Siap buat baper?
One
.
.
.
Two
.
.
.
Three!Happy Reading guysssss!
🌺🌺🌺
Kaival begitu merindukan Aila. Sejak kepulangan mereka dari Area konflik, satu minggu ini Aila sama sekali tak bisa diajak bertemu lantaran ingin beristirahat total. Dihubungin pun susah, cueknya setengah mati. Kadang Kaival sampe mikir sebenernya mereka itu pacaran atau cuma dianya aja yang anggep Aila sebagai pacar.
Merasa sudah tak tahan harus menunggu Aila peka, Kaival pun memutuskan untuk mendatangi rumah cewek itu. Kini, dia sudah berdiri di depan depan pintu rumah Aila, menekan Bel dan menunggu dibukakan pintu.
Tak lama pintu terbuka, sosok ART muda langsung menyapa Kaival dengan senyum manis. "Mas, Kaival. Mau ketemu Non Aila, ya?" tanyanya begitu ramah.
"Mbak Nuri tau aja," sahut Kaival sambil setengah menggoda.
"Nama saya bukan Nuri, Mas. Tapi Ningsih," beritahu Mbak Ningsih dengan wajah cemberut.
"Eh, salah ya? Hahaha," Kaival tertawa, dia memang asal menyebut saja tadi.
"Ayo Mas masuk, Non Aila ada si rumah," suruh Mbak Ningsih.
"Makasih Mbak," Kaival pun tersenyum dan segera melangkah masuk ke dalam.
"Mas Kaival tunggu di sini dulu, ya. Mbak panggilin Non Aila di kamarnya," ujar Mbak Ningsih.
"Eh, Mbak biar saya langsung naik ke atas aja," minta Kaival.
"Eh tapi nanti Non Aila marah, Mas..." larang Mbak Marni, dia merasa takut kalau sampai Kaival naik ke kamar Aila dan majikannya itu ngamuk. Soalnya selama dia bekerja di sana, Aila belum pernah membiarkan atau mengajak laki-laki ke kamarnya.
"Tenang Mbak, saya yang akan tanggung jawab," kata Kaival dengan penuh keyakinan. Dia lalu berlari pelan menaiki tangga, meninggalkan Mbak Ningsih yang memasang wajah cemas.
Kaival sudah berdiri di depan pintu kamar Aila. Dia mengetuk tiga kali, menunggu jawaban dari dalam kamar itu. Karena tak ada sahutan, Kaival pun mengetuk lagi dan kali ini lebih keras. Nyatanya tetap tak ada jawaban.
Kaival pun nekat membuka pintu itu tanpa permisi. Dia berjalan masuk setelah menutup pintu itu kembali. Diedarkannya pandangan ke ruangan kamar yang luar biasa besar itu. Semua furniture di kamar Aila merupakan barang-barang kelas mewah. Ada fasilitas mini bar di dalam kamar, lengkap dengan botol-botol minuman beralkohol yang harganya juga selangit.
Dipan besar dengan kepala dipan berbentuk Mahkota Ratu. Tempat tidur itu langsung berhadapan dengan televisi layar bessar beserta home teather super lengkap. Ada space sofa untuk duduk-duduk semisal Aila mengajak teman-temannya ke situ. Dan kamar itu menghadap balkon dengan view kolam renang di bawahnya.
"Amazing..." lirih Kaival mengomentari kamar tersebut.
๑•ิ.•ั๑ ๑•ิ.•ั๑
"Amazing..."
Aila tersentak mendengar suara laki-laki di kamarnya. Dia baru aja selesai mandi, masih mengenakan handuk yang melilit di dada. Aila mengambil pistol yang tersimpan di bawah meja wastafel, mengendap kekuar dari dalam kamar mandi. Mata Aila mencari-cari sumber dari suara yang didengarnya tadi. Dia tak menemukan apa-apa, kamarnya kosong tanpa jejak siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kai-La
Roman d'amourKaival adalah seorang player yang sangat suka bergonta-ganti pasangan. Dia gak percaya dengan yang namanya Cinta, baginya cinta dan kesetiaan itu adalah bulshit. sampai suatu ketika, Kaival yakin dirinya mendapatkan karma. Dia tertarik pada seorang...