Setelah melalui kesedihan yang cukup panjang dan menguras air mata, Keyra akhirnya mau kembali menata hidup dengan menerima kenyataan kalau Rayen memang sudah pergi. Semua berkat Aila, dia yang meyakinkan Keyra kalau kesedihan berlarut-larut sama sekali tak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik.
Keyra kembali ke Arkadia, berkat motivasi Aila dan keluarganya. Dia mencoba sekuat yang dia bisa untuk lolos dari rasa perih yang selalu menghadang di setiap langkahnya ingin move-on. Keyra bukannya ingin melupakan Rayen, dia hanya ingin menyimpannya sementara waktu sampai saat yang tepat.
"Ayo para ladies, gue bakal anter kalian ke sekolah," ujar Kaival penuh semangat.
Aila menghela nafas. Jika biasanya dia akan melewati perdebatan yang melelahkan lebih dulu dengan Kaival, maka kali ini dia terpaksa bungkam. Tak enak pada Keyra.
"Lo kayaknya gue perhatiin bangun pagi terus. Ngebet banget ya lo sama Aila?" tanya Keyra dengan mata memicing.
"Hmm, lo aja paham kak. Anehnya temen lo itu nggak bisa paham juga maksud hati gue," sahut Kaival.
Keyra tersenyum geli saat melihat Aila melotot mata pads Kaival. "Kaival nggak pernah loh Ai sampe segininya ngejer-ngejer cewek," sindir Keyra.
Kaival menaikkan sebelah alisnya pada Aila, menunjukkan rasa bangga karena telah dibela.
Aila menatap Keyra dengan ekspresi serba salah. "Udah yok ah berangkat," ujarnya yang langsung berdiri dan keluar lebih dulu dari kamar Keyra.
Keyra terkekeh geli. Dia menepuk pundak Kaival sambil berkata, "semangat berjuang, Bung! Saingan lo banyak," ujarnya.
Kaival langsung menanggapi. "Emang dia udah punya pacar kak?"
Keyra mengangkat bahu. "Tapi yang pasti, yang suka sama Aila itu banyak banget. Hampir semua kalangan Agent suka sama dia. Dibandingkan sama lo sih, lo mana ada apa-apanya Kai," ledek Keyra.
Maksud Keyra adalah Kaival hanya mahasiswa semester awal yang masa depannya masih bergantung pada orangtua. Sementara cowok-cowok di luar sana, yang menyukai Aila, sudah berada dalam kategori mapan dan sepadan.
"Aila, ada suka sama siapa nggak kak?" Kaival masih penasaran, dia dan Keyra berjalan berdampingan saat menuruni tangga. Sementara Aila sudah hilang entah dimana.
"Nggak tau sih. Aila agak tertutup kalo masalah yang begituan. Kalo yang gue liat sih dia sendiriam aja sejauh ini."
"Serius lo, Kak?"
Keyra menghentikan langkahnya saat sudah tiba di anak tangga paling bawah. Dia menatap Kaival dengan serius. "Lo beneran suka sama Aila?" tanyanya setengah memicingkan mata.
"Demi Tuhan, gue serius sama dia." Kaival mengangkat dua jari untuk bersumpah.
Keyra tersenyum sambil menepuk pipi Kaival. "Gue dukung," ujarnya kemudian.
Kaival seketika tersenyum senang. Dia merangkul pundak Keyra, keduanya nampak terus berbincang selama perjalanan singkat menuju ke halaman tempat mobil Kaival terparkir.
Di sana, Aila sudah berdiri di samping pintu belakang, menatap kesal pada Kaival yang cengar-cengir padanya.
"Ai, lo duduk depan aja deh. Gue lagi pengen di belakang sendirian," ujar Keyra.
Aila ingin menolak, tapi lagi-lagi merasa tak enak. Dia pun melangkah ke pintu depan dengan berat langkah dan tentunya berat hati.
Sementara Kaival, dia mengedipkan mata pada Keyra sesaat sebelum mereka masuk ke dalam mobil.
๑•ิ.•ั๑
Aila dibuat terkejut saat tiba-tiba beberapa polisi lewat. Semua murid di kelasnya, termasuk guru pun langsung melihat dengan kepo karena para polisi tersebut lewat sambil memegangi sang kepala sekolah yang tangannya diborgol.
"Wah, itu kenapa tuh?"
"Bu Zainuri, korupsi?"
"Kayaknya sih!"
Dugaan korupsi menjadi hal yang paling mungkin menurut seisi sekolah. Tak ada yang pernah tau kalau sebenarnya, kepala sekolah mereka itu lebih mengerikan dari sekedar menjadi koruptor. Karena selama ini, Ibu Zainuri dikenal sebagai kepala sekolah yang begitu lembut dan penuh wibawa.
Memanfaatkan kebisingan kelas dan lengahnya sang Guru, Aila diam-diam menyelinap keluar dari dalam kelas. Dia mengikuti para polisi dengan gaya santai seolah-olah memang ingin berjalan ke arah yang sama.Begitu akan menaiki tangga, Aila langsung menarik salah satu tangan polisi muda. Sebelum polisi tersebut mengeluarkan suara kaget, Aila lebih dulu menunjukkan kartu identitasnya. Membuat sang Polisi mengangguk dan mengikuti Aila.
"Siapa yang membuat laporan?" Tanya Aila pada polisi tersebut.
"Denis, anaknya sendiri."
Aila tersenyum samar. "Kenapa dibawa ke atas?"
"Beliau ingin menemui anaknya terlebih dahulu."
Aila pun mengangguk paham.
"Maaf, saya harus kembali ke pasukan," kata Polisi yang masih Junior tersebut.
Aila memberikan hormat, begitupun sebaliknya. Entah bagaimana cara mendeskripsikan pangkat mereka, atau siapa yang lebih tinggi, karena mereka berada di lingkaran yang berbeda. Bagaikan TNI dan POLRI yang jelas berbeda, namun memiliki Misi dan Visi yang sama untuk membela Negara.
Aila kembali berjalan, ikut naik ke atas untuk bersama-sama melakukan pengawalan. Takutnya ada beberapa murid yang mungkin geram dan melakukan tindakan bodoh.
Drama antara Ibu dan Anak sedang berlangsung di dalam kelas dua belas tersebut. Kesedihan menyelimuti, semua meneteskan air matanya saat melihat Denis memeluk Ibunya sambil menangis.
Denis adalah seorang laki-laki yang dikenal begitu tangguh, akan jadi sangat memilukan saat tiba-tiba dia menangis seperti anak kecil.
Aila mendekati Keyra yang juga ikut menangis. Dia menepuk pundak sahabatnya itu. "Lo berhasil, Key," ucapnya.
"Kita berhasil," ralat Keyra.
Aila pun tersenyum. Mereka saling merangkul, menyatukan kepala untuk menumpahkan rasa iba akan nasib Denis selanjutnya.
"Terus sekolah, Nak. Apapun yang orang katakan tentang Mama, kamu harus tetap sekolah. Jadi anak yang pintar, punya masa depan yang cerah," nasehat Ibu Zainuri tersebut membuat semua orang semakin larut dalam kepiluan.
"Mama harus jaga diri. Mama harus bebas untuk lihat Denis sukses," balas Denis.
Ibu Zainuri mengangguk. Dia kembali memeluk putra kesayangannya itu. "Maafin Mama. Maaf karena Mama sudah merenggut orang yang kamu cintai. Sekarang, Mama dihukum karena itu. Mama pun dipisahkan dengan orang yang sangat Mama sayangi. Maafkan Mama..."
"Mamaaaa," Denis meraung. Suara tangisnya pecah di dalam kelas tersebut. Banyak murid yang menyaksikan ikut menangis tersedu-sedu.
Denis Lo hebat!
๑•ิ.•ั๑
Selamat berjuang Kai!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kai-La
RomanceKaival adalah seorang player yang sangat suka bergonta-ganti pasangan. Dia gak percaya dengan yang namanya Cinta, baginya cinta dan kesetiaan itu adalah bulshit. sampai suatu ketika, Kaival yakin dirinya mendapatkan karma. Dia tertarik pada seorang...