Hai aku Farah, aku kembali karena ya memang tokoh utamanya adalah aku hahaha....
Aku masih usaha melupakan ko, mencoba ga mengingat tentang dia tapi kamu harus tau, seseorang seperti dia sulit untuk di lupakan.
Hari ini aku belanja buat acara penyuluhan bersama Kang Agus, sebenarnya namanya bagus, sedikit ke barat baratan tapi entahlah aku juga bingung kenapa dipanggil begitu.
Kang Agus ga bisa berhenti ngoceh dari pertama ketemu sampe pulang, subhanallah sekali itu ga cape apa ya ngoceh mulu 😅.
Semua hal di bicarakan dari yang ga penting sampai ga penting banget pake extra, tapi gapapa sih dari pada sepi ya kaga? But harus kalian tahu kalau kang Agus itu kalau ngomong pelannya subhanallah sampe kadang aku minta pengulangan berkali kali hehe...
Kami sudah membeli barang yang di butuhkan dan aku mau beli sesuatu untuk kado, bukan untuk siapa-siapa cuma untuk memenuhi tugas aja.
"Far kalau beli sepatu yang 300K ada ga?"
Woa gilaseh nanya ke aku sepatu seharga itu ya pasti ada lah.. "Ada" jawabku
"Eh yang 250K aja, bagus ga ya?"
"Bagus ko"
"Beli sekarang apa nanti ya?"
Hem...bikin gemes ni orang, serasa pengen nimpug gitu "Terserah, aku mah hayu aja"
"Yakin gapapa? Tapi toko sepatu dimana ya?"
"Mana ku tau, kan akang yang lebih lama di sini"
"Iya tapi biasanya ga beli di sini"
Dan selang beberapa detik ibu penjual kaos kaki datang memberikan kembalian.
"Bu kalau toko sepatu disini dimana ya?" tanyaku"Itu neng tuh di toko itu bagus-bagus ko sepatunya" ibu itu menunjuk ke toko yang lumayan besar aku pun mengangguk berterimakasih dan pergi menuju toko itu, saat selangkah lagi untuk sampai ke toko itu Kang Agus bilang.
"Eh beli sepatunya nanti aja apa ya?"
Gemes sumpah ini udah mau nyampe toko plis apalagi semua belanjaan aku yang megang, tau ga dari pigura sampai belanjaan untuk acara aku semua yang bawa, gilaseh ga tuh?
"Kang ini tinggal selangkah lagi, udah depan mata nih yakin mau pulang aja?"
"Tapi males balik lagi, tapi emang gapapa nganter?"
"Gapapa kang"
Akhirnya kami pun masuk toko, waaaah.... Farah ke toko berdua sama cowok lagi, malu tau diliatin teteh kasir, aku coba ngalihin aja ke barisan sepatu yang lagi di pilih-pilih sama kang Agus.
"Far ini cocok ga?" tanyanya ke sepatu yang motif ceklis di depan warna hijau cerah
"Cocok"
"Engga ah cari yang lain dulu"
"Kalau yang ini cocok ga?" tanyanya ke sepatu yang berwarna merah terang
"Engga"
"Iya deh terlalu berwarna"
"Kalau yang ini?" kali ini sepaku kets, walau warnanya masih rame tapi mendinglah agak sedikit pecah jadi masih dominan hitam, namun ada motif kaca di bagian bawahnya.
"Cocok kok"
"Ah engga deh ada kacanya"
"Kalau yang ini??" kini dia menunjuk ke arah sepatu berwarna hitam putih dengan motif lope kecil dimana mana
"Itu motifnya lope kang" ucapku.
"Eh ganti deh"
Aku mengekor sambil memilah-milah sepatu.
"Yang ini kang" ucapku sambil menunjuk sepatu berwarna pink
"Itu mah buat cewek" Sebenernya aku pengen ngakak, soalnya biasanya mungkin aku kira (pemborosan kata) cowok itu bakal cepet milih sepatu, maksud aku ga akan nanya cocok engga 😅, ternyata ga jauh beda sama cewe.
Ceritanya udah sejam dan ini masih milih loh aku cape jadi duduk aja. "Gimana kalau ini?" ucapnya.
"Iya sok"
"Pantes ga ya?"
"Kalau udah di beli mah pantes aja ko"
"Ah kamu mah pingin pulang jadi iya iya aja"
"Eh engga ko" Dan Kang Agus pun menanyakan harga sepatu itu lalu menanyakan nomor sepatunya, saat datang sepatunya ternyata kekecilan, sampe nomor paling besarpun ga ada yang muat, kan aku ngakak di tempat.
"Makanya kalau punya kaki itu jangan besar besar" ledekku
"Engga ko, ini itu kecil" timpalnya
Aku hanya manggut-mangut meng-iya kan, aku melihat HP ku yang mulai low, sudah setengah 5 pasalnya aku belum shalat asar, waktu di minta belanja keperluan acara kami pergi pas azan asar jadi belum sempet shalat.
Setelah 3 sepatu di toko yang sama tidak ada yang muat akhirnya kami pergi, aku menyarankan untuk shalat dulu, dan dia pun mengangguk setuju. Selesai shalat dia memintaku untuk mengantarnya mencari sepatu lagi aku hanya meng iya kan karena kalau aku menyangkal nanti ga akan di antar pulang hueee...
Setelah berputar-putar kota, setelah beberapa toko sepatu ga ada yang cocok, kami pun akhirnya menemukan toko yang alhamdulillah ada sepatu yang cocok dan muat, batinku berteriak 'akhirnya pulang'. Dia sempat ingin sepatu yang bercorak orange, untung ga ada, pada dasarnya beda sekali sih, aku lebih suka warna monokrom dia lebih suka yang full colour, endingnya dia membeli, membayar dan keluar dari toko itu.
"Laper, ga ngerasa laper atau ngerasa haus gitu? Ga mau makan apa atau minum apa ke?"
Aku menatapnya datar "Ke aku?" aku melihatnya menghela napas dan mengangguk
"Iya mau makan apa? Atau mau minum apa?"
Aku ingat kita akan melewati swalayan yang menjual eskrim murah dan enak tanpa pikir panjang aku memilih eskrim.
"Kata mamah jangan makan es jam segini ga baik buat kesehatan"
Aku merenggut, "Ibu aku gak pernah ngomong gitu jadi ga mau tau" ucapku ngenyel, dan debat sampai melewati swalayan
"Beli disini?" tanyanya
"Iya" ucapku dengan semangat
"Berapaan?"
"6000 doang"
"Ga boleh" seketika aku kecewa dan kami melewati swalayan itu begitu saja "Gulanya ga baik, ga sehat cari makanan yang bergizi"
"Iya terserah"
"Jadi mau beli apa?"
"Terserah"
"Itu maunya apa?"
"Eskrim"
"Dibilang ga boleh, ga sehat" Aku diam
"Nyari yang pedes enak kali ya"
"Kan nyari yang BERGIZI" gemes deh saya
"Haha kan dalam cabe itu ada vitamin C nya"
"Hebat ngelesnya" timpalku Dia pun kembali terkekeh.
Aku membuka hpku ada chat dari teh Kai untuk belanja hadiah sekalian, dan menanyakannya ke divisi acara.
Akhirnya kami berhenti setelah memutari kota,menanyakan ke koor divisi acara dan suruh menanyakannya pada anggotanya, karenalama menunggu balasan kami pun memutuskan mencari masjid terdekat untuk shalatmaghrib.
............
Assalammu'alaikum
Kangen saya tidak guys??
Ini hanya memenuhi janji ya, sisanya di post sesuai jadwal dulu, makasih banyak....
Makasih buat yang masih setia nunggu cerita ini
Huhuuuu jadi terhura akoh T.TLope banyak deh ❤❤❤❤❤❤❤
Happy reading...❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah Dan Diaku
Non-FictionCerita ini mungkin sama dengan beberapa cerita soal penampilan luar, tapi cerita ini bukan cerita mereka ini ceritaku, tentang aku, dia dan Allah, tentang cinta diam ku, tentang mengagumi seseorang yang begitu saja. Tentang seorang pengagum rahasia...