Hai aku Nafisha Amelina, seseorang yang juga menyimpan rasa kepada ka Aditya Basil, BTW panggil saja aku Naf oke, aku adalah secret admirer yang lain selain Farah, disisi lain aku berbeda dengan Farah, aku mengetahui segalanya tentang ka Adit, aku tau kapan dia ada jadwal, aku tau kapan dia libur, aku tau semuanya, bahkan tentang mantannyapun aku tahu.
Aku mulai menyukai ka Adit sama seperti Farah sewaktu PKKMB, juga ditambah dia itu panitian saat aku melakukan Pendidikan Bela Negara. Aku sangat menyukai ka Adit, hingga walpaper hp ku hingga laptopku aku pasang foto ka Adit yang ga semua orang punya, aku ga mau memberitahukan aku mendapatkannya dimana, nanti kamu ikut nyolong lagi haha.
Awalnya aku tidak tahu soal dimana kosan ka Adit berada, aku hanya ingin melihatnya, ingin sekali bisa melihatnya setiap hari, apapun akan aku lakukan. kata temanku, Ka Adit itu satu kostan dengannya, mungkin maksud nya dia itu satu ibu kost, dan usut punya usut (cieeleeeeh....) ternyata kosan ka Adit itu ada di depan kosan teman dekatku, dia bernama Sofia.
Setelah aku mengetahui jika kostan Sofia berhadapan dengan kostan ka Adit aku jadi sering berkunjung ke kostan Sofia hanya untuk bertemu dengan ka Adit. Hanya papasan dijalan pun aku senang, apalagi saat itu aku bertanya tentang acara di kampus kepadanya, sebenarnya aku tidak niat untuk bertanya namun ada rasa ingin chat dengan ka Adit, hanya dibalas olehnya saja aku sudah sangat bahagia.
Setelah tau ka Adit save nomor ku dan lihat upload statusku di WA, aku amat senang sekali, entah ini alay atau apa tapi sungguh aku sangat menyukainya. Entah ini sekedar menyukai atau sebuah obsesi, yang penting dia tidak tahu apa yang aku rasakan, karena aku hanya seseorang yang diam-diam menyukai ka Aditya Basil.
Aku tau ka Adit selalu berkunjung ke kostannya Sofia, jadi aku menyuruhnya untuk menjadi tangan kananku, saat ka Adit ada di kostannya aku meminta dia untuk memfotonya, dan dia mengikuti apa yang aku suruh, dia memfoto ka Adit, dan sungguh ka Adit lagi-lagi membuatku terpesona hanya dengan memandangi fotonya.
"Astagfirullah" aku terkadang tersadar jika apa yang aku lakukan sebenarnya salah, namun lagi-lagi rasa yang terlalu kuat itu, sebuah rasa yang sudah aku urus hingga tumbuh dan masih belum berbuah itu, terlalu kuat hingga hilang akal sehatku.
Aku ingin menghubunginya lagi, ingin chat dengannya lagi, ingin semua hal, termasuk dia sendiri. Maksudku, aku mau ka Adit, aku menyukainya, amat sangat menyukainya. seandainya dia tahu aku, seandainya dia juga punya rasa yang sama, dan banyak lagi 'seandainya' yang aku semogakan.
Aku mau dia bukan yang lain, dia yang bisa membuatku terpesona, dia yang bisa membuatku jatuh hati dia yang aku ingin menjadi jodohku suatu saat nanti. Jika papasan dengannya aku sangat bahagia, jika hanya disapanya tidak deh, jika hanya dilontarkan senyum olehnya aku pasti akan bahagia (amat sangat bahagia).
Diaterlalu menutup pondasinya, dia terlalu shaleh, dia terlalu baik, dan itu yangmembuatku suka padanya. Bukan suka lagi, mungkin rasa yang sudah mengakar itusudah bertambah dan hingga aku pikir rasa itu adalah cinta. Ya, akumencintainya, amat sangat mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah Dan Diaku
Non-FictionCerita ini mungkin sama dengan beberapa cerita soal penampilan luar, tapi cerita ini bukan cerita mereka ini ceritaku, tentang aku, dia dan Allah, tentang cinta diam ku, tentang mengagumi seseorang yang begitu saja. Tentang seorang pengagum rahasia...