🍒23. Kutub berlawanan

21.3K 1.9K 160
                                    

Menjelang H-3 Resepsi pernikahan Rayen dan Keyra, rumah besar keluarga Kaisar dan Triva menjadi begitu ramai. Hampir semua keluarga jauh menginap di sana, pernikahan ini seperti sebuah Reuni antar kerabat dan teman.


"Ailaaaaa!" Keyra begitu antusias menyambut kedatangan Aila. Sudah hampir 2 bulan dia dan Aila tak bertemu, bahkan berkomunikasi pun sangat jarang. Apalagi saat Aila mendapat Misi di luar kota, selama satu bulan itu mereka lost contact.

"Duh, rame banget rumah lo Key," ujar Aila berkomentar. Dia merasa senang dengan keramaian, soalnya Aila bosan dengan rasa sepi.

"Nginep sini kan sampe hari H?" tuntut Keyra.

"Key..."

"Aila, lo cuma punya masalah sama Kaival, bukan sama gue. Inget?"

Aila tersenyum. Ya, dia harus bersikap profesional. Dirinya sedang memiliki masalah sama Kaival, sementara Keyra dan keluarganya tetap menyambutnya dengan baik. "Iya deh," jawabnya akhirnya.

"Nah, gitu dong!" Keyra begitu senang. "Gue udah siapin kamar lo di atas," tunjuknya pada salah satu pintu yang berada di atas.

Aila mengangguk, sepertinya itu adalah kamar Keyra semasa gadis. Sekarang, Keyra pindah ke kamar bawah yang jauh lebih besar untuk ukuran suami istri.

"Gimana Misi lo di Bandung?"

"Beres. Nggak nyangka gue, satu keluarga loh yang jadi Bandar. Sampe anak mereka yang baru umur 5 tahun aja dilibatkan, gila nggak tuh?"

"Gila, serius?!" Keyra kaget mendengarnya.

"Hmm, nggak ada yang nyangka Ai. Nggak ada otak emang," Aila begitu marah jika mengingat kembali bagaimana sepasang suami istri yang terlibat menjadi bandar besar narkoba, memakai anak mereka yang berusia 5 tahun untuk melakukan transaksi di sekolah TK nya.

"Kasihan dan miris," Keyra pun ikut geram.

"Gimana sikecil?" Aila mengusap perut Keyra yang masih terlihat rata.

"Baik-baik aja, Tante..." jawab Keyra menirukan suara anak kecil.

"Hahaha," Aila pun tertawa.

"Duduk sini aja, Ai, lebih enak nggak rame," ajak Keyra.

Aila pun mengikuti Keyra duduk di sebuah ayunan yang berada di dekat kolam renang. Namun tiba-tiba matanya menemukan seseorang yang coba dia hindari sedang berenang di dalam kolam luas tersebut.

Keyra nampaknya juga tak mengetahui kalau ada Kaival di dalam kolam itu. Dia merasa tak enak pada Aila, tapi untuk pindah ke tempat lain rasanya akan sangat kentara saat Kaival melihat nanti.

Aila meremas tangannya sendiri saat Kaival perlahan berenant ke tepi. Cowok itu telah selesai berenang, dia naik ke atas dengan gaya yang teramat cool. Tubuh atletisnya yang sempurna itu hanya tertutupi celana renang pendek.

Deg!

Aila merasa jantungnya terinjak oleh sesuatu yang berat. Kaival melihatnya, namun kemudian memalingkan wajah seakan-akan yang dilihat itu adalah orang asing yang tak dikenal. Padahal awalnya Aila mengira Kaival akan mengusiknya dengan pertanyaan tentang ketidak hadirannya di malam itu.

Nyatanya, Kaival begitu dingin. Dia pergi begitu saja tanpa menyapa Aila sama sekali.

Keyra tak berani berkomentar. Dia hanya mencoba mencairkan suasana dengan menyuruh Aila untuk minum. Suasana canggung terasa amat kental di sana, sangat jauh berbeda ketika Aila dan Kaival masih bersama.

"Kaival sekarang udah kayak dulu lagi, gue nggak suka," kata Keyra sambil tersenyum tipis.

Aila tak menanggapi, namun telinganya mendengar dengan baik.

"Dia sering pulang pagi. Malah pernah berhari-hari nggak pulang, bikin kita semua cemas. Kuliah juga kayaknya jarang. Nggak tau deh mau jadi apa," Keyra mengeluh.

Sungguh, Aila tak tau harus berkomentar apa. Dia diam saja dengan hati yang terasa bagaikan diremas-remas.

"Eh, udahlah ngapain mikirin Kaival. Lo di sini kan buat nemenin gue, kok malah jadi ngebahas yang nggak penting," Keyra pun menutup topik karena merasa tak enak pada Aila.

Aila tersenyum, memaksakan diri. "Persiapannya udah sejauh mana, Key?"

"Udah 90 persen. Kayaknya 10 persennya itu tinggal bagiin sisa undangan yang belum selesai," jawab Keyra.

"Emang yang diundang banyak banget?"

"Emmm, banget Ai. Rasanya udah kayak pernikahan anak Raja," keluh Keyra.

"Hahaha, seru dong!"

Sementara itu, dari balkon lantai dua terlihat Kaival sedang berdiri dengan manatap Aila yang tertawa bersama Keyra. Setelah sekian lama, dia kembali melihat cewek itu. Kaival sengaja menghapus semua kontak Aila, agar pikirannya tak mencoba mengkhianati pertahananya untuk menyerah.

Tapi sekarang, begitu melihat Aila nyata ada di sana, perasaan cinta itu bangkit kembali. Malah, jauh lebih besar karena rasa rindu yang meluap. Kaival mengatupkan rahangnya begitu erat, takut tiba-tiba suaranya keluar memanggil nama Aila.

๑•ิ.•ั๑ ๑•ิ.•ั

"Capek nggak, Ai?" tanya Keyra.

"Seru!" jawab Aila bersemangat. "Sumpah keluarga Lo tuh semuanya asyik, Key. Terutama Tante Tansa, gilaaaa kayak masih seumuran kita aja."

"Hahaha. Kalo Tante Tansa sih jangan diragukan, emang dari dulu nggak berubah, mama-mama gaul dia mah."

"Asli," Aila menggelengkan kepala kagum. "Sayang banget nggak bisa ketemu Felisha."

"Feli sama Vallen kayaknya besok deh nyampe Indonesia. Mereka sih gitu, kerjanya honeymoon melulu."

"Pasangan paling gila menurut gue," sahut Aila tertawa.

"Parah," balas Keyra setuju.

Seharian ini, Aila diajak berkenalan dengan semua anggota keluarga Keyra. Saking banyaknya jumlah keluarga besar Keyra itu, nggak kerasa udah jam 11 malam aja.

"Ya udah Lo istirahat, Ai. Besok nggak mau tau Lo harus ikut sesi foto keluarga, jangan telat bangun."

"Hehehe, iya."

Keyra pun masuk ke kamarnya, dimana Rayen sudah lebih dulu berada di dalam sana.

Aila pun segera naik ke atas. Dia melangkah begitu pelan, seluruh kakinya terasa pegal karena kelamaan berdiri.

Deg!

Jantung Aila kembali heboh ketika melihat Kaival keluar dari kamar dan hendak turun ke bawah. Kedua mata mereka sempat saling bertemu untuk sesaat, walau kemudian Kaival memutuskan kontak mata lebih dulu dan melangkah melewati Aila tanpa menegurnya.

Aila menghentikan langkahnya, merasa tak nyaman dengan keadaan di antara mereka. Dia berbalik, menatap punggung Kaival yang semakin turun ke bawah, lalu berbelok menuju dapur.

Ini harus diselesaikan, batin Aila.

Tekad yang kuat membuat Aila kembali melangkah ke bawah. Dia menyusul Kaival, ingin bernegosiasi dengan cowok itu. Untungnya keadaan di rumah itu sudah sepi, soalnya pada kecapean dan masuk ke kamar masing-masing.

Aila masuk ke dapur, dilihatnya Kaival sedang melihat-lihat isi kulkas. Dia berjalan mendekat, yakin sebenarnya Kaival tau dirinya ada di situ, hanya saja cowok itu mengabaikannya.

"Kai, aku perlu ngomong sama kamu," ujar Aila memecah keheningan malam.

๑•ิ.•ั๑ ๑•ิ.•ั

Jangan lupa beli ebook Kai-La secara resmi, di nomor WA 0813-777-333-41.

Kai-LaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang