tentang Farah

13.1K 359 10
                                    

Aku satu kampus dengan ka Adit, tapi sayangnya aku sangat jarang bertemu dengannya, mungkin karena kesibukannya atau karena saat itu aku terlalu menyukainya. Aku sebenarnya tidak percaya tentang "Jika kamu menyukai seseorang kamu akan jarang bertemu dengannya" ya kata-kata itu, awalnya aku tidak percaya namun kini aku percaya karena aku merasakan hal itu.

Kamu tahu kan yang berlebihan itu tidak baik? Ya! aku amat tahu soal itu tapi entahlah rasa itu tumbuh begitu saja. semakin lama aku berfikir dan menyadari satu hal, bahwa aku menyukai seorang kakak kelas atau orang yang lebih tua dariku dan aku baru mengalaminya sungguh, entahlah mengapa begitu, padahal sebelumnya tidak pernah terjadi.

Sebenarnya aku paling anti sama kakak kelas atau seorang yang lebih tua walau hanya beda 2 atau 3 tahun, tapi ini beda. Dulu sekali saat aku masih dekat dengan teman lelakiku tidak ada kakak kelas semuanya seangkatan, pernah ada seorang yang lebih tua mendekatiku walau dalam bentuk chat, aku ilfil entah kenapa.

Aku sebenarnya menyukai orang lain saat itu, namun saat aku menyukainya aku malah terluka begitu sangat olehnya, oleh sosok itu aku mencoba menjauh dan melupakan, dan i can do it, aku pasti bisa, sebuah kesuksesan berawal dari sebuah kegagalan bukan?

Ya aku mengalaminya, merasa menjauh itu sulit, saat itu aku masih memiliki perasaan lebih terhadapnya. Hingga beberapa bulan kemudian aku tersadar akan sesuatu, tersadar tentang sebuah hal yang memang salah, chat begini pun yang hampir semua orang menganggap hal yang wajar, namun bagiku ini salah.

Untuk menanyakan tentang kabar, sedang apa? Sudah makan atau belum? Jangan lupa solat ya, kata kata itu dapat menyebabkan masalah hati, aku tidak mau ini berlanjut ke arah yang tidak baik, dan saat aku benar benar ingin pergi, dengan melandaskan semua karena allah, karena aku ingin berubah, dia seolah seperti orang yang mencegah ku untuk pergi, namun lambat laun dia akhirnya mulai mengerti dan menjauh.

Aku bersyukur sekali saat dia begitu, dia mendukung hijrahku, mendukung keinginanku, aku ingin menjaga hatiku, menjaga pandanganku, karena saat itu aku sudah tidak memiliki rasa padanya, terlalu sering di buang, seperti sampah? Haha...dan pada akhirnya membuat sang-sampah terluka, dan tidak ada sampah yang ingin kembali pada pemiliknya kemarin, kecuali dia beruba menjadi sesuatu yang lain.

Aku merasa sudah di buang saat itu, sudah terlalu terluka akan hal itu dan merasa semua akan kembali lagi. Maka aku sungguh berdo'a, dan rasa itu pun hilang. Entah jika mungkin suatu saat aku memiliki rasa aku harap rasa yang aku berikan kepada siapapun itu tidak ia sia-siakan lagi.

Jika perasaan ku pada ka Adit, ya... itu mustahil kan, jadi aku harus mencoba memendamnya dan aku yakin ka Adit sudah memiliki seseorang yang sangat dia sukai. Fans hanya akan bahagia saat melihat biasnya bahagia, bukannya begitu?

Allah Dan DiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang