Who?

1.7K 61 0
                                    

Nesi sedang menjalani taaruf dengan seseorang yang dia suka sedari SMP dulu, sampai sekarang dia masih menyukainya, namun entah mengapa hatinya malah pindah haluan, dia sendiri tidak mengerti apa yang terjadi, padahal dulu dia sangat ingin mengenal sosok Yudha, namun kini setelah dia menjalani taaruf itu, hatinya malah bingung seperti hatinya tidak menerima Yudha namun disisi lain dia juga memikirkan perjuangannnya pada Yudha dulu. kini Yudha sudah di depan mata, dia mengirim CV tentangnya pada Nesi, Nesi membukanya dan membacanya, sayangnya tidak ada ukiran senyum di bibir Nesi, dia menatap datar CV Yudha, tidak minat meneruskan bacaannya itu. Nesi pergi mengambil wudhu dan bersiap shalat istikhoroh, dia minta petunjuk pada Yang Maha Kuasa tentang hatinya.

Besoknya Nesi bertemu Farah namun Nesi tidak seheboh biasanya, Farah tidak menyinggung apapun Farah mengerti mungkin Nesi sedang bahagia kini rasanya terbalaskan, atau dia sudah muak di acuhkan dulu.

"Farah...ko gini ya? Apa taaruf harus berakhir dengan pernikahan?" tanya Nesi padaku

"Rata-rata begitu, tapi enggak semua juga"

"Jadi taaruf bukan sarana untuk menikah?"

"Hm...gini, taaruf itu kaya suatu moment untuk kenalan dan ketemu sama orang baru, apa kita sama orang baru itu sudah dipastikan akan menikah padahal kan baru kenal?" tanyaku dan Nesi menggeleng "Taaruf, karena kenalan kita masih bisa memilih untuk melannjutkan ke jenjang selanjutnya atau khitbah atau kita cukup mengenal dan menjadi teman atau saudara saja" lanjut Farah.

"Aku senang bisa bertaaruf dengan ka Yudha tapi disisi lain ada hati aku yang menolak" ucap Nesi

"Tenang lah Nes, baca aja dulu CV-nya siapa tahu ada jawaban nya di sana, atau hati kamu memang sudah tidak di ka Yudha lagi?" ucapku sambil menebak

"Hm..." Nesi menghembuskan nafas beratnya. Kami berjalan bersama menuju kampus, disana aku melihat ka Adit dan teh Gadis ya walau pun akhir-akhir ini tidak terlihat sangat dekat namun aku mencoba tidak peduli lagi. Aku berjalan dengan Nesi tanpa menghiraukannya, walaupun Nesi menyikutku namun aku harus tahan godaan aku harus istiqomah melawan hawa nafsuku. Bukan-bukan, ini demi kebaikanku, agar aku tidak menyakiti diriku sendiri akibat hayalan yang aku buat sendiri.

Aku bertemu dengan Naf dan tersenyum ke arahnya tapi tidak di sambut baik darinya, dia mengacuhkanku dan berlalu tanpa ekspresi, mungkin sifat introvert nya dulu kembali lagi, dan mungkin kini aku bagian seseorang yang tidak ia kenal.

Semua kembali seperti awal disini, aku tidak mengetahui apapun tentang ka Adit lagi, Naf? Aku tidak tahu apa dia masih menyukai ka Adit namun aku yakin dia masih manyukai Ka Adit. Aku menyerah bukan untuk nya bukan pula untuk orang lain namun aku menyerah untuk diriku sendiri, demi kebaikanku. Lagi-lagi aku egois, karena demi diriku.

Saat mulai akan melupakanseseorang, pasti ada saja yang mengingatkan, hampir setiap sudut jalan aku mendengar kata Adit, kapanpun walaupun itu hari liburku, namun tetap saja aku mendengar nama itu, aku terkadang berpikir, segini sulitnya ya? Apa harus aku ingat terus? Aku tidak menyukai itu. Aku tahu itu hanya ujian, tentang seberapa besar usahaku dalam melupakan, aku bisa melewatinya menjadi semua panggilan itu angin lalu atau angin yang berhenti saat aku ada di situ. Ya tekadku sangat besar karena aku tidak ingin ada kecanggungan saat nanti ka Adit mengenalku.

Sepulang dari kampus Nesi kembali membuka CV itu dan membacanya seksama hingga selesai, namun sama hatinya tidak menerima itu. dia terdiam sesaat, termenung menatap dinding kamarnya yang dingin itu.

"Apa benar hatiku sudah tidak di ka Yudha lagi? Lalu hatiku buat siapa?" tanya Nesi pada dinginnya dinding dan dia menjatuhkan badannya ke atas kasur dan mulai terlelap.

Nesi bermimpi tentang seseorang lelaki yang berpengawakan tinggi yang dia sangat yakini dia dia sangat mengenali orang tersebut, dia tersenyum ke arah Nesi dan Nesi melihatnya tanpa ekspresi namun lelaki itu menariknya, Nesi mengikuti lelaki itu dari belakangnya, disana Nesi melihat pemandangan yang sangat indah, Nesi kembali memandangi lelaki itu dari samping menatapnya begini dia terinyat pada seseorang.

"Apa kamu..."

"Kamu tahu siapa aku" jawab lelaki itu

Setelah itu Nesi terbangun dan memikirkkan mimpi itu, anehnya Nesi jarang sekali bermimpi dan kini mengapa mimpinya itu mengingatkan pada orang yang dulu menarik ulur hatinya, dulu Nesi tidak menyadari perasaannya maupun perasaan lelaki itu. kini dia mulai berfikir apa lelaki itu yang terbaik? Jika benar berarti bukan ka Yudha, soalnya Nesi tidak melihat wajah ka Yudha dimimpinya itu.








=====

sebenarnya tadinya sudah tamat namun saya rasa ada yang kurang gitu

Allah Dan DiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang