Meet

3.7K 128 6
                                    

Aku tidak mau menjadi mahasiswa kupu-kupu, kamu tau? Kuliah pulang kuliah pulang gitu haha. Ga seru gitu masa kuliahnya, terlalu flat, jadi aku memutuskan untuk ikut menjadi panitia di suatu acara kampus, dari situ aku menemukan banyak teman baru, ya walaupun Nesi suka ngikut-ngikut aja, dia juga sama mengikuti panitia acara ini, hanya kami beda divisi saja.

Hari ini aku dan Nesi harusnya pergi ke tempat yang akan dilaksanakannya acara, namun gara-gara jadwal padat, kami jadi menyusul, kelas kami selesai pas waktu dzuhur. Kata Nesi ada panitia yang belum berangkat juga, jadi kami mencoba menunggu di mading dekat ruangan BEM, saat azan duhur berkumandnag aku lihat ka Adit keluar dari ruang BEM dan ya menuju masjid kampus, dia melewatiku, dia mentapku sebentar sebelum benar-benar melewatiku, wajah tanpa ekspresi itu membuatku membeku, ada rasa senang disana.

"Ayo tanya ke ruang BEM" ucap Nesi, aku mengangguk dan mengikutinya.

"Tadi siapa Fa?" ucap temankku yang bernama Lia, aku menatapnya tanpa ekspresi, tidak menghiraukan Lia, berlalu mengikuti Nesi. Setelah bertanya aku langsung memeluk Lia.

"Lia.....aku sembuh yeyeye" ucapku kegirangan.

"Kenapa kamu?"

"Tadi pas ka Adit lewat aku biasa aja" ucapku antusias "Dan kayanya ka Adit ga tau aku yeyeye" ucapku makin girang walau dengan suara setengah berbisik.

Aku pulang dengan perasaan bahagia, amat sangat bahagia, tapi kalau dipikir, ada ya orang yang menyukai seseorang tapi pas ditatap biasa aja malah cengo, lebih gilanya lagi, dia bahagia saat dia ga dikenal oleh orang yang dia suka, dasar orang aneh, otaknya ga normal.

Mau bagaimana lagi faktanya aku bahagia begitu. Aku bahagia seperti ini, terserah kalian mau berpikir aku seperti apa tapi inilah aku, dengan segala keanehan nya, dengan sifat bocahnya, yang kadang menjadi sok kuat padahal terlalu rapuh.

Aku dan Nesi pun pulang ke kosan masing masing untuk melaksanakan Sholat duhur, setelahnya kami disuruh untuk langsung menyusul ke tempat acara akan dilaksanakan, karena kami tidak tahu dimana, kami nyasar gengs (T_T), pesen greb ternyata lokasi yang dipilih itu salah (T_T).

Ya mau bagaiman lagi saat kami sudah di lokasi itu kami balik lagi ke kampus dan dari sana di jemput oleh kang Agus, dia itu koor di divisi logistik, baik banget orangnya, dia menjemputku dan Nesi, bolak balik sih kan aku ga mau reptil (rempet tiga) haha...

Di jalan kami ngobrol, membicarakan soal salah tempat tadi, dan dia sangat bahagia, sampai tertawa tak henti hentinya, sedih, malu tapi itu faktanya, kan lucu gitu haha...
akupun smpai di lokasi karena aku dulu yang berangkat ke tempat dan Nesi terakhir gitu.

Di lokasi ga jauh beda, ditanya "Nyasar kemana?" "Kok bisa nyasar?" dan aku hanya nyegir kuda saat itu. Kami disana nunggu tenda lama banget sampai dikira mungkin ga datang dan beberapa jam menunggu akhirnya yang ngangkut tenda dan kursi datang yeyeye, setelah kursi di rapihkan ke dalam, kami menunggu tenda selesai di pasang, lalu acara berikutnya gladi.

Hari sudah gelap dan azan maghrib sudah berkumandang, dan disitu aku sedang berbicara dengan para panitia, hingga suara motor mendekat dan kamu taulah siapa dia, ya Ka Adit, dia datang sendirian.

"Wah kang Adit baru datang nih" sindir teh Kia yang merupakan ketuplak acara kami.

Dia nyengir dan menanyakan acara, aku tidak terlalu memperhatikan ka Adit saat itu karena dengan cerobohnya Nesi memasukkan tangannya ke dalam tali rapia, kan ada-ada aja tuh orang.

"Iki Iki, bantuin ih" ucapnya pada Iki yang merupakan patner dia, aku mendekat, karena Iki ragu untuk memegangnya ya iyalah kan bukan muhrim.

"Sini-sini aku tolongin" ucapku.

"Engga ih, ini bentar, duh duh sakit" buat onar ditempat memang keahlian Nesi sih.

"Iya makanya sini" aku coba membantu.

"Atuh bentar yang ini di longgarin dulu" katanya, tapi aku bingung tangannya bisa sampai masuk kedalam lubang rapia gimana caranya yah aha...

"Sini dulu, lemesin tangannya" perintahku dan ga berapa lama akhirnya tangannya terlepas dari tali rapia itu.

"Kan apa kata Farah juga, gak percaya sih!!" ucapku sambil teriak dan setelah itu aku tersadar, ada ka Adit, ya walau terhalang banner tapi ah kacau, setelah itu aku jadi manusia pendiam, aku diam saja dan aku sadar itu waktunya solat, aku mengajak temanku untuk kabur, eh untuk solat, dari pada aku mati karena malu mending aku pergi untuk solat.

Aku dan teman-teman panitia yang lain pergi untuk sholat, dan saat kembali aku tidak melihat kehadiran sosok ka Adit disana, itu membuat aku lega, akupun duduk bersama panitia yang lain menunggu panitia sisanya yang sedang solat, hingga ka Adit datang dengan seorang wanita, dia menyapa panitia yang lain, dan hingga saat gladi, dia menanyakan namaku, dan Nesi, aku pun balik bertanya, dan saat itu aku mengetahui namanya adalah Gadis. teh Gadis adalah seorang wanita yang amat sangat menyukai ka Adit, entah disebut ter obsesi atau apa tapi ketara sekali soal dia sangat menyukai ka Adit. (ini berdasakan isu yang tersebar, dan faktanya ka Adit berteman dengan siapapun)

Biar aku deskripsikan teh Gadis, dia baik, wajahnya imut, putih, cantik, so jika aku bersaing dengannya mungkin aku kalah, fikirku begitu, dia sama seperti ka Adit, dia bersinar seperti bulan, sosok bulan yang menonjol, yang bukan satu dari seribu, sedangkan aku seperti bintang yang satu dari seribu, tidak akan terlihat jelas karena cahaya redupnya, juga jarak yang amat jauh.

Allah Dan DiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang