membuat aku tidak percaya, apa karena ini dia pulang duluan, ya aku harus merelakan jika memang begitu, Nesi sudah sering berkorban untukku, hanya ini yang aku bisa lakukan.
"Maaf tapi.."
"Hais....ga pernah terus terang padahal biar tidak ada yang terluka, oke ka aku duluan by Assalammu'alaikum" pamit Nesi dan aku masih termenung dalam diamku, dan bersembunyi berharap Nesi tidak sadar ada aku di balik tembok, aku kembali pada teman-teman kelompok dan ikut kerja kelompok, tapi pikiran aku tidak disana entahlah aku lelah.
"Farah kamu kelihatan tidak sehat, kenapa?" tanya Ina
"Ah gapapa kok" ucapku padanya dia mengangguk dan akupun mulai membantu mengerjakan tugas itu lagi.
Beberapa hari berlalu aku sudah tidak pernah menulis tentang ka Adit dalam diaryku dan juga tidak pernah membicarakannya dengan Nesi, aku dan Nesi baik baik saja, dan saat dia menjadi dosen pengganti di mata kuliah analisis kimia aku tidak menatapnya, aku fokus pada materi, aku sadar Nesi menatapku heran tidak biasanya begini.
"Far selepas perkuliahan selesai aku mau ngomong ya" ucapnya dan aku hanya mengangguk
Perkuliahan selesai dan sesuai janjiku pada Nesi aku dan dia bertemu di taman.
"Ka Adit udah ngekhitbah seseorang" ucapnya membuat aku menengok ke arahnya
"Jadi saat aku duluan pulang dan kamu ada kerja kelompok waktu itu, aku menemui ka Adit, karena aku tahu dia sudah mengkhitbbah seseorang"
flashback mode on
"Ka Adit sudah mengkhitbah seseorang?" tanya Nesi
"Iya ko kamu tahu? Tunggu kamukan temannya Farah" jawab ka Adit
"Iya aku teman dekatnya Farah, aku dengar dia dari angkatanku ya?"
"Iya, dia sudah menyukaiku dari dulu"
"Bagaimana dengan Farah?"
"Emang dia kenapa?"
"Kenapa kakak berbuat baik padanya, dengan sifat manis dari kakak membuat dia kembali berharap, kakak tahu tidak? Dia sudah berusaha untuk menghilangkan perasaannya ke kakak, namun kakak begitu padanya"
"Saya hanya ingin berbuat baik kepada semua orang apa itu salah?"
"Tidak memang tidak, apa kakak tahu sosok matahari dalam kehidupan Farah itu kakak, dan dia seorang bintang yang redup itu" jelas Nesi ka Adit menunduk berfikir
"Dia sudahlama mengagumi kakak, tapi akhirnya begini, dia itu bodoh tidak berani berbicara pada kakak, demi cinta yang dia jaga hingga dia melukai hatinya sendiri"
"Aku tidak pernah bermaksud menyakiti siapapun"
"Bukan salah kakak sih, ini salah Farah" ucap Nesi menjeda "dia...menyukai ka Adit" ucap Nesi akhirnya
"Maaf tapi..." belum selesai ka Adit berbicara Nesi memotongnya
"Hais....ga pernah terus terang padahal biar tidak ada yang terluka, oke ka aku duluan by Assalammu'alaikum" pamit Nesiberlalu pergi.
flashback mode off
Aku langsung memeluk Nesi air mataku mengalir begitu saja tanpa permisi, Nesi memelukku juga menenangkanku dengan mengusap punggungku.
"Yang sabar mungkin ka Adit bukan jodoh kamu, masih banyak cowok lain ko" ucap Nesi membuat aku berhenti terisak dalam tangisan "Contohnya Anto" ucapnya membuatku terkekeh dalam pelukannya, dia melepaskan pelukanku dan bertanya kenapa aku tertawa
"Anto mau nikah 3 bulan lagi" ucapku dengan kekehan kecil, aku lihat Nesi melongo menatapku.
"Maaf ya Nes aku pernah salah paham"
"Iya gapapa kok slow" dia diam sesaat dan langsung menatapku lagi aku mengangkat sebelah alisku heran "Jangan bilang kamu salah paham karena aku berbicara dengan ka Adit waktu itu, atau jangan jangan dulu kamu nguping tapi endingnya aja?" ucapnya membuatku terkekeh lagi dan mengangguk
"Ah pantas saja sehabis itu kamu beda"
"Maaf ya Nes hahaha"
=========
aku ga bisa menyatukan Farah dengan Aditya Basil hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah Dan Diaku
Non-FictionCerita ini mungkin sama dengan beberapa cerita soal penampilan luar, tapi cerita ini bukan cerita mereka ini ceritaku, tentang aku, dia dan Allah, tentang cinta diam ku, tentang mengagumi seseorang yang begitu saja. Tentang seorang pengagum rahasia...