Davin pov...
Pagi ini gue ingin jalan- jalan ke Mall. Ke kedai caffe gue yang di lanjutin sama adik gue di sana. setelah kepulangan dari Amerika kemarin banyak banget yang gue rinduin, termasuk mama dan papa serta adik gue yang ke dua. Yah walaupun mama gak sepenuhnya gue rinduin sih.
sesaat di sana ternyata gue ketemu dengan pacar sahabat gue yaitu Renata. Renata ini pacarnya Rangga sahabat gue saat SMA.
dan tak sengajapun gue ketemu dia, ternyata dia masih ingat gue, sebab saat gue video call dengan Rangga dia selalu ada dalam video itu makanya dia ingat wajah gue.
Walaupun gue belum ngomong sama Rangga kalau gue ini dokter. maka ia akan ngejek gue, gimana bisa gue dulu anak paling nakal di sekolah bisa jadi seorang dokter. Anak IPS jadi dokter? apa yang tidak bisa sekarang dengan duit. gue kaya gue bisa bayar semuanya.
" Davin yah?" Renata nunjuk gue " temennya rangga?" lanjutnya
" iya, lo tau gue?" gue heran dan nunjuk gue sendiri, sesekali mengingat wajah Renata dan guepun ingat " ohhh iya...iya lo pacarnya rangga kan?" gue pun menyalaminya
" hayy...seneng bertemu sama lo, btw lo bareng siapa?" tanya Renata dan ternyata dia nggak tau kalau ini adalah kedai coffe gue.
" sendiri, lagi ngecek-ngecek caffe doang, maklum baru pulang dari Amerika yah lo tau lah gue pengen lihat caffe gue" gue sedikit songong. itulah kelebihan gue
" oh...iya ini ternyata caffe lo, hehe gue baru tau maaf " saat dia menjawab itu, mata dia selalu melihat ke arah luar, sepertinya dia sedang menunggu orang.
" lo bareng siapa?" tanya gue yang sedikit kepo lah siapa tau bareng sahabat gue kan si Rangga.
" gue lagi nunggu sahabat gue di depan sana lagi dalem butik, nahhh sana dia....hey Dara!!!" teriaknya, orang yang dia tunggu akhirnya datang juga.
saat wanita itu jalan menuju gue dan Renata dari jauh gue sepertinya kenal dengan wanita ini, iya gue kenal saat jarak gue dan dia mulai dekat.
orang yang gue rinduin setelah keluarga gue. Lima tahun lalu kita terpisah.
Dara. yahh...pacar gue, gue ninggalin dia ke Amerika secara tiba-tiba dan gak ngehubungin dia, Dara pasti marah sama gue.
" oh iya dar, kenalin ini davin, sahabatnya Rangga " Dara menatap gue kaget, di pelupuk matanya seperti ada kesedihan
"ehmmm____" Dara tersenyum diam menatap gue dan tak mau mengedipkan matanya. Gue bagaikan mimpi ketemu dia saat ini.
Belum juga gue salaman, gue hanya ingin megang tangan yang lima tahun terakhir gue pegang, ternyata ada yang menelfon. dan Dara langsung memutuskan pergi, seperti ada kekecewaan di wajah dia.
Gue mencoba menanyakan Dara sama Renata, tentang di mana dia tinggal sekarang, apakah yang dia lakuin selama ini, dan banyak lagi. tetapi gue gak bilang kalau gue pernah pacaran sama dia.
Dan yah...gue akuin di Amerika gue playboy cap lang . sampai pernah ada yang ngaku gue hamilin dan minta tanggung jawab. di saat itu adalah saat-saat di mana gue sering merindukan Dara. mana mungkin gue bisa lupain dia . satu tahun kami berpacaran, dan gue nyaman sama dia. hanya dia yang bisa sabar dengan sifat gue, dan gue gak bisa lupain itu. gue pergi tanpa ada kata putus.
Setelah mengetahui rumah Dara dari renata, malamnya gue nancap gas kerumahnya, gue ingin ketemu dia tetapi rumahnya sepi. bahkan satpam yang ada di dalam bilang kalau semua orang rumah tidak ada di rumah.gue terpaksa nunggu di dalam mobi, sampai jam setengah dua belas akhirnya ada mobil yang datang ke rumah Dara.
Dara turun dari mobil, dan melambaikan tangannya ke orang yang ada di dalam mobil tersebut. gue langsung bergegas turun dengan wajah mengantuk gue sekian lama nunggu dia.
" Dara ?" panggil gue pelan, dia bahkan sepertinya sangat kaget dan matanya melebar takut
......
Author pov...
" Ada apa?" tanya Dara tak mau menatap davin, matanya berkaca-kaca ia tak sanggup menatap wajah kekasihnya lima tahun lalu itu.
" Gue kangen " Davin menarik kedua tangan dara dan menggenggamnya erat, Dara gemetar dan meneteskan air matanya. ia sudah tak bisa lagi menahan.
" Gue mau masuk, gue ngan___"
" Gue nunggu lo tiga jam dara, dan seenaknya aja lo pengen masuk? gue mau bicara sama lo sekarang!!! " davin makin menggenggam erat tangan dara
" Lo masih sama!!! lo egois.lo gak pernah ngerti gue.lo ninggalin gue.gue benci lo.gue gak mau liat lo hiks...hiks...hiks " Dara menghempaskan genggaman Davin, dan menghapus air matanya. lalu mendorong tubuh davin dan cepat membuka gerbang rumahnya " Lo jahat dav, lo orang paling jahat!!! " lanjutnya lagi dan menutup gerbang rumahnya.
" Dara plisss...dara Anjing lo!!!! " teriaknya, dan menendang gerbang rumah dara.
memang davin selalu berkata kasar apalagi jika sedang marah, hal itulah yang dara paling benci jika mulut davin mengeluarkan kata kotor. Davin egois.Davin tidak pernah mau mengalah. semenjak satu tahun pacaran saja Dara sudah pernah merasakan rambutnya di tarik keras saat davin marah.
" Anjing lo dara...gue tunggu lo besok!" gumamnya dengan wajah tajam. Emosinya meningkat malam ini.
Dara menghempaskan dirinya di atas kasur, mengingat apa yang terjadi hari ini, pertemuannya dengan Davin di caffe sampai davin menghampirinya, seketika air matanya menetes mengingat semua itu lagi.
Dara memasuki kamar mandi yang berada di kamarnya untuk membasuh wajahnya, wajahnya hari ini seperti sangat kusam, seperti orang yang mengalami stres.
Derttt...Derttt...Derttt...Derttt..
" Jauh malam gini, Nata nelfon?" tanyanya pada dirinya sendiri, kemudian mengambil Hp-nya di atas nakas
Saat Dara akan mengangkat malah deringan tersebut mati, maka artinya yang menelfon D
Dara mematikan telfonnya.walaupun tertera nama sang penelfon.daripada memikirkan Nata yang menelfonya, mungkin hanya untuk menanyakan besok. sebaikknya dia membuka majalah pencarian model yang akan ia ikuti besok.
" Alleno star?" dara mencoba memikirkan nama itu, ia seperti pernah mendengar
" Davin Alleno?" lanjutnya dan matanya langsung membesar kaget" Davin Alleno, iya...iya davin, orang tuanya yang mempunyai cabang ini" Dara mencoba meyakinkan " God, apa lagi ini?" tanya dara dan memijat pelipisnya yang tidak pusing itu
" gue gak mau berurusan lagi dengan davin, sudah cukup, dia ngesiksa gue lima tahun ini, dan gak ada kabar!" ucap dara
Dara berhayal sejenak untuk menemukan titik terang " Huh..." nafas dara berhembus " stop audisi model ini, dan cari yang lain " ucapnya yang merasa ucapannya sudah bulat.
_______
vomentnya jangan lupa, biar semangat nulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dr: PSV
Romance#1 Dara 24 maret #2 Davin 24 maret WARNING‼‼‼ Ada unsur kekerasan di dalamnya! (Prolognya keapus dulu)