R

5K 121 2
                                    

Dara langsung berjalan menuju sofa itu setelah ia melihat ada beberapa wanita menari di depan Davin dengan posisi Davin sudah pasrah sambil mengeggam minuman alkohol di tangannya.

Dara berdiri tepat di hadapan Davin yang sudah sangat mabuk, di ikuti Dendi di belakangnya .

" minggir kalian" Dara mendorong beberapa wanita murahan itu hingga ada yang terjatuh.
namun Davin belum menyadari keberadaan Dara didepannya.

" Tuannn? tuannnn?" Dendi menggoyang goyangkan bahu Davin.

" Anji ....innggg lo Dara anjinggggg" ngigaunya.

" Tuannnn, itu mba Dara di depan tuan" ucapnya berbisik.

Sedangkan sekarang posisi Dara sudah tak tahan melihat Davin, air matanya lolos, kenapa Davin seperti orang gila begini.

" Balik!" suruh Dara tak mau menatap Davin

" Sayanggggg" Davin menegur seakan mabuknya langsung hilang

" Balik gak sekarang!" ucap Dara lagi

" Lo jahat dara, lo ngusir gue, lo nolak lamaran gue lo gak ngehar___"

" Gue bilang balik!" nada suara Dara naik
" lo keras kepala yah? "

" Gue gak mau hahahhaha, ngapain lo nyari gue lagi?" Davin malah kembali seperti orang gila

" Lo pulang ke villa davin lo anjing " Dara menarik narik baju Davin kesal

" Daraaaaaa...haahahahha"

" Bego lo!"

Plakkkk

Davin memegang pipi yang di tampar Dara.

" lo pulang anjing, lo gak mau denger gue lo tetep di sini jadi orang gila gak tau diri? lo ini dokter davin! lo ingat profesi lo! lo udah gila !"

" Buat apa gue balik hah?" dengan wajahnya yang masih mabuk " Gue gak di perlu lagi kan?"

" Balik atau gue gak mau lagi ketemu lo?"

" gue suka di sini anjing, ngapain lo nyuruh myuruh gue lo ini siapa gue? lo kan yang nggak mau lagi lihat muka gue? lo kan yang ngusir gue? lo juga kan yang nggak ngehargain tenaga gue saat gue ngurusin lo sakit? lo gitu Dar. lo egois!"

satu tetes air mata dara menetes cepat mendengar ucapan Davin.

" hiksss" ia menghapus air matanya cepat
" Dendi, lo di sini aja, gue mau balik dan tidur di hotel aja, barang gue nanti gue singgah ambil " ucapnya dan langsung keluar dari club itu.

keesokan paginya, Davin sudah sadar sepenuhnya ia akan keluar entah ke mana soal semalam ia tak ingat jika ia sedang bicara dengan Dara, saat ia di bukakan pintu untuk keluar maks bertemulah Dara dan Davin.

" Dendi tolong barang saya, saya semalam gak singgah ambil " ucapnya.

sedangkan Davin masih bingung kenapa Dara bisa ada di sini.

" Mba langsung mau pulang?"

" iya" jawab Dara dan dendi langsung masuk mengambilkan koopernya.

" Masuk " suruh Davin

dara tetap saja cuek dan hanya menggeleng

" Kamu kapan datang by? kamu nyari aku"

" ehmmm makasih yah dendi, gue balik duluan" ucapnya tanpa menghiraukan Davin dan mengambil koopeernya.

" Gue nanya goblok! lo keras kepala yah?" Davin menarik rambut dara dari belakang hingga ia sedikit tertarik. " semuanya masuk!!!" teriak davin langsung saja semua pembantu masuk ke dalam terutama dendi.

" lo kenapa? hah?" tanya Davin dan Dara masih menahan tangisannya tak mau menjawab

" ohhhh lo masih gak mau ngomong?" davin malah menarik kepala dara dan langsung memijit rahang dara keras, air mata dara lolos dengan wajah ketakutannya

" siniii looo" Davin menarik keras dara masuk ke dalam villa dan ke kamarnya dengan paksa lalu mengunci pintu kamarnya.

" Ngomong kamu anjing " Davin melemparkan vas bunga yang ada di meja kamarnya.

"lo masih gak mau hahhhh" ia langsung mendorong tubuh Dara hingga terjatuh di lantai.

" Hekk...hekk...hekkk, gue mau pulang " ucap dara di campur isakannya.

" Anjing lo " Davin mendorong kepala Dara.
" lo udah berani sama gue yah sekar___"

" ayo tampar gue Dav, gue suka kalau lo tampar, gue juga gak berani sama lo gue tahan sama lo !" satu nafas ucapan Dara lolos

" Lo sekarang ngomong ke gue, knp lo bisa di sini?"

" Gak! gue mau pulang. lo sendiri yang bilang gak butuh gue yaudah gue mau pulang kan sia-sia juga nyariin lo!"

" kapan gue bilang? gue gak pernah bilang anjing!!!" Davin memekik keras rahang Dara dengan wajah yang sudah di basahi oleh air mata

" hiksss...hikss...dav sakitttt, Dendiii tolong gue dendiiiiii" Dara teriak dari dalam kamar meminta bantuan namun teriakkannya itu sia-sia sebab kamar Davin ini kedap suara.

" aku harus apa yah Allah? beri aku ide ya Allah biar bebas dari Davin dan siksaannya ini?" Dara meneteskan air matanya, kini wajahnya sudah basah akibat air matanya itu yang mengalir dengan menatap wajah Davin yang sangat kejam itu.

" kalau gue nanya jawab! lo kebiasaan suka dendam anjing lo biadap!!!" Davin menghempaskan wajah Dara.

" kalau gue kenapa-kenapa davin selalu takut dengan apa yang dia lakuin ke gue, jadi gue harus pura-pura pingsan" Batin Dara .

satu...dua...dan Dara memulai aksinya setelah tadi di hempaskan wajahnya dengan kasar ia langsung menutup matanya seolah ia pingsan hingga Davin mulai takut.

wajah yang kini terlihat memang pucat dan tidak di buat buat lagi meyakinkan bahwa Dara memang pingsan beneran.

" Byyyy? heyyy byyy? bangun dong sayang aku emosiii tadii bangun donggg" Davin menepuk pipi Dara.

langsung ia gendong dara dan berbaring ke tempat tidurnya yang elegan itu lalu ia akan mengambil tindakan tapi tidak ada alat bernafas di rumah ini, massa ia akan keluar terlebih dahulu meminjam di rumah sakit? atau ia akan bawa ke rumah saja? jalan satu-satunya.

" Gue takut banget davv, kalau lo lagi kejam-kejamnya gitu, lebih baik gue nyerah davv " Batin Dara.

"Byyyy bangun dong, aku tadi emosi,byyy maafin aku byyy bangun dong baby heyyyy bangun dong " Davin mengelus jidat Dara.

" Dendiiiiiiii" Davin berdiri di depan pintu kamar dan membuka lalu meneriaki Asistennya

" iyaaa ada apa?" teriak dendi di bawah sana

" siapin mobil kita ke rumah sakit bawa Calon istri saya "

" siap bosss"

setelah mendengarkan itu Dara langsung panik jika harus di bawa ke sana dan jalan satu satunya ialah harus sadar agar tidak ke rumah sakit.

" Byyy aku bakal bawa kamu ke rumah sakit di sini gak ada oksigen yahhh" Davin melakukan lagi aksinya dengan mengelus dahi dan rambut Dara.

" Ehhuamm"

" Hahhh? byyy kamu sadar byyy. minum dulu baby yah minum dulu nihhh nihhh" Davin membangunkan Dara hingga selarang Dara sudah duduk dan di sandarkan ke ranjang.

" sakit" lapor Dara dengan memegang rahangnya yang di cengram Davin tadi.

" ohhh sakittt yahhh byyy sakittt yahhh" Davin memegang rahang Dara dan langsung memeluk.

" gue gak ngerti di hidup lo apa, kadang lo gini kadang lo berubah kayak macan tapi kenapa gue gak mau lepasin lo sih? lo pelet gue kan?", Batin Dara.

_____
👄itt

Dr: PSVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang