Mobil yang Kaival bawa melaju begitu pelan. Kaival sengaja, dia ingin memiliki waktu lebih lama bersama Aila di dalam sana. Meski wajah Aila begitu horor dan sama sekali tak bersuara, Kaival tetap merasa nyaman.
"Ai, gue boleh nanya nggak, Keyra sih?"
Mungkin dengan membicarakan Keyra, Aila mau mengeluarkan suaranya yang mahal itu.
"Lo kan adeknya, kenapa malah nanya gue?" Jawab Aila jutek.
"Panasss," sindir Kaival. Kesal, jengkel, pengen nonjok, semua bercampur di pikiran Kaival. Kalo aja Aila ini cowok, sudah habis babak belur sama dia.
Aila menolehkan kepala ke luar jendela, merasakan hembusan angin menerpa wajah dari atap mobil yang terbuka.
Tiba-tiba...
Convertible dari mobil Kaival bergerak menutup. Tangan Keyra yang tadi tersampir di jendela, seketika dia masukkan ke dalam. Keyra menatap Kaival begitu sengit, cowok itu seenaknya saja menginterupsi kesenangannya merasakan terpaan angin.
"Gue nggak suka wajah Lo diliatin sama cowok-cowok itu," tunjuk Kaival pada segerombolan cowok yang menggunakan motor, memang tadi terlihat berbisik-bisik sambil matanya memandangi Aila.
Aila mendengus. "Gue bukan pacar Lo ya, jadi nggak usah sok posesif sama gue!"
"Emang bukan. Kok Lo bisa mikir sampe kesitu?" Kaival nampak meledek Aila.
Aila seketika memalingkan wajahnya, kesal bercampur malu. Dia menatap lurus ke depan, ke jalanan macet yang didominasi oleh para pelajar dan pekerja.
Kaival terkekeh pelan, dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Andai Aila tau, dia begitu menyukai cewek itu. Bukan hanya suka, tapi cinta yang mendarah daging saking lebaynya.
"Gue turun di sini aja," ujar Aila saat mobil berada di persimpangan empat jalan saat lampu merah.
"Rumah Lo dimana?" Tanya Kaival sambil mengedarkan pandangan ke jalanan yang sama sekali tak ada bangunan rumah pribadi. Semuanya adalah ruko dan kantor dengan gedung yang tinggi-tinggi.
"Gue ngambung ojek aja," kata Aila yang langsung membuka pintu mobil.
Kaival lengah, dia baru akan meraih pergelangan tangan Aila tapi cewek itu sudah keluar dari mobil. Karena tak terima, Kaival ikut keluar dari mobil, mengejar Aila sebelum cewek itu sampai di tongkrongan tukang ojek.
Kaival menarik tangan Aila, memberhentikan langkah lebar cewek itu. "Niat gue anter Lo pulang ke rumah, bukan di jalan kayak gini," ujar Kaival sedikit marah.
"Apaan sih! Terserah gue dong!" Sentak Aila menepis tangannya tapi tak terlepas juga.
"Oke, gue atau Lo yang bakal nyerah. Kita liat aja," tantang Kaival. Dia tetap memegang pergelangan tangan Aila, membuat mereka berdiri di tengah-tengah trotoar.
"Kaival, Lo kenapa sih suka banget ganggu gue?! Lepasin!" Aila cemas, lampu sebentar lagi akan berubah hijau. Kendaraan pasti akan memaki mereka karena menghalangi jalan.
Kaival menulikan telinganya. Dia menatap Aila tanpa gentar sama sekali.
Lampu berubah hijau, Aila menarik tangannya lebih kuat tapi Kaival sama sekali tak mau melepaskan.
TINNNN!
TIN! TIN!
"Woi mbak, Mas, kalo mau pacaran jangan di tengah jalan!" Teriak salah satu pengendara jalan.
Mobil Kaival dan keberadaan mereka di tengah jalan membuat semua kendaraan macet total. Aila menoleh tak enak pada semua mobil yang membunyikan klakson.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kai-La
RomanceKaival adalah seorang player yang sangat suka bergonta-ganti pasangan. Dia gak percaya dengan yang namanya Cinta, baginya cinta dan kesetiaan itu adalah bulshit. sampai suatu ketika, Kaival yakin dirinya mendapatkan karma. Dia tertarik pada seorang...