🌹5. Gue Cinta Sama Lo

23.2K 2.2K 90
                                    

"Wah, Ma, kok nggak bilang-bilang ada calon pacar Kaival di sini?"

Suara menyebalkan itu membuat Aila langsung tersedak oleh nasi goreng yang dimakannya.

Kaival yang tak tau diri itu, langsung mendekat dan menepuk punggung Aila. Meski dia tau bahasa tubuh Aila menolak bantuannya, Kaival tetap melakukannya.

"Wah, Mama kayaknya sudah tua banget ya punya dua calon mantu," goda Triva.

"Mama sebentar lagi akan punya cucu," canda Kaival yang langsung disambut oleh injakan Aila di kakinya. Kaival meringis, namun tetap tertawa.

Kaisar dan Triva hanya bisa menggelengkan kepala menanggapinya.

Tak lama setelah sarapan, Keyra kembali kerumahnya. Dia disambut oleh Triva yang begitu cemas karena kondisinya yang terliha tsangat kacau. Wajah murung, rambut berantakan, pakaiankusut, bahkan saat turun dari mobil Keyra tak mengenakan alas kaki. Keyra berjalan lemah masuk ke dalam rumahnya.

"Keyra, kamu kenapa, Nak?Ada apa sayang?" Tanya Triva.

Keyra langsung memeluk mamanya itu. Dia kembali

menangis.

"Sayang... Kamu kenapa?" Ulang Triva, semakin cemas saja.

"Rayen pergi, Ma. Rayen pergi..." Lirih Keyra.

"Pergi kemana? Kamu dari mana emang semalem?"

Keyra tak menjawab, melainkan semakin menangis. Isakan tangisannya terdengar begitu menyayat, hingga semua

yang ada di rumah berdatangan untuk melihat keadaannya.

Aila cuma bisa diam meski

dia tau sedikit permasalahannya. Dia tak mau lancang berbicara, jika Keyra saja belum siap menceritakannya pada keluarganya.

"Lo diapain sama Kak Rayen?Kasih tahu gue!" Kaival

menyentak tubuh Keyra untuk berhadapan dengannya. Meski

hanya seorang adik, peran Kaival dalam melindungi keluarganya juga patut diacungi jempol.

"Kaival," tegur Triva seraya menggeleng, memberikan kode agar anak lelakinya itu jangan memaksa.

"Ma, Kak Keyra nggak pernah kacau kayak gini. Kaival nggak bisa terima kalau ada yang nyakitin dia," ujar Kaival tegas.

"Nggak ada yang nyakitin gue, Kaival! Justru gue yang nyakitin dia!!" Bentak Keyra. Kemudian Keyra berlari naik ke kamarnya, meninggalkan semua pertanyaan yang belum terjawab.

"Tante, biar Aila yang nemenin Keyra. Tante tenang aja, Keyra akan baik-baik aja," ujar Aila meminta izin.

"Iya Aila, tolong temenin Keyra. Tanyain semuanya, mungkin kalo sama kamu dia akan lebih terbuka," minta Triva.

"Iya Tante." Aila sempat melirik Kaival sekilas, lalu dia segera naik ke atas.

"Kaival, udah kamu berangkat kuliah aja. Urusan di rumah ini biar Mama yang urus. Juga ada Aila, kamu nggak usah cemas."

Kaival mengangguk. Dia mengalami tangan Triva, lalu mengucapkan salam dan keluar dari rumah.

Sementara itu, Aila tengah berusaha keras membuat Keyra senyaman mungkin untuk menceritakan segalanya padanya.

"Key, ada apa? Kenapa Lo kayak gini?" Tanya Aila membujuk.

"Rayen, Ai... Dia... Dia pergi," lirih Keyra.

"Pergi kemana?"

"Area konflik."

Mata Aila membesar. Tanpa perlu Keyra jelaskan, Aila sadar betul kondisi macam apa yang sedang Keyra hadapi saat ini. Area konflik bukanlah tempat yang menjanjikan kepulangan, hanya ada kematian untuk setiap relawan yang berjuang di sana.

Kai-LaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang