kan bahagia

1.8K 73 4
                                    

Bekerja disini terkadang suka membuat lupa waktu karena saking sibuknya mungkin, dan sekarang jamnya aku pulang, laper aku belum istirahat sebenarnya, tapi karena sekarang jam pulangku jadi aku harus mengantarkan obat dulu ke ruang rawat inap

"Far sebelum pulang ngasihin obat obat ini ke ruang rawat inap ya" ucap mba Ran

"Oke mba" ucapku sambil membawa wadah obat yang aku dorong itu biar ngebagiin nya gampang gitu.

"Maaf mba mau tanya tempat pemeriksaan kandungan dimana ya?" ucap eseorang bertanya padaku saat aku keluar dari ruang Farmasi, mataku membulat menatap siapa yang aku lihat kini, perlahan aku mengingat kembali luka masa lalu yang sudah aku kubur dalam itu, tahukah? rasanya lebih sakit kini karena aku meyakini dia pasti sudah menikah.

"Farah kan?" tanyanya lagi, dan aku tersadar dari lamunanku tersenyum dan mengangguk, senyumnya merekah.

"Nanti kalau kamu udah selesai kerja kita ngomong sebentar ya" ucapnya aku mengangguk "Nanti aku tunggu di taman" ucapnya lagi dan hanya dibalas dengan senyuman.

"Kamu nanyain tempat pemeriksaan kandungan ya? Itu di depan pas masuk langsung ada ruangannya, yang gede bangunannya, nanti tinggal tanyain lagi ke perawat yang ada disana" ucapku katanya sembil menunnjuk gedung IGD di depan, dia mengangguk berterimakasih dan pergi sedangkan aku juga pergi ke ruangan rawat inap membagikan obat.

Selesai itu aku langsung menuju taman RS karena berjanji bertemu disana dengan Naf. Aku duduk di salah satu bangku yang dekat dengan gedung utama agar Naf dapat mudah menemukanku, dan tak lama Naf datang.

"Maaf lama ya" ucapnya aku menggeleng

"Selamat ya, maaf eggak dateng pas pernikahan kamu, tau tau udah isi aja hehe" basa basiku

"Ah engga apa-apa, aku seneng akhirnya ketemu kamu"

"Loh memang ada apa?"

"Ka Adit nyariin kamu"

"Hah? Ngapain dia nyariin aku kan dia udah nikah sama kamu" ucapku membuat dia melongo

"Hahahaha" dia tertawa terbahak-bahak dan itu membuatku mengerutkan dahi heran "Aku engga pernah punya hubungan lebih dengan ka Adit" ucapnya, ada sedikit rasa lega di hatiku namun juga sedih melihat ekspresinya. "Semua orang juga tahu ka Adit menatap kamu lain, saat dia melihatmu, saat dia menyapamu, saat dia memanggilmu, beda dengan saat dia begitu ke orang lain" ucapnya memberi jeda "Selama ini dia nyariin kamu, dia sudah sering dijodohkan dengan beberapa orang namun tidak pernah jadi, tidak pernah berjalan lancar" lanjutnya

"Naf" panggilku dia menatapku "Jangan bilang padanya bahwa aku bekerja disini" lanjutku

"Kenapa? Dia sudah lama mencarimu Far"

"Aku hanya ingin Allah yang mempertemukan aku dengannya, sesuai rencananya. Lagian jika memang takdir membawanya untukku aku yakin aku akan bertemu dalam ketidak sengajaan yang indah sesuai sekenarionya" jelasku pada Naf dan Naf mengangguk mengerti dan tidak lama ada seorang berjalan ke arah kami seorang lelaki berpengawakan tinggi dan tegap menghampiri kami Naf menyalami punggung tangannya dan bisa aku pastikan bahwa dia adalah suami Naf.

"Bi kenalin ini temen kuliah aku namanya Farah" ucap Naf pada suaminya

"Farah ini suamiku namanya Radit" ucap Naf aku menangkupkan tangan di depan dada dan mengucap salam yang dibalas sama oleh Radit.

Pertemuan dengan Naf yang tidak terduga membuat perasaanku lebih baik apalagi saat aku mengetahui bahwa ka Adit juga mencariku selama ini.

Besoknya aku libur jadi memutuskan untuk ke taman kanak kanak karena keponakanku sedang bersekolah disana.

"Bundaaaa" teriakan itu membuatku merentangkan tangan dan memeluknya "Bunda ada bapak ganteng kesini tadi dia main sama aku, baik banget bun, tadi aku di periksa dan di kasih obat cacing" ucapnya sangat antusias menceritakan tentang orang itu.

"Oh ya?"

"Iya bunda, bunda mau ketemu sama bapak itu ga? Ayok ikut aku bun" Arka menarikku mendekat ke taman bermian yang dimana disana ada sosok lelaki yang membelakangiku, aku tidak begitu mengenal namun kini jantungku berdegup kencang memperhatikan punggung pria itu.

"Om om aku mau om ketemu sama bunda aku" ucap Arka

"Oh ya, bunda kamu datang?" suara ini,suara yang keluar dari mulut seseorang yang amat aku kagumi, aku melihat Arka yang mengangguk antusian sambil menunjuk ke arahku

"Itu bunda aku om" ucapnya membuat lelaki itu menoleh ke arahku dan Arka kini menarikku mendekat ke sosok lelaki itu, yang menurutku tidak ada perubahan.

Arka memelukku setelah itu dia berlari bermain dengan teman-temannya, kami beradu pandang sekejap, tidak lama kemudian kami memutuskan kontak mata itu.
kan indah kan haha...pertemuan tidak sengaja yang membuat bahagia. Kelas dimulai dan semua ank-anak masuk kedalam kelasnya, aku duduk di taman TK ini dan disampingku ada ka Adit.

"Anak kamu Far" tanyanya dengan nada yang menurutku aneh, aku menggeleng.

"Bukan, dia keponakanku" aku sedikit melihat ulasan senyum dari ka Adit walau samar aku menunduk lagi.

"Aku engga nyangka akan bertemu disini, aku senang melihat kamu baik-baik saja" ucapnya

"Aku juga bersyukur melihat kakak baik-baik saja"

"Kamu sudah menikah?" tanyanya dan aku menggeleng, bagaimana aku bisa menikah dengan orang lain bila hati aku jatuh terlalu dalam di hati kamu Ka.

"Syukurlah" ucapnya kini menatap langit

"Sedang apa Ka Adit disini?" dia menolehku sesaat dan kembali menatap lurus ke depan

"Kamu tidak tahu? disini ada yang KKN aku hanya mengunjungi mereka, dan aku tidak menyangka takdir mempertemukan kita" ucapnya dan aku sadari di belakang anak yang aku tebak merupakan mahasiswa yang sedang KKN menatap ke arah kami terlebih mahasiswinya, mereka melihat tidak suka aku tidak melihat kebelakang lagi dan mulai terkekeh

"Kenapa?" tanyanya heran

"Masih banyak fansnya aja Ka" ucapku

"Oh engga juga sih, aku tuh bingung ya kenapa pada banyak yang suka ya aku sih bersyukur saja bagaimanapun"

"Haha iya ka iya" ucapku masih terkekeh.

Obrolan kami berlanjut entah kemana saja bahkan kami sempat membahas protozoa sama fungi entah itu topik dati mana namun aku tidak menyadari seseorang memelukku dari belakang tangan mungilnya bergantung di leherku dan aku tercengkat kaget atas perlakuannya

"Bunda yu pulang Arka laper" ucapnya

"Iya ayok kita pulang" ucapku sambil berdiri dan Ka Adit juga ikut berdiri

"Om om mau ikut pulang bareng kita engga, sandwich buatan bunda enak banget loh" ucap Arka, Ka Adit menatapku sebentar lalu menyejajarkan tubuhnya dengan Arka.

"Lain kali om kerumah ya, sekarang om lagi sibuk" ucap ka Adit, disisi lain aku kecewa tapi disisi lain aku juga bersyukur entah kenapa.

"Yah...yaudah om aku sama Bunda pulang ya" pamit Arka menyalami punggungnya dan melambaikan tangan sedangkan aku menangkupkan tangan di depan dada memberi salam dan berlalu, saat aku melewati mahasiswi yang ada aku lontarkan senyum sambil menuntun Arka. Dan segera berlalu sebelum mendengarkan para mahasiswi itu bergunjing.

======

sambung sambungin aja dah ya wqwq...

Allah Dan DiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang