E

6.1K 118 13
                                    

Bali adalah salah satu tempat pilihan mereka untuk honey moon, salah satu keinginan paling besar Dara agar bisa berbulan madu di bali, serta mereka akan membeli villa yang dekat dari rumah sakit agar saat mereka pindah nanti, Davin sangat dekat untuk kantor.

" bapak yang nanganin beberapa villa di sini?" tanya Davin pada bapak-bapak yang sangat rapih terlihat.

" iya saya made asisten bos Bani, yang mempunyai villa di sini, saya di percayakan sama pak putu untuk menjaga villa di sini" jawabnya

" ehmm pak kami ada niat buat mau beli villa di situ, dan jaraknya juga sangat dekat dari rumah sakit, kakau boleh kami lihat-lihat yang paling bagus, sana boleh gak?" tunjuk Dara

" oh iya boleh silahkan" merekapun berjalan
di beberapa ruangan dan akhirnya mereka tertarik untuk membeli villa yang sangat bagus ini.

" yang paling mahal di mana?" tanya Davin

" hehhe sudah ini yang paling mahal pak" jawabnya

" berapa?" tanya Davin

" 2,5" jawab bapak itu, Dara dan Davin langsung mengerti berapa harganya, dan harganya juga cukup dengan isi di dalamnya, kamar tidur di lantai bawah 3, di lantai atas 3, ruang makan yang mewah dan sangat minimalis, dapur yang mewah di hiasi pernak pernik berwarna putih, kolam renang, dan masih banyak lagi.

" saya tertarik, di mana saya akan bayar?" tanya Davin

" saya akan antarkan ke rumah bos saya" jawab, bapak itu.

" ok"

berapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah yang sangat besar di hadapan mereka, dan pantas saja orang ini mempuanyai banyak villa di Bali, rumah mewah,luas,mobil mahal, serta beberapa bodyguard di depan untuk menjaga pintu .

" lapor, bos Bani ada?" tanya bapak made itu pada bodyguard

" siap, bos bani ada" jawab salah satu mereka.

" oke"

saat masuk saja di dalam sudah di bukain pintu oleh beberapa wanita yang sepertinya Asisten rumah tangga yang memakai baju yang sama.

" mari saya antarkan " ajak salah satu perempuan yang tidak terlalu tua itu ke area kolam renang, di mana Bos Bani tersebut berada dan sedang santai bersama Cucunya, serta istrinya.

" pagi Bos!" sapa pak Made.

" oh made, ada apa? siapa mereka?" tanyanya. dan menunjuk Dara dan Davin

" ini Mas Dara dan Mba Davin, yang akan membeli Villa nomor 1 bapak, di area pantai" ucapnya

" ohhhhhh. duduk dulu" suruhnya. " mama bawa Alwa ke dalem bentar" suruh Pak Bani pada istrinya

" iya pa" jawabnya " siapin makanan, dan minuman ayo" teriak istri pak Bani dan para Asisten langsung bergerak cepat, wah ini sih emang mewah sekali.

" gimana pak, saya akan bayar kapan, dan nempatinnya kapan?" tanya Davin langsung tanpa basa basi

" sekarang juga bisa, ini nomor rekening saya, ini kartu nama saya, dan kuncinya sama Made" memberikan beberapa kertas yang berisikan nomor.

" oke, sebentar akan saya kirimkan hasil transfer uangnya, permisi " jawab Davin

" eitssa gak makan dulu" tiba-tiba istri pak Bani muncul

" gak usah repot-repot bu, kami masih banyak urusan di luar, makasih sekali lagi " jawab Dara ramah.

" kamu cantik sekali nak, mau sama anak tante" godanya pada Dara.

" ehmm ini istri saya!" tangkis Davin cepat

" oh istrinya? kirain adiknya" godanya lagi.

" iyudah bu, kami permisi" .

sebelumnya mereka ke bank terlebih dahulu untul mengirimkan uang villa ke rekening pak Bani senilai 2,5 M. walaupun villa itu mahal uang Davin takan pernah habis jika di beli apapun, di banding Dara hanya 50%nya saja uang yang ia punya. mereka sama-sama kaya.

" belanja furniture rumah atau istirahat dulu, dan besok aja, lusa kita balik ngambil pakaian dan semua barang" usul Dara

" besok aja , aku capek , bukannya kita di sini seminggu?"

" oh iya lupa bebyyyy hihihi" canda Dara

merekapun pulang ke Villa mereja yang sudah di berikan kuncinya oleh Pak Made tadi untuk tidur siang dan lanjut belanja besok saja

" gak istirahat hmmmm" tanya Davin dan mengelus rambut Dara yang sedang memainkan Handfonenya.

" belum bisa, ini sebagian dari istrahat kok, kamu duluan aja bobo siangnya" suruh Dara, dan Davin langsung memunggungi Dara dan tertidur.

di sela-sela Davin tidur Dara langsung menuju ke ruangan belakang di bana spot paling indah di sana dan langsung berhadapan dengan laut untuk sejenak mengecek handfonenya yang sudah 3 hari ini di tak pernah pakai, dan tak lupa juga ia membawa handfone Davin.

" isi pesan dan IG normal, isi Galeri normal juga" ucapnya saat sudah mengecek " oh WAnya belum aku buka" Dara langsung mengklik aplikasi WA di handfone Davin
" sejak kapan WAnya di pakein sandi?"

" lagi ngapain hmmmm" Tiba-tiba Davin muncul dari balik pintu kaca itu dan langsung memeluk Dara dari belakang dan belum melihat habdfonenya yang di pegang Dara

" in...ini hanny, lagi lihat pemandangan aja " jawab dara

" loh handfone aku kenapa di sini? kamu ngecek-ngecek?"

" hah...ehm enggak kok____"

" yah terus kenapa itu lihat, aplikasi WA masih kebuka dan kamu gak bisa buka sandinya kan?" Davin langsung menunjuk handfonenya dan menarik cepat.

" ak...aku "

" ini pribadi aku gak bisa siapapun lihat ingat kamu !" Davin langsung meninggalkan Dara dan masuk ke dalam lagi.

memang Dara merasa bersalah telah menggunakan handfone Davin tanpa izin sama Davin, ia harus meminta maaf pada Davin, di momen seoerti ini ia tak boleh berbuat salah sedikitpun, apalagi mereka baru menjadi suami istri.

Tapi kan Dara istrinya kenapa ia tak di perbolehkan memakai handfone suaminya sendiri. ia langsung masuk ke dalam villa dan ternyata Davin sedang di ranjang dan menonton Tv dengan sandaran di sisi ranjang.

Dara duduk tepat di hadapan Davin dan menghalanginya menonton Tv.

" Hanny" panggilnya pelan dan menunduk.

" aku tau kenapa kamu gak mau ikut tidur tadi, kamu mau ngecek handfone aku kan? kamu curiga sama aku ?" Davin tak mau menatap Dara.

" maaf, aku gak ada niat curiga sama kamu hanny, sumpah! apakah seorang istri salah jika mengecek handfone suaminya? jikapun salah oke, aku gak bakal buka lagi" ucap Dara yang kini menahan air matanya agar tak lolos.

" tentu salah! otak taruh di mana sih hah!" Davin makin marah

" yah, akukan udah minta maaf hanny, aku akuin aku salah, aku pun juga baru ngecek WA tapi itu ke kunci jadi artinya aku sama aja gak lihat apa- ap..."

" iya tapi kamu curiga sama aku! tujuannya apa coba? lo kira segampang itu lo bisa ngecek hah?" Davin membentak Dara, hingga Dara ketakutan dan menagis.

Davin meninggalkan Dara dan keluar, menggunakan mobil, Dara sudah tidak bisa menahan, padahal ini hanya hal kecil saja ia sudah marah besar dan pergi dari villa.

.......

Dasar yah si Davin bikin orang kesel aja, abis buat salah minta maaf,nyesel duhhh Davinnn bangsat lu.

Dr: PSVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang