Hari ini seperti biasa, ga aneh bagi mahasiswa untuk berangkat saat ada jadwal, pulang pun saat udah ga ada jadwal, sekarang mulai jam kuliah pukul 8 pagi ini dan mata kuliah kali ini benar benar membuat ngantuk, biasanya aku akan mulai menjadi seniman saat pelajaran sudah mulai berlangsung, coret-coret kertas yang memang selalu aku sediakan setiap hari, jaga-jaga takut udah mulai badmood belajar jadikan bisa corat-coret hehe...
Hari ini aku berangkat ke kampus dengan Nesi dan Ai, memangnya dengan siapa lagi, feeling-ku mengatakan aku akan bertemu dengannya hari ini, ya benar saja aku papasan dijalan dengannya, apa aku harus bahagia? Hal itu membuatku malu dan aku hanya menunduk saat papasan tidak berani melihatnya, mungkin benar jika wanita hanya berani melihat dari jauh tapi tidak jika dari dekat.
Kamu tau, yang sedih di bagian ini adalah saat dimana kamu selalu berada di sekitarnya, selalu melihatnya, sangat sering dan dia tidak tahu kamu siapa, sedih ya... tapi beda denganku, selagi dia tidak mengenaliku aku bahagia, aku akan sangat malu jika dia mengenaliku yang tidak ada apa-apanya dari orang yang bersama dia kini.
Farah? dia berbeda dari beberapa orang kebanyakan, dia seseorang yang baru saja mengenal sebuah perasaan aneh, harusnya dulu dia berhenti saja, namun dulu dia memilih melanjutkannya lagi, hingga kini dia harus memilih lagi sebuah keputusan yang memang sulit, aku tau itu. Antara pergi dan bertahan.
Memang itu hal yang membuatnya bingung dari dulu, saat dia sudah memilih untuk pergi ada saja yang membuatnya untuk kembali menyiram bibit yang ada di hatinya. Hingga bibit itu kini sudah mengakar di hatinya, hal yang amat sangat menyakitkan jika bibit itu harus dicabut dengan akarnya, itu akan menghancurkan hatinya, seperti tanah yang tanamannya dicabut, menjadikan tanah itu hancur.
Sakit sih, tapi mau bagaimana pun rasa itu harus benar-benar hilang. Aku Farah Amira seseorang yang menyukai seorang Aditya Basil, mulai hari ini akan mencoba mencabut pohon yang sudah mengakar di hatiku, walau saat pohon itu semakin besar maka akarnya akan semakin kuat, namun aku akan terus berusaha hingga rasa itu hilang, karena sudah cukup aku bermain dengan hati yang belum tentu ditakdirkan untukku.
Sudah cukup soal perasaan yang salah ini, memang sebuah rasa sebelum pernikahan adalah rasa yang sangat indah, maka dari situlah setan menghasut manusia untuk berpaling pada apa yang Allah larang, aku harap sesuatu yang buruk namun indah dimataku dan dirasakan olehku Allah jauhkan hal itu dariku, karena mau bagaimana pun aku ingin menjadi sosok wanita yang bila didapatkan oleh seseorang, ia akan bangga saat mendapatkanku.
Terimakasih ya untuk sebuah rasa yang membuatku belajar sesuatu yang penting, bahwabintang kecil tidak akan pernah bersama Matahari, juga keikhlasan bintang kecilyang membiarkan mataharinya bersama sang bulan. Ya begitulah Farahsekarang dia sudah ingin menganggapnya biasa semuanya, menganggapnya tidakpernah terjadi apa-apa, menganggapnya tidak pernah memulai, meski melupakan itubutuh waktu yang lama, namun percayalah seiring berjalannya waktu kamu akanbisa melupakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah Dan Diaku
Non-FictionCerita ini mungkin sama dengan beberapa cerita soal penampilan luar, tapi cerita ini bukan cerita mereka ini ceritaku, tentang aku, dia dan Allah, tentang cinta diam ku, tentang mengagumi seseorang yang begitu saja. Tentang seorang pengagum rahasia...