2 tahun kemudian

1.9K 67 13
                                    

Seperti di judulnya aku kini sudah semester 5, dan kini acara wisuda kating-kating akuuuu, termasuk Ka Aditya Basil.

Aku membawa beberapa buket dan satu kotak sedang, aku menyuruh Nesi ikut biar jadi asisten pribadiku hari ini.
"Nes buruan ih ini udah jam 8"

"Ya bentar, ini lagi di tangga, lagi turun bentar"

"Ck... lama, buruan"

"Iya iya"
Dia mematikan telepon nya sepihak dan muncul di hadapanku.

"Bantuin" aku menyerahkan beberapa buket ke arahnya dan dia menerima walau dengan nafas berat, kami pun berjalaan menuju jalan raya untuk memberhentikan angkot, karena acara wisudanya di kampus utama.

Kami melihat ibu-ibu yang juga membawa buket berjalan di depan kami, ternyata dia juga akan menghadiri acara wisuda, jadi naik angkot bareng kami.

"Ibu bangga sama anak ibu" ucapnya membuat aku menoleh
"Iya dulu tuh ya anak ibu tu pendiem banget, pemalu, ga berani untuk maju ke depan, tapi sejak masuk SMA dia mulai berani tampil di depan, jadi ketua kelas dan jadi pengisi acara kan dia punya band"

"Wah anak ibu berbakat ya bu" ucapku, ibu itu terkekeh dan mengangguk.

"Yang bikin ibu bangga itu, alhamdulillah dia ga pernah ninggalin shalat, selalu baik sama semua orang, dan anak yang sopan"

"Waaah...jaman sekarang jarang bu yang kaya gitu hehe" timpalku

"Iya, makanya ibu bangga banget sama dia"
Kami mengobrol sampai kami sudah berada di gerbang kampus utama, ibu itu pergi duluan sehabis dia mendapat telepon dari seseorang aku mengangguk dan menghubungi kating katingku, mereka ada di lapang, aku dan Nesi pun pergi kesana, aku membagikan buketnya berfoto dan kini tinggal kotak sedang yang aku bawa, aku akan memberikannya, karena ini mungkin terakhir kalinya untuk bertemu dengan dia.
"Ayolah, terakhir kalinya, kapan lagi" ucap Nesi, aku menatapnya menghembuskan nafas kasar dan mencoba mencari keberadaan Ka Adit.
Aku menemukannya, dia sedang banyak job berpoto bersama, banyak orang di sekitarnya. Aku menatap Nesi, dan Nesi pun pasrah, masalahnya aku tidak punya nyali mendekat jika dia di kerumuni banyak orang.

"Eh dek, ketemu lagi" ucap seseorang, aku menatapnya dan tersenyum.

"Eh ibu" aku mencium punggung tangannya begitu juga Nesi.

"Ternyata anak ibu banyak yang suka juga ya" ucapnya terkekeh

"Mungkin karena anak ibu sangat baik, jadi banyak yang suka" ucapku.

"Ya itu lihat saja, setelah foto berdua dengan ibu dia langsung di kerumuni banyak orang" ucapnya, aku menatap ibu itu yang sedang menatap ke depan, aku mengikuti arah sorot mata si ibu dan
"Oh ibu mamahnya Ka Adit?!" ucap Nesi tiba tiba
"Eh..." sadarnya.

"Iya, saya mamahnya, apa jangan-jangan?" ucapnya menggantung

"Iya bu, Farah mau ngasih hadian tapi dia bingung ngasihnya gimana soalnya Ka Adit di kerumuni banyak orang" cerocos Nesi.
Aku ingin sekali menyumpal mulutnya pake kaos kaki yang di taburi balsem biar tahu rasa, itu mulut ga ke kontrol banget.

"Oh kamu juga suka sama Adit"

"Ah...engga bu em.." ucapku spontan sambil menggelengkan kepala menahan malu.

"Ah sebentar ya" ucap ibu itu membuka HPnya yang berdering pertanda telepon masuk.

"....."

"Wa'alaikumsalam, mamah lagi duduk nih"

"....."

"Ga sendiri, ini sama dek Farah sama Dek Nesi juga"

"....."

"Iya, coba kamu kesini ya"

"....."

"Sendiri tapi"

"....."

"Ya ya Wa'alaikumsalam"

Aku melihat ka Adit berjalan mendekat dan menyalami ibunya.

"Nah mari foto" ucap Ibunya ka Adit, aku terbelalak menatap Ibunya Ka Adit.

"Iya, sini aku yang Fotoin" usul Nesi, ibunya Ka Adit mengangguk dan menarikku, jadi posisinya aku-ibu-Ka Adit.

"Oke, ganti gaya" ucap Nesi
Aku bingung mati gaya, duh in degup jantung ga terkontrol, perut melilit, ah ini mulai lagi.

"Oke" ucap Nesi

"Oh mau berdua ya" ucap ibu Ka Adit dan langsung meninggalkan kami, aku terpaku di tempat.

"Deketan dong, kaya yang musuhan" ucap Nesi dan di angguki oleh ibunya Ka Adit.

Aku masih mati kutu dan ka Adit mendekat.

"Oke sip, Farah aku mau juga" ucap Nesi

"Oke sini aku Fotoin" ucapku langsung berlari menyambar HP Nesi dan memotret mereka.

"Ah iya Dit, Farah punya sesuatu" ucap ibu Ka Adit

"Eh..ah..m..ini ka" ucapku menyodorkan kotak itu

"Makasih ya" ucapnya menerima kotak itu dan tersenyum.

Jantungku berdegup sangat kencang dan mengangguk, mencoba menetralkan degup jantung lagi.
"Maaf ka, hadiahnya ga seberapa" ucapku lagi

"Ga papa segini juga makasih, ah mah aku mau kesana dulu ya" ucapnya sambil menyalami punggung tangan Ibunya
"Assalammu'alaikum" ucapnya dan berlalu pergi.

"Sudah kan" ucap Ibunya Ka Adit

"Iya bu, makasih" ucapku tersenyum dan memeluknya, eh...
Tersadar aku langsung melepaskan pelukanku
"Maaf"

"Gapapa ko santai aja" ucap ibu itu dan tersenyum.

Akhirnya kami pun mengobrol banyak disana, dengan Nesi yang saat ada cowo ganteng dikit lewat laporan.
"Farah liat tu ada cogan" ucapnya

Ibu Ka Adit terkekeh, aku hanya manggut-manggut.
Hingga acara selesai kamipun pulang, aku dan Nesi berpamitan duluan kepada Ibu Ka Adit, dan kamipun keluar dari acara wisuda itu.

"Cieeee ketemu camer" ledek Nesi saat kami sudah di Angkot

"Apasih" ucapku salting

"A.. cie cie cieeeee" ledeknya lagi

"Stop ga lucu"

"Asli wajah kamu merah banget keliatan malunya ha ha"

"Yah malu-maluin dong ah Nesiii" teriakku histeris

"Haha"
Ya walaupun hari ini melelahkan, tapi banyak hal yang akan ku ingat dan gakakan pernah aku lupakan, mengingat tadi rasanya aku senyum senyum sendiri, tapiaku juga harus sadar hal ini akan segera berakhir dan hanya menyisakan sebuahfoto dan kenangan yang tidak akan terulang.

Allah Dan DiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang