D

1.5K 68 7
                                    

Dara tak menangis, bukan Dara namanya jika di bentak begitu  menangis, ia hanya sesali kenapa Davin tak mau berubah sedikit pun, tak pernah mau ngertiin perasaanya.

Bertahun-tahun Dara dengannya tak pernah sekali saja terucap dari mulut Davin untuk bilang " Aku nggak akan kasarin kamu lagi, aku nggak akan bentak kamu lagi " tidak pernah sama sekali.

Jujur hidup berdua begini di daerah orang itu sulit baget, nggak ada tempat mengadu, yah walaupun ada nggak mungkin juga Dara mengadu, sudah sejak dulu ia tak pernah mengadu pada orang tuanya bahwa Davin selalu kasar padanya.

" jalan satu-satunya ke rumah seyidinah dulu, gue nggak mau lihat muka Davin yang kejam itu" batin Dara yang masih menatap Davin di depannya.

" setelah gini ngancem mau balik jakarta, mau sendiri, nggak mau di ganggu! Aku hapal tingkah kamu dara!!!!!" Kata Davin.

" yah emang" Batinya.

" kamu bisa nggak ngehargain aku sebagai suami yang nyari uang buat kamu dan calon anak kita, sedikit aja Dara, kamu nggak pernah ngertiin aku!" Davin yang terlihat emosi sekali.

" bisa nggak kamu ngehargain harga diri aku?" Duar!!! Balas Dara

" Bisa tidak kamu nggak nyentuh aku nggak kasar sama aku!!!????" Lanjut Dara.

" bisa tidak? Hah??? Gue tanya sama lo!!!!" Dara kini sudah mengubah cara ngomongnya, sebenarnya dia takkan menangis hanya saja jika ia tak menangis Davin akan terus-terusan membalasnya.

" kalau lo mau di hargain, maka lo harus hargain gue juga sebagai suami lo!" Kata Davin yang ikutan ucapan Dara lo gue .

" gue nggak ngemis minta di hargain sama lo! Gue pasrah! Gue relain tubuh gue di sentuh lo sampai lebam apa itu kurang buat lo yang ringan tangan itu? hikssss...hiksssss" Dara juga makin memuncak emosinya.

" kenapa nangis sihhh???" Davin terlihat menyesal, emang dia sangat merasa bersalah apabila Dara menangis atas perbuatannya.

Dara tak peduli " bisa nggak lo ngomong sama kedua orang tua gue kalau lo suka kasarin gue???? Enggak kan???? Sama !!!!! Gue satu kalipun nggak pernah ngadu sama siapapun tentang sikap karena gue ngehargain lo sebagai suami gue, apa itu kurang??? Lo ngelarang gue jadi model gue turutin apa lagi yang enggak?"

" Sekali aja Davin lo berubah demi gue dan calon anak lo, gimana kalau nanti anak kita lahir dan lo juga sering kasarin anak kita? Tidak akan gue biarin itu terjadi!!!"

" Dara gue minta maaf" Davin berlutut pada Dara

" gue tanya sama lo, dengan lo minta maaf seperti itu, apa segampang itu juga gue lupain kelakuan lo?"

Davin bangkit dan berdiri tegas di depan Dara, matanya memerah, ia emosi sekali, apa lagi maunya Dara?

" terus mau lo apa hah???" Davin memijit keras rahang Dara hingga membuat Dara sulit bicara.

" ehkkkk....ehkkkk sa..kitttt" Dara mencoba melepaskan tangan Davin namun apa dayanya tak bisa.

" mau lo apa sih Dara? Mau lo gue bunuh sekarang di sini atau gue aja yang mati sekalian biar nggak ngadepin lo mulu!!!! "

Mati aja lo sono! (Sori Author juga emosi)

Ia menghempaskan Dara ke sofa dan beranjak naik ke kamar mereka.

" kita pisah aja" Ucap Dara yang sesegukan dan memegang rahangnya yang sakit.

Belum juga Davin lewati berapa anak tangga ia berbalik kembali melihat Dara.

........

Tanpa sepegetahun Davin, Dara kini sedang di perjalanan menuju rumah Seyidinah, entah Seyidinah masih dekat dengan Ravin atau tidak intinya ia harus ke sana dulu untuk iatirahat, daripada ia di bunuh di rumah itu lebih baik ia pergi saja sementara waktu.

Dr: PSVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang