Saat semuanya sudah tertidur lelap, Dara perlahan-lahan seperti bangkit dari komannya, ia membuka pelan matanya dan melihat ada cahaya terang dan ternyata lampu ruangan, ia berfikir bahwa ia sekarang di mana.
ia melihat seseorang yang sedang menunduk tidur dan menggenggam tangannya dengan samar-samar, ia langsung meneteskan air matanya menahan sakit di tubuhnya, setelah itu ia melihat orang di sekelilingnya.
kepalanya terasa sangat sakit, badannyapun sama juga, sedikit ia bergerak sangat sakit.
"Hekkk...hekkk" isakan Dara dan membuat Davin bangkit dari tidurnya.
" Byy? byyy sayang" Davin memegang rambut Dara " Tante-om, dara udah sadar", panggilnya dan semua yang ada di dalam ruangan langsung terbangun, Dara masih samar-samar mengenali suara orang tersebut.
" Sayang, ini mommy nak" Mommy liva meneteskan air matanya senang.
Dara melihat sekelilingnya, ia bingung.
" Ara di mana?" tanya Dara.
Dan untungnya ia tidak Amnesia. bahkan ia masih mengingat semuanya.
" Kamu di rumah sakit sayang, semua orang yang kamu sayang ada di sini nak, ayo kamu harus kuat sayang " Mommy liva tak hentinya meneteskan air matanya.
" Mom, Ara laper " ucapnya.
Mommy liva tanpa menjawab langsung keluar dari ruangan menuju dapur rumah sakit untuk mengambil makanan sehat untuk Dara.
tapi entah kenapa setelah kesadaran Dara, Davin langsung duduk di sofa, ia takut Dara shock melihatnya.
" Haus" ucap Dara.
" nih di minum dulu , kamu masih loyo banget" Nata memegangkan gelas air putih Dara.
" Makasih Nat" ucapnya " aku kenapa yah?"
Davin tak tahan melihat Dara, lebih baik ia keluar dari pada menimbulkan Dara koma lagi akibat melihatnya, iapun berbisik pada Rangga untuk keluar ruangan terlebih dahulu.
" Gue keluar dulu " pamitnya tanpa di lihat Dara.
" iya"
sementara itu Dara di suruh untuk makan sebentar untuk mengisi perutnya, setelah di suap oleh veronica Mommy dan Daddy pamit karena masih ada kerjaan yang harus di selesaikan, dan veronicapun juga ada bimble di tempat les.
Rangga dan Nata juga pamit pulang, tinggalah Reno dan Sheva, menunggu Dara yang sedang tidur, mereka akan pulang setelah Dara bangun.
3 hari kemudian, alat-alat di tubuh Dara sudah bisa di lepas kecuali infus bahkan oksigenpun sudah di buka karena ia mulai sehat kembali.
Di dalam ruangan hanya ada Dara seorang, karena seperti biasa keluarganya sibuk terpaksa ia harus di tinggalkan sendiri.
sementar Davin sudah mempersiapkan diri untuk bertemu Dara hari ini. termasuk bunga yang sangat besar,cincin,serta kalung, dan kalian taukan Davin bernasar apa? kalau Dara sadar?
Dara sedang asik memainkan Hp-nya di atas ranjang rumah sakit, tiba-tiba ia tak sengaja membaca chat-nya dengan Davin dulu.
" Gue hampir mati karena di putusin Davin? bodoh banget gue!" Batin Dara.
Tok...tok...tok...
" Masuk" suruhnya."pasti rizan" gumamnya.
Davin perlahan masuk, dengan menundukan kepalanya, setelah itu ia ke samping Dara yang tengah asik bermainkan ponselnya.
" Nih " Davin menyodorkan bunga untuk Dara.
" Di simpan di meja aja Can___" ucapan Dara terhenti saat melihat seseorang yang membawakan ia bunga.
" Hay" satu kata dari Davin yang tersenyum manis.
" Ngapain lo" mata Dara berkaca-kaca.
" Nggak ngapa-ngapain"
" Keluar!" perintah Dara.
" nggak mau"
" Keluar gue bilang hiksss...hiksss...hiksss" Dara menangis kencang.
" kamu ngusir aku? salah aku apa?"
" Keluar!!!! hikssss....gue gak mau lihat muka lo lagi davin, lo nyakitin gue Anjing gue nggak mau liat lo lagi brengsek "
Davin menyimpan terlebih dahulu bunga yang di dalamnya ada sekotak kecil cincin dan kalung dang kembali lagi di hadapan Dara.
" tapi gue ke sini mau ngom___"
" Gue gak mau denger, sekarang lo keluar!!! gue gak mau lihat wajah jahat lo davin, gue benci lo!!!" teriaknya
" lo nggak ngehargain kedatangan gue Dar" ucap davin yang mulai emosi dengan sifat Dara.
" Emang!!!! kita gak punya hubungan apa-apa lagi Dav, jadi pliss lo pergi jauhhhhh gue gak mau lihat lo lagi!!!'
" lo gak ngehargain betapa lamanya gue nunggu lo koma di sini!!!!"
" lo nggak pernah sadar, kalau gue sabar, gue nunggu lo sampai gue rela buang waktu gue demi lo!!!"
" Lo gak pernah tau gue selalu tidur di samping lo selama lo koma"
" Gue rela nutupin semua ke teman lo, atau keluarga lo kalau lo gini karna gue!!!"
" Gue___'
PLAKKKK ....
Tamparan keras Dara di pipi Davin, dengan wajahnya yang sangat kesal yang air matanya tak bisa di tahan lagi.
" Pergiiiiii Dav, gue muak lihat wajah lo" ucapnya dengan teriakan.
Davin masih memegang pipinya yang ia tak menyangka Dara menamparnya.
" Oke!!!" ucapnya " Gue bakal pergi sesuai kemauan lo" Davin menunjuk wajah Dara.
" Oke! lo sana pergi gue jijik liat wajah lo apalagi kalau dengan jalang itu" tantang Dara
Davin membuka pintu ruangan Dara dengan sangat keras dan menutup dengan emosi hingga membuat suara pintu itu sangat nyating kedengarannya, Darapun sendiri kaget mendrgar debrakan pintu.
" Arghkkkkkk" teriak dara keras " kenapa lagi hah? knp lagi lo dateng!!!" teriaknya.
Di Apartemen Davin ....
Davin langsung mendorong keras pintu Apartemenya seperti layaknya orang stres, ia langsung berfikir sejenank dan menelfon seseorang yaitu Asisten barunya. Cardo.
" Tolong sampaikan pada Dr.bambang untuk menggantikan saya beberapa hari kedepan, ada urusan penting saya di luar "
" Oh, iya baik dokter"" oke!"
Davin langsung menelfon orang suruhannya untuk memesan tiket, entah ia akan ke mana, yang intinya jika davin sudah stres seperti ini akan lebih agresif.
_____Kemana yah? JANGAN LUPA VOTE
👄itt
KAMU SEDANG MEMBACA
Dr: PSV
Romance#1 Dara 24 maret #2 Davin 24 maret WARNING‼‼‼ Ada unsur kekerasan di dalamnya! (Prolognya keapus dulu)