note: di part ini dari sudut pandang Nesi ya :) happy reading
Sore ini ada kegiatan di sekolahku membuatku telat untuk ke tempat Les. Aku sampai di tempat les sekitar pukul 16.00 ku ambil jam sore untuk Les bahasa Inggris. aku memasuki kelas Lesku namun aku tidak bareng dengan Mira saat itu. hari ini kami belajar, writing, reading and speaking, aku berpasangan dengan seseorang bernama Pras. dia patner yang baik, kami belajar saling dan semua lancar hingga tidak terasa haripun semakin sore akuijin untuk pulang duluan pada guru pembimbingku dan dia pun setuju berhubung rumahku jauh dan takutnya tidak ada angkutan umum yang menuju rumahku, aku berdiri dan menyalimi guru pembimbingku dan sesaat aku akan keluar kelas, Pras berdiri dan memanggilku, aku menengok ke arahnya.
"Nesi!!! don't miss me!!" ucapnya kelaspun riuh dan aku buru buru keluar kelas, mukaku panas dadaku sesak, karena ini pertama kalinya ada seseorang yang bilang begitu padaku. besoknya aku sudah melupakan semua itu karena saat itu aku sedang di gosipkan dengan Wildan, walaupun aku dengan Wildan sebenarnya tidak sesuai dengan gosip itu namun entahlah gosip itu beredar begitu saja.
Di sekolah aku pergi ke kelasnya Mira, disana aku melihat Pras dan aku mendekatinya, setahuku Pras itu sekelas dengan Mira jadi aku berniat untuk menanyakan Mira padanya, aku mendekat ke arahnya dan dia menatapku datar.
"Pras ada Mira?" tanyaku padanya namun dia hanya mendelik dan berlalu begitu saja dengan gerombolannya yang baru saja lewat, aku memperhatikan punggungnya yang menjauh, sungguh aku tidak bisa menebak apa yang dia pikirkan dan aku bertekad tidak akan menyapanya lagi.
Sepulang sekolah aku pergi les dan kini bersama Mira, aku berdebat dengan temanku bernama Ken dia itu sangat menyebalkan dan keras kepala. Waktu les begiu saja berlalu tidak terasa kini langit sudah menguning dan senja menunjukkan hadirnya, aku dan Mira ijin pulang duluan dan kami menunggu di halte sangat lama hingga teman-teman les yang lain bubar, waktu pun mengisyaratkan bahwa petangtelah tiba dan angkutan umum belum juga ada yang lewat, tiba-tiba Ken datang berhenti di depan kami dengan Pras.
"Ayo mau ikut? Udah sore" ucap Pras
"Nes kamu sama Ken aku sama Pras gapapa?" ucap Mira akupun menggeleng
"Engga ah ga mau sama Ken"
"Atuh Nes ini udah sore, ga ada angkot juga, tar pulang gimana?" jelas Mira
"Nesi mau pake ojek aja deh daripada sama Ken"
"Aku ga ada uang Nes, ini mumpung gratis" ucapnya
"Aku ada lebih ko klo mau minjem"
"Enggak ah, ada yang gratis ko nyari yang berbayar" ucap Mira lagi
"Yaudah sok kamu aja Mir"
"Eh enggak ah, yaudah kamu sama Pras dan aku sama Ken gimana? Gapapa kan?" tanyanya dan aku menyetujuinya saja, aku di bonceng Pras ada sedikit rasa bahagia disana tapi aku sadar sifat Pras itu angkuh padaku, namun di perjalanan kami mengobrol seperti orang yang memang sudah dekat lama atau tidak ada kecanggugan dan dendam di antara kami, dia mengantarku sampai ke rumah dan aku berterimakasih padanya lalu masuk kedalam rumah, entah apa yang aku pikirkan tapi sangat jelas bahwa aku senang.
Besok dan seterusnya semua biasa saja, malah aku berfikir bahwa Pras itu menyukai teman sekelasku. Ya pantas saja bila Pras menyukainya, dia kan cantik, tapi btw aku tidak begitu peduli juga soal siapa yang disukai Pras. Suatu hari dia masuk ke kelasku dan duduk di meja tempatku duduk dan memainkan tempat pinsilku, lama sekali, aku tidak nyaman aku ingin keluar namun tidak bisa aku harus melaluinya bila ingin keluar karena mejaku dekat dengan pintu di barisan paling depan. Aku pasrah saja diam membeku ditempatku, dia lalu berdiri dan berlalu keluar kelas, lagi-lagi aku pikir dia bego, susah di tebak, melakukan apapun seenaknya walaupun ini bukan kelasnya namun dia bisa segitu santainya keluar masuk kelas orang.
Kehidupan sekolahku berjalan begitu saja selain gosipku bersama Wildan yang memudar karena Wildan memacari temanku sendiri, bentar deh ngerasa sedih ga sih? Ngenes gitu..aku udah ada rasa saat itu pada Wildan eh Wildannya malah jadian dengan temenku sendiri, terkadang dunia suka begitu lucu ya? :)
Kini saatnya aku berjuang untuk SBMPTN yang dilaksanakan di Bandung, aku menggunakan kereta bersama teman-teman yang lain, kami berangkat bersama tidak terkecuali Pras dia juga ada, aku dengan gerombolanku sedang duduk menunggu kereta dan Rafi mengajak aku membeli minum keluar stasiun dan itu melewati Pras, aku dan Rafi berjalan beriringan.
"Hai" sapa Pras sambil tersenyum jahil ke arah kami yang membuat kami berdua kaget
"Gila lo!! Kaget gua, Nes klo Pras gitu lagi timpug aja pake bata" omel Rafi dan membuat aku mengangguk dan menunduk semakin dalam.
"Nes!!" panggil Pras aku dan Rafi menoleh "Gua ga suka" ucap Pras dan lalu berlalu
"Gila tu orang" Omel Rafi lagi dan aku hanya terpaku dan mengikuti Rafi lagi.
==================================
flashback Nesi off
hai menurut kalian Pras gimana ke Nesi?
menurut Farah dan aku Pras ada rasa namun Nesi selelu menyangkaklnya karena dia pikir dia enggak cantik, padahalkan kadar menyukai seseorang itu dinilai dari sifat bukan dari penampilan, ya ga? setuju ga? bagiku begitu ya, jika orang itu menyukai kamu karena tampang bagaimana dia menyukai Allah yang enggak berupa?eaaaaaaaaa........
bwahahaha
udah ah happy reading :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah Dan Diaku
Non-FictionCerita ini mungkin sama dengan beberapa cerita soal penampilan luar, tapi cerita ini bukan cerita mereka ini ceritaku, tentang aku, dia dan Allah, tentang cinta diam ku, tentang mengagumi seseorang yang begitu saja. Tentang seorang pengagum rahasia...