Mencoba

5.8K 196 5
                                    

Apa jadinya saat bintang kecil yang redup itu nekat untuk memulai mendekat pada matahari?

Aku yakin bintang kecil itu bahagia, amat sangat bahagia hingga tanpa dia sadari toksik yang akan menyerang hatinya di suatu hari itu pasti dan rasa-rasanya perasaan itu masih ia sembunyikan, hingga saatnya sebuah pengakuan harus diutarakan, nanti. Namun etah tersampaikan atau tidak yang pasti lambat laun sang matahari akan menyadari sebuah rasa yang terpendam itu.

Aku seseorang yang seperti bintang itu, tapi semakin dipikir semakin tidak mungkin untuk bersama, terlalu banyak berpikir juga membuatku pusing sendiri, ingin menjalani hidup dengan tenang tanpa ada rasa pada seseorang seperti ini, aku tau Allah maha pembolak balik hati, aku juga tahu Allah itu tahu apa yang ada dalam hati hambanya.

Jadi saat kamu menangis dan merasa tidak ada orang yang mendengar, mungkin kamu lupa ada Allah di samping kamu, yang tanpa kamu tahu dia itu sedang menunggu curhatanmu di sepertiga malam.

Aku sadar aku tanpa Allah bukan apa-apa, seperti kata temanku "Kini saatnya meraih cita-cita bukan cinta, apa baik kita meminta cinta pada Allah?", aku memikirkan kata kata itu. aku seorang yang mudah baper tapi aku juga orang yang benar benar pergi saat sudah terluka dan menyadari luka itu, aku suka mengadukan apa yang aku rasakan itu, hingga satu persatu orang mulai ku jauhi, karena hanya beranggapan apa yang aku lakukan salah, dan setelah menimbang nimbang, akhirnya aku chat juga ka Adit itu, kamu tau ga? perut melilit, telapak tangan dan kaki dingin, mendadak demam, ah... segala kerasa deh pokok nya.

Dan ga tau keberanian dari mana aku menghubungi ka Adit, sumpah ini memalukan (>_<).
Ya mau bagaimanapun sudah aku chat dan beberapa menit kemudian chat ku centang 2 biru, di read.....😂 Kamu tau? Jantungku berdegup sangat wah tau, ubnormal, dan akhirnya pesanku dibalas dan hanya jawaban "Wa'alaikumsalam" yang tertera, dan seketika hatiku potek (patah) :(. Beberapa menit kemudian pesan masuk lagi "Iya boleh de" ucapnya.

Aku memberi pesan soal dia yang ku jadikan salah satu tokoh utama pria dalam ceritaku, (kaya cerita di balik cerita haha). Dan alhamdulillah diaa memperbolehkan, dan aku sudah berpikiran bahwa chatnya bakal manjang 😅. Dan jujur walaupun aku suka sama ka Adit tapi kalau chat aku ga mau manjang, aku takut kebaperan hehe....

Nesi yang menyuruhku untuk chat ka Adit, dia yang sangat mendukungku untuk melakukannya. Entah aku harus berterimakasih padanya atau menyesali tindakanku. Entahlah biar begitu saja. Karena aku sudah melangkah dan aku harus terima resiko kedepannya, mau itu luka ataupun sebuah kecewa aku akan terima.

Tahu gak? Ternyata apa yang aku pikirkan benar, chatnya manjang sampai pembahasannya keluar jalur, entahlah tapi nyambung haha... Seneng.... Banget malah, tapi aku kembali tersadar pada duniaku. Dia yang terlalu jauh untuk digapai, dia yang terlalu fantasi untuk jadi nyata, dia yang memang terlalu bercahaya bagi bintang kecil.

Dan duniaku? Duniaku hanya di dalam sebuah kesunyian dan kesendirian eaaaaa....haha...
Tidak juga sih, duniaku dan dunianya sama tapi, antara aku dengan dia sungguh jauh berbeda gitu hehe...

Allah Dan DiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang