🍒21. I'm Not Virgin

25K 1.9K 171
                                    

"Aku nggak mau putus," ujar Kaival langsung ketika mobil melaju pelan.

Aila mendesah keras, dia memijat kepalanya yang terasa pening. "Terserah kamu deh," sahutnya pasrah.

"Nggak putus kan?" Tanya Kaival untuk lebih meyakinkan.

"Hmm," Aila hanya menjawab sekenanya.

"Hmm, apa?"

Aila mendelik pada Kaival. "Oke, kita nggak putus. Puas?!" Sergahnya.

Kaival memasang wajah sok minta dikasihani. "Maafin aku. Sumpah aku nggak akan ulangi itu lagi. Aku takut banget, Ai. Kamu udah cukup ngehukum aku semaleman, jangan lagi..." Kaival benar-benar memohon. Kalaupun harus berlutut, dia akan melakukan nya.

Aila diam saja. Sebenarnya dia hanya kesal saja pada Kaival. Dia tak suka pada cowok yang lebih mengutamakan nafsu ketimbang akal sehat, ditambah lagi alasan bulshit dari itu semua adalah untuk membuktikan cinta. Bagi Aila, Sex bukanlah alasan untuk menunjukkan kalau kita cinta pada seseorang. Namun Sex, bila dilakukan dengan cinta tanpa berlandaskan nafsu semata pasti akan lebih sempurna. Maka itulah prinsip Aila.

"Im not virgin," suara Aila terdengar begitu nyaring di telinga Kaival padahal Aila mengatakannya dengan sangat pelan.

Kaival belum merespon, tatapannya lurus ke depan, ke jalanan yang lengang. Beberapa waktu, suasana begitu hening. Lalu Kaival menoleh ke Aila, cewek itu pun membalas tatapannya.

"Sama siapa?" Tanya Kaival kemudian.

"Kamu nggak perlu tau," jawab Aila.

"Gimana mungkin aku nggak perlu tau, Ai? Aku pacar kamu!" Marah Kaival.

"Dan apa aku pernah nanya kamu udah tidur sama siapa aja?!" Balas Aila tak kalah membentak.

Kaival terdiam. Dia memang egois. Dia sudah meniduri banyak wanita, tapi dia tak rela saat tau Aila pun pernah tidur dengan laki-laki lain. Bukan karena Kaival tak menerima itu sebagai sesuatu yang "biasa" terjadi di zaman seperti ini. Tapi karena dia cemburu. Dia merasa cemburu yang teramat sangat, karena siapapun yang pernah menyentuh Aila pastilah merupakan orang yang sangat spesial di hati Aila.

"Sekarang terserah kamu. Kalo kamu mau terima aku dengan kondisi yang seperti ini, maka kita lanjutkan. Tapi kamu boleh memilih berhenti, dan aku bisa memakluminya."

Kaival meremas pegangan setir. Cara Aila bicara membuatnya merasa tak diperjuangkan. Seakan semua terserah Kaival, dan Aila akan biasa aja kalaupun dia menyerah.

"Kita mau kemana?" Tanya Kaival dengan nada datar.

"Folimer," jawab Aila.

Sepanjang perjalanan menuju Folimer, Kaival sama sekali tak mengeluarkan suara. Aila selalu melirik ke Kaival, cowok itu benar-benar memasang wajah dingin.

Mobil Kaival berhenti di depan markas Folimer. Kaival tetap memasang wajah dingin tanpa menoleh ke Aila, mungkin dia menunggu cewek itu bicara duluan atau turun.

"Kamu nggak..."

"Mobil kamu bakal aku suruh orang bengkel anter ke sini setelah selesai diganti Ban," potong Kaival.

Kai-LaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang