🌹2. Hangat

27.8K 2.4K 197
                                    

Tok. Tok. Tok.

Kaival mengetuk pintu kamar Keyra, ini sudah ketiga kalinya dia melakukan itu. Mau tau maksudnya apa?

"Ai, gue boleh temenin Lo kan?"

Aila benar-benar stress oleh kelakuan Kaival. Entah harus berapa kali Aila bilang kalau dia tak butuh ditemani, tapi Kaival tetap saja memaksa.

Kaival berjalan mendekat. "Lo kenapa sih sensi banget sama gue?" Tanya Kaival sambil bersandar di sisi meja, berhadapan dengan Keyra.

Oke, Aila muak! Dia menatap Kaival dengan wajah datar. "mungkin Lo lupa, tapi gue masih sangat inget gimana kelakuan Lo malam itu..." Aila lantas berdiri, mendekatkan bibirnya ke telinga Kaival, "menjijikkan," desis Aila setengah berbisik.

Kaival menegang. Lagi-lagi Aila menyentil kejantanannya. Dia seakan begitu direndahkan, Aila benar-benar menantangnya. Begitu Aila akan menjauh, Kaival langsung memegangi kedua pundak Aila hingga membuat tubuh mereka menempel.

"Lepas!" Aila kembali berontak. Bisa dilihatnya tatapan Kaival yang begitu tajam dan penuh amarah.

Kaival menyunggingkan senyum smirk. Dia ingin mencium bibir Aila, cewek itu melengos ke kiri. Kaival mencoba lagi, Aila lagi-lagi menghindar dengan melengos ke kanan. Rahang Kaival seketika mengeras, emosinya bertambah.

"Gue mau lihat, sejauh apa Lo bisa nolak gue," tantangnya.

Aila terus berusaha melepaskan diri. Cengkraman tangan Kaival di pundaknya semakin menguat. Tangannya terhimpit di antara tubuh mereka. Aila hanya bisa menghindari ciuman Kaival, dia terus memiringkan wajahnya menolak bibir mereka menempel.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan suara yang cukup keras. Kaival dan Aila menoleh, tetap dengan posisi seperti itu. Ternyata Keyra, dengan wajah kusut dan mata sembab, berdiri di ambang pintu.

"Kai, keluar..." Usir Keyra.

"Kak, temen Lo ini jutek banget sih. Gue..."

"Kai, keluar!" Bentak Keyra. Dia sedang tak mood, Kaival membuatnya semakin emosi saja.

Baik Kaival maupun Aila, mereka berdua menatap Keyra bingung. Tapi akhirnya Kaival melepaskan Aila. Sambil mendengus dia berkata, "nggak asik banget sih Lo," dengan nada yang kesal.

"Lo kenapa Key?" Tanya Aila yang langsung mendekati Keyra.

"Ai, apa Rayen ada nelpon tadi?"

"Iya. Dia nanyain Lo terus gue bilang udah tidur seperti kata Lo," jawab Aila apa adanya.

"Terus dia ada ngomong yang lain nggak?"

"Dia bilang sih titip pesen ke Lo, katanya dia mau ada meeting sama para petinggi Antara untuk membahas perang di area konflik."

Keyra nampak memejamkan matanya. Dia merasa semakin tak tenang.

"Rayen tuh sweet banget ya. Apa-apa selalu aja ngasih tau, mau kemana aja ngasih tau. Susah kali Key nemu yang begitu," goda Aila setengah bercanda.

"Gue ketemu dia di restoran..." Beritahu Keyra dengan nada lirih.

"Apa?!" Aila nampak begitu terkejut.

"Dia ngeliat gue sama Denis."

"Terus, dia marah?"

Keyra menggeleng. "Lebih menakutkan dari sekedar marah. Gue takut Aila..." Keyra menangis. Dia memeluk Aila untuk mempertahankan kekuatan tubuhnya.

Aila turut cemas. Dia mengusap rambut Keyra dengan lembut. "Tenang ya. Gue yakin Kapten Rayen pasti ke sini sebentar lagi. Gue yakin dia akan nemuin Lo."

Kai-LaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang