🌺19. First Date (+)

23.1K 2.5K 187
                                    

Note: Tanda (+) disebelah judul menandakan ada tambahan part di dalam ebook.

🌺🌺🌺

Kedatangan Kaival ke rumah Aila bukanlah tanpa maksud. Dia ingin mengajak cewek itu ngedate. Mereka sama sekali belum pernah melakukan itu, jadi karena Aila sedang bebas tugas cukup lama makanya dia akan mengambil kesempatan emas tersebut.

Kaival menarik tangan Aila hingga cewek itu terduduk di pangkuannya, dengan erat Kaival memeluk Aila agar tak berontak. "Aku udah nurutin kemauan kamu untuk nggak ketemu selama seminggu. Jadi hari ini giliran kamu yang harus turutin kemauan aku. Mengerti?" Kaival berbicara dengan gerakan bibir nakal menciumi leher Aila.

Aila tersenyum tipis. Dirinya memang kejam akhir-akhir ini. Bukan hanya tak ingin bertemu, bahkan sekedar membalas chat saja jarang Aila lakukan. Bukan apa-apa, Aila sangat butuh istirahat untuk memulihkan fisiknya lagi. "Mau kemana emang?"

"Melakukan hal yang biasa dilakukan oleh manusia normal."

"Apa?"

"Ngedate."

"Bocah," cibir Aila.

"Kalo gitu mau langsung nikah aja?"

Aila tertawa sambil menepak lengan Kaival yang begitu erat melingkar di perutnya. "Kamu pikir menikah itu gampang?"

"Gampang. Gimana kalo kamu hamil kayak Keyra?"

"Ngaco ih anak kecil!" Aila sontak menolak rencana konyol itu.

Kaival tertawa. "Habisnya kamu nggak responsif, diajak ciuman aja pasif. Nunggu dipanasin dulu baru ngebales," keluh Kaival.

Aila memutar bola matanya. Resiko pacaran sama berondong ya gini, pembahasannya cenderung ke arah-arah nakal dan mesum. "Jangan samain aku dengan cewek-cewek yang sering kamu tidurin itu."

"Eh, siapa bilang aku sering nidurin cewek?" Kaival bertanya dengan mata memicing. "Kamu kalo ngomong suka bener, hahaha."

Aila kembali memukul lengan Kaival. "Seberapa sering, Kai?" sungguh Aila penasaran.

Kaival menyandarkan dagunya ke pundak Aila. "Nggak bisa dihitung dengan Angka," jawabnya terdengar sedikit bersalah.

Aila terdiam.

"Maaf..." kata Kaival dengan nada serius. "Tolong, jangan tinggalin aku cuma karena aku pernah punya masa lalu yang buruk sebelum aku kenal kamu. Aku bisa janjiin kamu dengan nyawa aku taruhannya, aku nggak akan nyentuh siapapun lagi selain kamu."

Aila tersenyum tipis. Dia mengusa pipi Kaival dengan lembut. "Aku percaya," katanya kemudian.

Kaival begitu senang mendengarnya. Dia hendak mencium bibir Aila kembali, namun kemudian ada benda keras yang menusuk perutnya ketika dengan gesit Aila memutar tubuh dan mereka berhadapan.

Sebuah pistol.

"Jangan macem-macem anak kecil," ujar Aila dengan ujung pistol yang masih menyentuh di perut Kaival.

Kaival mencebik. "Mulai deh ungkit umur," rajuknya.

"Lah emang iya kan? Kamu lupa kalo umur kita beda?"

Kai-LaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang